PLN–Rappo Indonesia Dorong Masyarakat Kelola Sampah Plastik Menjadi Produk Bernilai

Maman Sukirman
Selasa, 25 Nov 2025 19:24
Rosandi mengolah sampah plastik di rumah produksi Rappo Indonesia, Makassar, bagian dari program TJSL PLN yang mendorong ekonomi hijau dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
1/11
Rosandi mengolah sampah plastik di rumah produksi Rappo Indonesia, Makassar, bagian dari program TJSL PLN yang mendorong ekonomi hijau dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Seorang pekerja menimbang tutup botol plastik sebagai bahan daur ulang di fasilitas pengolahan Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN untuk mengurangi sampah dan mendukung ekonomi hijau.
2/11
Seorang pekerja menimbang tutup botol plastik sebagai bahan daur ulang di fasilitas pengolahan Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN untuk mengurangi sampah dan mendukung ekonomi hijau.
Wanda mengangkut sampah plastik ke rumah produksi Rappo Indonesia di Makassar, sebagai bagian dari program TJSL PLN untuk mendorong pengelolaan sampah dan ekonomi hijau.
3/11
Wanda mengangkut sampah plastik ke rumah produksi Rappo Indonesia di Makassar, sebagai bagian dari program TJSL PLN untuk mendorong pengelolaan sampah dan ekonomi hijau.
Wanda pekerja Rappo Indonesia memasukkan botol plastik ke wadah pengumpulan sampah di rumah produksi Untia, Makassar, sebagai bagian dari program TJSL PLN untuk mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
4/11
Wanda pekerja Rappo Indonesia memasukkan botol plastik ke wadah pengumpulan sampah di rumah produksi Untia, Makassar, sebagai bagian dari program TJSL PLN untuk mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
Biji plastik hasil daur ulang diperlihatkan sebelum diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi dalam program TJSL PLN bersama Rappo Indonesia.
5/11
Biji plastik hasil daur ulang diperlihatkan sebelum diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi dalam program TJSL PLN bersama Rappo Indonesia.
Wanda pekerja Rappo Indonesia mengoperasikan mesin produksi di rumah produksi Untia, Makassar, tempat sampah plastik diolah menjadi material daur ulang bernilai guna melalui program TJSL PLN.
6/11
Wanda pekerja Rappo Indonesia mengoperasikan mesin produksi di rumah produksi Untia, Makassar, tempat sampah plastik diolah menjadi material daur ulang bernilai guna melalui program TJSL PLN.
Seorang pekerja mengolah tutup botol plastik di rumah produksi Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN yang mendaur ulang sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
7/11
Seorang pekerja mengolah tutup botol plastik di rumah produksi Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN yang mendaur ulang sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
Rosandi merapikan material plastik daur ulang di rumah produksi Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN yang mendorong ekonomi hijau di pesisir.
8/11
Rosandi merapikan material plastik daur ulang di rumah produksi Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN yang mendorong ekonomi hijau di pesisir.
PT PLN UID Sulselrabar menggandeng Rappo Indonesia untuk mengurangi sampah plastik dan mengolahnya menjadi produk bernilai guna.
9/11
PT PLN UID Sulselrabar menggandeng Rappo Indonesia untuk mengurangi sampah plastik dan mengolahnya menjadi produk bernilai guna.
Rosandi menyelesaikan kursi minimalis yang terbuat dari plastik daur ulang
10/11
Rosandi menyelesaikan kursi minimalis yang terbuat dari plastik daur ulang
Kursi dan meja minimalis yang terbuat dari plastik daur ulang mendukung keberlanjutan lingkungan dan bernilai ekonomi.
11/11
Kursi dan meja minimalis yang terbuat dari plastik daur ulang mendukung keberlanjutan lingkungan dan bernilai ekonomi.
Rosandi mengolah sampah plastik di rumah produksi Rappo Indonesia, Makassar, bagian dari program TJSL PLN yang mendorong ekonomi hijau dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Seorang pekerja menimbang tutup botol plastik sebagai bahan daur ulang di fasilitas pengolahan Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN untuk mengurangi sampah dan mendukung ekonomi hijau.
Wanda mengangkut sampah plastik ke rumah produksi Rappo Indonesia di Makassar, sebagai bagian dari program TJSL PLN untuk mendorong pengelolaan sampah dan ekonomi hijau.
Wanda pekerja Rappo Indonesia memasukkan botol plastik ke wadah pengumpulan sampah di rumah produksi Untia, Makassar, sebagai bagian dari program TJSL PLN untuk mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
Biji plastik hasil daur ulang diperlihatkan sebelum diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi dalam program TJSL PLN bersama Rappo Indonesia.
Wanda pekerja Rappo Indonesia mengoperasikan mesin produksi di rumah produksi Untia, Makassar, tempat sampah plastik diolah menjadi material daur ulang bernilai guna melalui program TJSL PLN.
Seorang pekerja mengolah tutup botol plastik di rumah produksi Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN yang mendaur ulang sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
Rosandi merapikan material plastik daur ulang di rumah produksi Rappo Indonesia, bagian dari program TJSL PLN yang mendorong ekonomi hijau di pesisir.
PT PLN UID Sulselrabar menggandeng Rappo Indonesia untuk mengurangi sampah plastik dan mengolahnya menjadi produk bernilai guna.
Rosandi menyelesaikan kursi minimalis yang terbuat dari plastik daur ulang
Kursi dan meja minimalis yang terbuat dari plastik daur ulang mendukung keberlanjutan lingkungan dan bernilai ekonomi.
Comments
Makassar - Suasana berbeda tampak di Rumah Produksi Daur Ulang Rappo Indonesia di Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, pada Rabu (24/11/2025). Di ruang kerja yang sederhana itu, beberapa perajin dan pengolah sampah terlihat sibuk memilah dan mencacah plastik sebelum diolah menjadi produk bernilai guna. Dari limbah yang sebelumnya tak terpakai, mereka menciptakan meubel, tas, sandal, dan berbagai kerajinan ramah lingkungan lainnya. Aktivitas kecil namun bermakna ini menunjukkan bagaimana kolaborasi PT PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) dengan Rappo Indonesia mulai menghadirkan dampak nyata.

Inisiatif tersebut merupakan bagian dari komitmen PLN untuk mendorong keberlanjutan lingkungan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). PLN tidak hanya menghadirkan listrik andal, tetapi juga solusi inovatif dalam pengelolaan sampah plastik.

“Melalui kolaborasi dengan Rappo Indonesia, PLN ingin menghadirkan solusi konkret untuk mengurangi sampah plastik sekaligus memberdayakan masyarakat,” ujar General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah. Menurutnya, transisi energi bersih harus berjalan berdampingan dengan transisi hijau dalam pengelolaan lingkungan.

Program TJSL ini juga bertujuan mengajak masyarakat terlibat langsung. Melalui rangkaian pelatihan dan pendampingan, warga didorong untuk mampu mengelola sampah secara mandiri hingga menjadikannya peluang usaha. “Masyarakat diharapkan mampu mengelola sampah secara mandiri dan menjadikannya sebagai peluang usaha baru,” kata Edyansyah.

Ia menambahkan, komitmen ini selaras dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada bidang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. “Keberlanjutan lingkungan adalah bagian penting dari layanan energi yang bersih dan berkeadilan,” ujarnya.

Rappo Indonesia, sebagai pelopor ekonomi sirkular berbasis komunitas, mengoptimalkan teknologi dan pemberdayaan warga dalam mengubah sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomi. Founder Rappo Indonesia, Akmal, menyebut bahwa kerja sama dengan PLN telah membawa dampak positif, khususnya di kawasan pesisir yang rentan terhadap persoalan sampah plastik.

Sejak program TJSL berjalan, aktivitas ekonomi di Untia mulai tumbuh. Sekitar 150 warga terlibat dalam ekosistem produksi—mulai dari pengumpulan dan pengolahan sampah hingga pembuatan furnitur daur ulang. “Program ini membuka peluang masyarakat untuk memperoleh lapangan kerja sekaligus mendukung perekonomian lokal,” ujar Akmal.

Rappo juga memperluas jaringan kerja sama dengan dua mitra perajin, empat mitra pengolah plastik, dua TPS3R, satu bank sampah, empat pengepul, serta menggelar berbagai kegiatan Waste Collecting Event untuk menyediakan aliran bahan baku yang konsisten.

“Hingga kini, Rappo telah mengelola 1,36 ton sampah menjadi produk kerajinan bernilai ekonomis tinggi,” kata Akmal. Ia berharap program ini dapat menjadi model pengembangan industri kecil yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Melalui langkah bersama ini, PLN dan Rappo Indonesia menunjukkan bahwa sampah plastik bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang—ketika dikelola secara kreatif dan melibatkan masyarakat sebagai penggerak utama perubahan.
(MAS)
Foto Terkait
Foto Terbaru