Lulus dari Sekolah Lansia, 16 Warga Maros Diwisuda
Rabu, 11 Des 2024 16:50
Bupati Chaidir Syam berinteraksi dengan salah satu peserta wisuda program pendidikan lansia. Foto: SINDO Makassar/Najmi S Limonu
MAROS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros mewisuda 16 orang warga lanjut usia (lansia) yang telah mengikuti program pendidikan lansia, Rabu (11/12/2024). Prosesi wisuda berlangsung di Baruga B.
Prosesi wisuda dikemas dengan suasana serupa dengan wisuda mahasiswa pada umumnya. Bupati Maros, AS Chaidir Syam memindahkan tali toga peserta wisuda dari kiri ke kanan.
Chaidir Syam mengatakan, prosesi wisuda ini dilakukan setelah para lansia ini menempuh pembelajaran selama 7 bulan.
“Mereka mengikuti pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-masing, dan gelarnya adalah Sarjana Lansia (SL),” katanya.
Program ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Maros untuk menyediakan pendidikan bagi lansia. Saat ini, sudah ada empat sekolah lansia yang beroperasi di Maros.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Shodiqin menjelaskan, kurikulum yang diterapkan memiliki durasi bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga 1 tahun, dengan minimal 12 kali pertemuan.
Program ini melibatkan berbagai aspek pembelajaran, antara lain agama, lingkungan, dan olahraga.
"Program pendidikan ini lebih kepada silaturahmi dan menjaga interaksi sosial di kalangan lansia. Bukan sekadar mengajarkan membaca atau menulis, tetapi lebih kepada membangun komunitas yang sehat dan aktif," ujarnya.
Shodiqin menambahkan jenjang pendidikan yang ditawarkan mulai dari S1 hingga S3. Bahkan, para peserta yang mencapai tingkat pendidikan S3 dapat menjadi pengajar untuk peserta lainnya.
“Jika sudah mencapai S3, mereka bisa mengajar peserta lain yang berada di tingkat S1,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Pokja Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Ariani Hamsir mengatakan peserta sekolah lansia ini harus berusia minimal 60 tahun.
Program ini tidak dipungut biaya, dan pengajarnya berasal dari berbagai sektor, seperti Dinas Pendidikan, psikologi, kesehatan, dan olahraga.
"Program ini bertujuan untuk mengisi waktu lansia agar mereka tidak merasa bosan atau terisolasi di rumah. Kami juga berharap dapat menciptakan komunitas yang saling mendukung antar sesama lansia," ujarnya.
Saat ini, sudah ada dua angkatan calon mahasiswa baru untuk sekolah lansia. Dengan jumlah minimal 30 peserta per angkatan.
Sementara itu salah satu wisudawan, Muhammad Nur (75) mengaku belum pernah mengenyam pendidikan formal sebelumnya. Ia merasa sangat puas dengan ilmu yang didapatkan selama mengikuti program sekolah lansia.
“Pelajarannya yang diterima itu lebih berfokus pada pengetahuan orang tua dan juga olahraga,” tuturnya.
Dalam program pendidikan ini, setiap pertemuan berlangsung selama dua jam, mulai dari jam 10 pagi hingga jam 12 siang.
Muhammad Nur menambahkan, ia merasa sangat terbantu dengan berbagai pelajaran yang diperolehnya, terutama dalam hal menjaga kesehatan dan berinteraksi dengan sesama lansia.
"Setiap pertemuan saya bisa belajar banyak, dan itu sangat bermanfaat untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat," tutupnya.
Prosesi wisuda dikemas dengan suasana serupa dengan wisuda mahasiswa pada umumnya. Bupati Maros, AS Chaidir Syam memindahkan tali toga peserta wisuda dari kiri ke kanan.
Chaidir Syam mengatakan, prosesi wisuda ini dilakukan setelah para lansia ini menempuh pembelajaran selama 7 bulan.
“Mereka mengikuti pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-masing, dan gelarnya adalah Sarjana Lansia (SL),” katanya.
Program ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Maros untuk menyediakan pendidikan bagi lansia. Saat ini, sudah ada empat sekolah lansia yang beroperasi di Maros.
Baca Juga: MSP Gelar Baksos di Makassar, Berbagi Kasih dengan 1.000 Lansia & Masyarakat Prasejahtera
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Shodiqin menjelaskan, kurikulum yang diterapkan memiliki durasi bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga 1 tahun, dengan minimal 12 kali pertemuan.
Program ini melibatkan berbagai aspek pembelajaran, antara lain agama, lingkungan, dan olahraga.
"Program pendidikan ini lebih kepada silaturahmi dan menjaga interaksi sosial di kalangan lansia. Bukan sekadar mengajarkan membaca atau menulis, tetapi lebih kepada membangun komunitas yang sehat dan aktif," ujarnya.
Shodiqin menambahkan jenjang pendidikan yang ditawarkan mulai dari S1 hingga S3. Bahkan, para peserta yang mencapai tingkat pendidikan S3 dapat menjadi pengajar untuk peserta lainnya.
“Jika sudah mencapai S3, mereka bisa mengajar peserta lain yang berada di tingkat S1,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Pokja Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Ariani Hamsir mengatakan peserta sekolah lansia ini harus berusia minimal 60 tahun.
Program ini tidak dipungut biaya, dan pengajarnya berasal dari berbagai sektor, seperti Dinas Pendidikan, psikologi, kesehatan, dan olahraga.
"Program ini bertujuan untuk mengisi waktu lansia agar mereka tidak merasa bosan atau terisolasi di rumah. Kami juga berharap dapat menciptakan komunitas yang saling mendukung antar sesama lansia," ujarnya.
Saat ini, sudah ada dua angkatan calon mahasiswa baru untuk sekolah lansia. Dengan jumlah minimal 30 peserta per angkatan.
Sementara itu salah satu wisudawan, Muhammad Nur (75) mengaku belum pernah mengenyam pendidikan formal sebelumnya. Ia merasa sangat puas dengan ilmu yang didapatkan selama mengikuti program sekolah lansia.
“Pelajarannya yang diterima itu lebih berfokus pada pengetahuan orang tua dan juga olahraga,” tuturnya.
Dalam program pendidikan ini, setiap pertemuan berlangsung selama dua jam, mulai dari jam 10 pagi hingga jam 12 siang.
Muhammad Nur menambahkan, ia merasa sangat terbantu dengan berbagai pelajaran yang diperolehnya, terutama dalam hal menjaga kesehatan dan berinteraksi dengan sesama lansia.
"Setiap pertemuan saya bisa belajar banyak, dan itu sangat bermanfaat untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat," tutupnya.
(MAN)
Berita Terkait
Sulsel
Pemkab Maros Gandeng BaKTI Lakukan Penguatan Lembaga Pelayanan
Yayasan BaKTI bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menggelar penguatan lembaga penyedia layanan multi pihak dan UPTD di Grand Town Hotel Mandai Maros, Selasa (10/12/2024).
Rabu, 11 Des 2024 08:46
Sulsel
Pemkab Maros Perbaiki Lampu Jalan Poros Trans Sulawesi, Rampung Pekan Depan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros melalui Dinas Pekerjaan Umum mulai memasang kembali lampu jalan atau lampu hias di jalan poros Trans Sulawesi mulai Kali Bone sampai Mandai.
Selasa, 10 Des 2024 17:46
News
Bupati Maros Kembali Raih Penghargaan di Bidang Literasi
Bupati Maros, AS Chaidir Syam kembali meraih penghargaan di bidang literasi. Kali ini, penghargaan itu datang dari Pengurus Pusat Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB).
Senin, 09 Des 2024 16:25
Sulsel
UMR Maros Bakal Naik Jadi Rp3.657.527 Tahun Depan
Hal ini sejalan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang bakal ditetapkan PJ Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel). Kenaikan UMP di angka 6,5 persen.
Senin, 09 Des 2024 15:06
Sulsel
Trail Run Tompobulu Maros 2024 Manjakan 500 Pelari dengan Keindahan Alam
Event trail run pertama di daerah pengembang wisata Tompobulu, Kabupaten Maros ramai dihadiri peserta. Tidak tanggung-tanggung, 500 peserta lari turut memboyong keluarganya.
Minggu, 08 Des 2024 17:44
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
5 Komisioner KPU Jeneponto Diadukan ke DKPP RI, Ini Nama-namanya
2
Diduga Pakai Data Ganda, Oknum Kadis di Jeneponto Viral Nyoblos di TPS Berbeda
3
MSP Gelar Baksos di Makassar, Berbagi Kasih dengan 1.000 Lansia & Masyarakat Prasejahtera
4
Tim Transisi Fathul Fauzy-Sahabuddin Diisi Lima Mantan Legislator
5
Proyek Jembatan Penyeberangan di Desa Tabaroge Lutim Disoal
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
5 Komisioner KPU Jeneponto Diadukan ke DKPP RI, Ini Nama-namanya
2
Diduga Pakai Data Ganda, Oknum Kadis di Jeneponto Viral Nyoblos di TPS Berbeda
3
MSP Gelar Baksos di Makassar, Berbagi Kasih dengan 1.000 Lansia & Masyarakat Prasejahtera
4
Tim Transisi Fathul Fauzy-Sahabuddin Diisi Lima Mantan Legislator
5
Proyek Jembatan Penyeberangan di Desa Tabaroge Lutim Disoal