Masmindo dan BPBD Luwu Siapkan Masyarakat Tanggap Bencana

Chaeruddin
Kamis, 21 Des 2023 00:15
Masmindo dan BPBD Luwu Siapkan Masyarakat Tanggap Bencana
Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana kepada masyarakat Latimojong. Foto: Chaeruddin
Comment
Share
LUWU - Perusahaan tambang emas PT Masmindo Dwi Area (Masmindo), mengambil langkah cepat dan lebih awal guna mengantisipasi dampak bencana di Kabupaten Luwu, khususnya di wilayah Latimojong sebagai area konsesi tambang mereka.

Berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, Latimojong merupakan zona merah kebencanaan dengan potensi bencana alam seperti longsor, banjir dan angin puting beliung.

Sebagai bagian dari komitmen peran aktif kegiatan sosial dan kemasyarakatan, Masmindo bekerjasama BPBD Luwu melaksanakan Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana kepada masyarakat Latimojong, baru-baru ini.

Sekira 50 perwakilan masyarakat dari 4 (empat) desa di Kecamatan Latimojong, hadir pada kegiatan tersebut. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Alamsyah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu Enrika Nurthalib.

Juga, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Usdin Iskandar, dan perwakilan Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Luwu. Turut hadir pula Camat Latimojong, para Kepala Desa dan Kepala Dusun dari Desa To’Barru, Kadundung, Ranteballa, dan Pajang, serta perwakilan manajemen dan karyawan Masmindo.

Mengawali kegiatan ini, Kepala BPBD Kabupaten Luwu Alamsyah menyampaikan arahan, penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama dan dilakukan secara sinergis dan sistematis.

"Semua pihak harus memahami dengan baik langkah-langkah penanganan bencana ini terutama untuk meminimalisir potensi korban jiwa. Alamsyah juga menayangkan film pendek yang menunjukkan sejumlah langkah tanggap darurat bila terjadi bencana," ujarnya.

Sejalan dengan hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Enrika Nurthalib menyampaikan, secara teoritis semua telah memahami dengan baik semua hal terkait pelestarian lingkungan, tetapi pada prakteknya masih banyak hal yang terjadi seperti masih banyaknya penebangan pohon di hutan secara sembarangan.

"Akibatnya hasil penebangan tersebut hanyut dan berdampak besar bagi lingkungan karena berpotensi menimbulkan bencana banjir yang merugikan masyarakat. Dengan sedang terjadinya perubahan iklim saat ini, mari kita semua lebih waspada terhadap potensi-potensi bencana, terutama dalam empat hingga lima bulan ke depan," ujarnya.

Faktor lain yang juga bisa menjadi potensi bencana dan memperparah dampak seperti yang disampaikan Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Luwu Usdin Iskandar.

"Warga yang posisi rumahnya membelakangi sungai cenderung menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah secara sembarangan, sehingga tentunya hal ini akan menimbulkan dampak lingkungan dan berpotensi menimbulkan banjir," urainya.

"Selain perlunya menjaga kebersihan sungai, untuk meminimalkan dampak bencana kami juga menghimbau agar warga masyarakat tidak membangun pemukiman di daerah bantaran sungai yakni dalam radius area lk. 50 meter," tambah Usdin.

Pihak BPBD juga memberikan materi seputar regulasi pembentukan Desa Tanggap Bencana (DESTANA). Sejalan dengan materi tersebut ditegaskan bahwa kegiatan sosialisasi dan simulasi yang dilakukan ini merupakan langkah awal menuju pembentukan DESTANA.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru