Batik Gunasti Andalkan Bright Gas Pertamina untuk Efisiensi Proses Membatik Cap

Maman Sukirman
Selasa, 29 Apr 2025 18:22
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, tengah menekan cap tembaga bermotif tradisional ke kain putih menggunakan lilin batik yang dipanaskan.
1/10
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, tengah menekan cap tembaga bermotif tradisional ke kain putih menggunakan lilin batik yang dipanaskan.
Sukadi memasang tabung Bright Gas Pertamina yang digunakan untuk memanaskan lilin batik.
2/10
Sukadi memasang tabung Bright Gas Pertamina yang digunakan untuk memanaskan lilin batik.
Aneka bahan pewarna alami yang digunakan dalam proses pewarnaan batik di Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo.
3/10
Aneka bahan pewarna alami yang digunakan dalam proses pewarnaan batik di Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo.
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, dengan telaten mencetak motif batik cap di atas kain putih di ruang kerjanya yang sederhana.
4/10
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, dengan telaten mencetak motif batik cap di atas kain putih di ruang kerjanya yang sederhana.
Tangan terampil seorang perajin batik mencelupkan cap tembaga ke dalam cairan lilin panas yang dipanaskan menggunakan Bright Gas Pertamina di salah satu bengkel Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo.
5/10
Tangan terampil seorang perajin batik mencelupkan cap tembaga ke dalam cairan lilin panas yang dipanaskan menggunakan Bright Gas Pertamina di salah satu bengkel Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo.
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo, dengan teliti menekan cap tembaga bermotif klasik yang telah dicelupkan ke lilin panas ke atas kain mori.  foto 7.
6/10
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo, dengan teliti menekan cap tembaga bermotif klasik yang telah dicelupkan ke lilin panas ke atas kain mori. foto 7.
Di balik kesederhanaan bengkel batiknya, tradisi membatik cap terus dijaga sebagai warisan budaya yang tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
7/10
Di balik kesederhanaan bengkel batiknya, tradisi membatik cap terus dijaga sebagai warisan budaya yang tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
Seorang perajin muda menggambar pola batik di kain mori, sementara Sukadi, perajin senior Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, mencetak motif menggunakan cap tembaga.
8/10
Seorang perajin muda menggambar pola batik di kain mori, sementara Sukadi, perajin senior Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, mencetak motif menggunakan cap tembaga.
Beragam kain batik cap dengan motif klasik dan warna berbeda hasil karya Batik Gunasti terpajang di Kampung Batik Kauman, Solo.
9/10
Beragam kain batik cap dengan motif klasik dan warna berbeda hasil karya Batik Gunasti terpajang di Kampung Batik Kauman, Solo.
Seorang pengunjung memilih busana batik modern di galeri Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo. Inovasi desain dan ragam warna menjadikan batik tradisional semakin diminati generasi muda tanpa meninggalkan nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
10/10
Seorang pengunjung memilih busana batik modern di galeri Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo. Inovasi desain dan ragam warna menjadikan batik tradisional semakin diminati generasi muda tanpa meninggalkan nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, tengah menekan cap tembaga bermotif tradisional ke kain putih menggunakan lilin batik yang dipanaskan.
Sukadi memasang tabung Bright Gas Pertamina yang digunakan untuk memanaskan lilin batik.
Aneka bahan pewarna alami yang digunakan dalam proses pewarnaan batik di Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo.
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, dengan telaten mencetak motif batik cap di atas kain putih di ruang kerjanya yang sederhana.
Tangan terampil seorang perajin batik mencelupkan cap tembaga ke dalam cairan lilin panas yang dipanaskan menggunakan Bright Gas Pertamina di salah satu bengkel Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo.
Sukadi, perajin batik dari Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo, dengan teliti menekan cap tembaga bermotif klasik yang telah dicelupkan ke lilin panas ke atas kain mori.  foto 7.
Di balik kesederhanaan bengkel batiknya, tradisi membatik cap terus dijaga sebagai warisan budaya yang tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
Seorang perajin muda menggambar pola batik di kain mori, sementara Sukadi, perajin senior Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, mencetak motif menggunakan cap tembaga.
Beragam kain batik cap dengan motif klasik dan warna berbeda hasil karya Batik Gunasti terpajang di Kampung Batik Kauman, Solo.
Seorang pengunjung memilih busana batik modern di galeri Batik Gunasti, Kampung Batik Kauman, Solo. Inovasi desain dan ragam warna menjadikan batik tradisional semakin diminati generasi muda tanpa meninggalkan nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
Comments
Surakarta - Di antara aroma malam panas dan denting alat cap yang berpadu di ruang kerja sederhana, Sukadi, seorang artisan batik dari Batik Gunasti di Kampung Batik Kauman, Solo, tampak tekun menekan cap tembaga bermotif tradisional ke atas kain putih. Setiap tekanan tangannya menghasilkan pola yang rapi dan simetris, hasil keterampilan puluhan tahun yang kini ditunjang oleh energi bersih dari Bright Gas Pertamina.

