YKPM Sulsel Gelar Kolaborasi dengan Program KASSAKI DPMD Pangkep

Tim Sindomakassar
Minggu, 14 Jul 2024 09:55
YKPM Sulsel Gelar Kolaborasi dengan Program KASSAKI DPMD Pangkep
YKPM Sulsel melalui Program INKLUSI melaksanakan pertemuan sekolah perempuan di Aula Kantor Camat Liukang Tupabbiring Utara, Pulau Sabutung Pangkep pada Selasa (9/7). Foto: Istimewa
Comment
Share
PANGKEP - YKPM Sulsel melalui Program INKLUSI melaksanakan pertemuan sekolah perempuan di Aula Kantor Camat Liukang Tupabbiring Utara, Pulau Sabutung Pangkep pada Selasa (9/7).

Hadir Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Pangkep, Djajang yang ingin melihat dan berdiskusi dengan sekolah perempuan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh YKPM Sulsel.

Hal ini sejalan dengan Program KASSAKI (Kolaborasi Fasilitas Pemberdayaan Masyarakat Turunkan Kemiskinan di Desa) yang diinisiasi oleh Djajang. Program KASSAKI adalah sebuah program kolaborasi bersama dengan beberapa pihak salah satunya dengan YKPM Sulsel untuk bersama-sama menurunkan kemiskinan di wilayah Kabupaten Pangkep.



Dalam pertemuan sekolah perempuan ini, Djajang memberikan pengarahan tentang pentingnya keterlibatan kelompok perempuan mengambil bagian dalam menurunkan angka kemiskinan khususnya di kepulauan, salah satunya melalui program pemberdayaan ekonomi.

"Kemiskinan adalah persoalan daerah ini, namun dengan begitu banyaknya potensi yang bisa dikembangkan oleh kegiatan yang dilakukan Sekolah Perempuan yang secara dasar juga sudah memiliki kegiatan pemberdayaan ekonomi menjadi peluang untuk bisa terus dikembangkan," kata Djajang.

Djajang juga memberikan salah satu contoh kegiatan menggali potensi nilai hasil laut di wilayah kepulauan adalah potensi cumi yang jauh lebih mudah didapatkan di pulau.

"Contoh pengembangan hasil laut yang bisa bernilai tinggi adalah cumi. Cumi jika biasanya orang membeli mentah mungkin harganya Rp50 ribu sekilo. Tapi jika cumi ini diolah dan dikeringkan kemudian dikemas dan dijual di luar, maka harganya akan bernilai jauh lebih tinggi bisa dua kali lipat," ujarnya.

Koordinator Program YKPM Sulsel, Rosniati mengungkapkan untuk program INKLUSI yang saat ini dikelola bersama ibu-ibu sekolah perempuan berharap untuk bisa difasilitasi.

"Di Komunitas kami Sekolah Perempuan sudah memiliki beberapa jenis usaha. Tantangan tentu seperti biasa adalah fasilitas modal dan pemasaran dan tentunya pembinaan yang berkelanjutan," ungkap Rosniati.



Rosniati menuturkan, sebut saja Naje yakni ibu penyandang disabilitas yang memiliki usaha telur asin. Ada juga Sitti Salehah yang merupakan pengrajin kayu seperti miniatur perahu, flashdisk dan lain-lain.

"Termasuk juga sejumlah usaha lainnya. Jadi berharap melalui program KASSAKI potensi-potensi yang sudah ada ini bisa dikolaborasikan agar memiliki daya saing yang lebih tinggi, termasuk tadi pengolahan bahan cumi," terangnya.

Program INKLUSI adalah salah satu program pemberdayaan perempuan melalui Komunitas Sekolah Perempuan yang tersebar di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Pangkep. Kolaborasi Program ini dan KASSAKI sebelumnya telah dilaksanakan di Desa Tompo Bulu, Kecamatan Balocci dan juga di Pulau Laiya, Desa Mattiro Labangeng, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara.

Adapun angka kemiskinan di Pangkep masih cukup tinggi di Sulawesi Selatan sesuai data Badan Pusat Statistik Tahun 2023. Salah satunya di wilayah kepulauan yang disebabkan oleh sejumlah faktor seperti keterbatasan akses informasi, pendidikan, kesehatan dan juga tantangan masyarakat pulau yang lebih banyak memilih melaut atau menjadi nelayan daripada memilih alternatif lainnya.
(UMI)
Berita Terkait
Berita Terbaru