Saat ditemui di ruang kerjanya, di Kampung Batik Kauman, Solo, Kamis (25/4/2025), Sukadi bercerita bahwa proses membatik cap membutuhkan kestabilan panas untuk menjaga kualitas malam atau lilin batik agar tetap mencair sempurna. Dulu, ia kerap menggunakan kompor minyak tanah yang suhunya sulit diatur dan sering membuat malam gosong. Namun, sejak beralih ke Bright Gas, pekerjaannya menjadi lebih efisien dan nyaman.

“Kalau pakai Bright Gas, apinya stabil dan cepat panas. Malamnya tidak mudah gosong, jadi hasil cap lebih halus dan warnanya nanti juga keluar bagus,” ujar Sukadi di sela-sela pekerjaannya.

Batik Gunasti dikenal sebagai salah satu perajin batik tertua di Kauman, sentra batik klasik di Surakarta. Di ruang produksi yang dipenuhi perabot kayu tua dan lemari batik warna-warni, Bright Gas berwarna merah muda terlihat menemani proses kreatif itu. Selain memberikan kestabilan api, penggunaan Bright Gas juga lebih praktis dan ramah lingkungan dibanding bahan bakar tradisional.

Pertamina melalui produk Bright Gas terus mendukung pelaku usaha kecil dan pengrajin tradisional untuk beralih ke energi bersih yang lebih aman. Bagi Sukadi dan para pengrajin lainnya, kehadiran Bright Gas bukan sekadar mempermudah pekerjaan, tetapi juga menjaga keberlanjutan tradisi batik yang menjadi warisan budaya Indonesia.

“Kami ingin terus melestarikan batik cap. Dengan dukungan energi yang bagus seperti ini, pekerjaan jadi ringan dan hasilnya tetap bisa menjaga mutu batik klasik Kauman,” tambah Sukadi sambil tersenyum.

Kini, di setiap helai kain batik dari Batik Gunasti, tersimpan bukan hanya keindahan motif dan warna, tetapi juga cerita tentang transformasi energi yang mendukung warisan budaya tetap hidup di tengah zaman modern.
(MAS)
Foto Terkait
Merawat Mangrove Demi Keberlanjutan Energi Hijau dan Kehidupan Nelayan Pesisir
Merawat Mangrove Demi Keberlanjutan Energi Hijau dan Kehidupan Nelayan Pesisir
Sebagai bagian dari komitmennya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan, Pertamina terus melanjutkan program rehabilitasi dan pelestarian mangrove di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Langkah ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mengembangkan energi hijau, sekaligus mendukung pelestarian lingkungan laut yang memiliki dampak penting bagi ekosistem dan perekonomian masyarakat pesisir.
Senin, 28 Okt 2024 20:34
Upaya Meningkatkan Pendidikan di Daerah Terpencil, Pertamina Gagas Sekolah Alam di Wilayah 3T
Upaya Meningkatkan Pendidikan di Daerah Terpencil, Pertamina Gagas Sekolah Alam di Wilayah 3T
Pertamina sebagai salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) berkolaborasi dengan Komunitas Macaca Group menggelar kegiatan pendidikan program Sekolah Alam Perhutanan Sosial Cindakko, di wilayah daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)
Jum'at, 25 Okt 2024 07:17
FOTO: Pertamina Jamin BBM dan LPG di Sulawesi Aman saat Hari Raya Idul Fitri
FOTO: Pertamina Jamin BBM dan LPG di Sulawesi Aman saat Hari Raya Idul Fitri
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Erwin Dwiyanto (tengah), bersama timnya saat konferensi pers di Meiji Sushi, Jalan Muchtar Lutfi, Kota Makassar, Kamis (28/3/2024).
Jum'at, 29 Mar 2024 10:22
Pertamina Dorong UMKM di Desa Wisata Karangan Latimojong Enrekang
Pertamina Dorong UMKM di Desa Wisata Karangan Latimojong Enrekang
Desa Wisata Karangan Latimojong dengan sejuta potensi dan daya tarik wisata yang luar biasa, dimana terdapat salah satu gunung tertinggi di Indonesia bernama Gunung Latimojong. Dikenal dengan sebutan atapnya Sulawesi, karena Gunung Latimojong merupakan gunung tertinggi di pulau Sulawesi.
Jum'at, 27 Okt 2023 23:54
Pertamina Patra Niaga Berdayakan Kelompok Wanita Tani Makassar dengan Hydroponics Farm
Pertamina Patra Niaga Berdayakan Kelompok Wanita Tani Makassar dengan Hydroponics Farm
Beberapa ibu anggota kelompok wanita tani (KWT) Sigalu binaan PT Pertamina Patra Niaga memanen sayur dan ikan lele, Makassar (24/10/2023). 
Selasa, 24 Okt 2023 23:20
Foto Terbaru