Kinerja Perbankan di Sulsel Tumbuh Positif, OJK: Aset Tembus Rp204,99 T & DPK Rp137,34 T
Jum'at, 09 Mei 2025 18:34

Pimpinan OJK Sulselbar tampak berbincang pafa acara Journalist Update sembari menunjukkan data mengenai kinerja perbankan pada triwulan I 2025 yang mampu tumbuh positif. Foto/IST
MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) tumbuh positif pada triwulan I 2025. Hal itu terlihat dari total aset perbankan, dana pihak ketiga alias DPK, dan penyaluran kredit yang mampu tumbuh positif, meski tidak begitu signifikan.
Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Moch Muchlasin, menyampaikan ketiga indikator kinerja perbankan itu mengalami pertumbuhan, masing-masing yakni 5,91 persen, 6,55 persen, dan 3,76 persen secara tahunan alias year on year (yoy).
"Pada Maret 2025, perbankan Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan secara year on year untuk Aset, DPK dan Kredit masing-masing sebesar 5,91 persen, 6,55 persen, dan 3,76 persen," kata Muchlasin, saat acara Journalist Update di Kantor OJK Sulselbar, Jumat (9/5/2025).
Adapun tingkat risiko kredit terjaga pada level 2,87 persen dengan fungsi intermediasi (LDR) mencapai 122,93 persen.
Muchlasin menjabarkan komposisi total aset perbankan di Sulsel sebesar Rp204,99 triliun, didominasi dari bank umum Rp201,19 triliun dan BPR Rp3,79 triliun. Total aset perbankan di Sulsel pada triwulan I 2025 mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp193,55 triliun.
Untuk DPK di Sulsel pada awal tahun ini, OJK mencatat komposisinya bersumber dari bank umum Rp134,78 triliun dan BPR Rp2,48 triliun. Jumlah DPK sebesar Rp137,34 triliun mengalami pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp128,9 triliun.
Portofolio DPK di Sulsel didominasi dari tabungan sebesar Rp82,02 triliun atau setara 60 persen. Disusul oleh deposito Rp34,27 triliun atau setara 25 persen, dan giro Rp21,06 triliun atau setara 15 persen.
Sedangkan untuk penyaluran kredit, OJK mendata komposisinya yakni bank umum Rp162,52 triliun dan BPR Rp3,26 triliun. Total penyaluran kredit pada triwulan I 2025 sebesar Rp165,78 triliun, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp159,77 triliun.
Muchlasin mengimbuhkan kredit produktif sedikit lebih banyak dibandingkan kredit konsumtif. Untuk kredit produktif Rp89,39 triliun atau sebesar 57 persen, dengan NPL 3,9 persen. Sedangkan untuk kredit konsumtif Rp76,89 triliun atau 43 persen, dengan NPL sebesar 1,65 persen.
Dalam acara Journalist Update itu hadir sejumlah pimpinan OJK Sulselbar. Selain Muchlasin, tampak pula Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, EPK dan LMS OJK Sulselbar Arif Machfoed dan Direktur Pengawasan LJK OJK Sulselbar Budi Susetiyo.
Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Moch Muchlasin, menyampaikan ketiga indikator kinerja perbankan itu mengalami pertumbuhan, masing-masing yakni 5,91 persen, 6,55 persen, dan 3,76 persen secara tahunan alias year on year (yoy).
"Pada Maret 2025, perbankan Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan secara year on year untuk Aset, DPK dan Kredit masing-masing sebesar 5,91 persen, 6,55 persen, dan 3,76 persen," kata Muchlasin, saat acara Journalist Update di Kantor OJK Sulselbar, Jumat (9/5/2025).
Adapun tingkat risiko kredit terjaga pada level 2,87 persen dengan fungsi intermediasi (LDR) mencapai 122,93 persen.
Muchlasin menjabarkan komposisi total aset perbankan di Sulsel sebesar Rp204,99 triliun, didominasi dari bank umum Rp201,19 triliun dan BPR Rp3,79 triliun. Total aset perbankan di Sulsel pada triwulan I 2025 mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp193,55 triliun.
Untuk DPK di Sulsel pada awal tahun ini, OJK mencatat komposisinya bersumber dari bank umum Rp134,78 triliun dan BPR Rp2,48 triliun. Jumlah DPK sebesar Rp137,34 triliun mengalami pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp128,9 triliun.
Portofolio DPK di Sulsel didominasi dari tabungan sebesar Rp82,02 triliun atau setara 60 persen. Disusul oleh deposito Rp34,27 triliun atau setara 25 persen, dan giro Rp21,06 triliun atau setara 15 persen.
Sedangkan untuk penyaluran kredit, OJK mendata komposisinya yakni bank umum Rp162,52 triliun dan BPR Rp3,26 triliun. Total penyaluran kredit pada triwulan I 2025 sebesar Rp165,78 triliun, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp159,77 triliun.
Muchlasin mengimbuhkan kredit produktif sedikit lebih banyak dibandingkan kredit konsumtif. Untuk kredit produktif Rp89,39 triliun atau sebesar 57 persen, dengan NPL 3,9 persen. Sedangkan untuk kredit konsumtif Rp76,89 triliun atau 43 persen, dengan NPL sebesar 1,65 persen.
Dalam acara Journalist Update itu hadir sejumlah pimpinan OJK Sulselbar. Selain Muchlasin, tampak pula Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, EPK dan LMS OJK Sulselbar Arif Machfoed dan Direktur Pengawasan LJK OJK Sulselbar Budi Susetiyo.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
Perluas Akses Layanan Finansial, BCA Hadirkan Kantor Kas Baru di Kendari
Pembukaan kantor ini merupakan bagian dari komitmen BCA dalam memperluas akses layanan perbankan dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat serta pelaku usaha di Kendari dan sekitarnya.
Selasa, 01 Jul 2025 07:49

Ekbis
OJK & Diskop UKM Perkuat Literasi Keuangan Koperasi Merah Putih di Makassar
Kegiatan ini diikuti oleh 153 ketua pengurus Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) dari seluruh kelurahan di Kota Makassar.
Jum'at, 27 Jun 2025 10:57

Ekbis
Sektor Jasa Keuangan Sulsel Stabil, Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Di tengah berbagai tantangan dan dinamika perekonomian global maupun domestik, sektor jasa keuangan di wilayah ini terus menunjukkan ketangguhannya.
Selasa, 24 Jun 2025 14:19

Ekbis
Gagal Penuhi Ekuitas Minimum, OJK Cabut Izin Usaha PT Sarana Sulteng Ventura
OJK mencabut izin usaha PT Sarana Sulteng Ventura (PT SSTV), yang beralamat di Jalan Juanda Nomor 6, Lolu Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Kamis, 19 Jun 2025 21:26

Ekbis
Cegah Gagal Bayar, OJK Dorong Industri Pindar Perkuat Manajemen Risiko
OJK meminta industri pindar memperkuat manajemen risiko, khususnya dalam menilai kemampuan bayar (repayment capacity) dan menerapkan prinsip electronic Know Your Customer (e-KYC) secara lebih ketat.
Rabu, 18 Jun 2025 20:31
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Taufan Pawe Perjuangkan Jaminan Pensiun PPPK, Minta Disamakan dengan PNS
2

Warga Keluhkan Pelayanan di UPT Samsat Jeneponto
3

Pemegang Saham Restui Merger Adira & Mandala, Berlaku Efektif 1 Oktober 2025
4

Trillion Rupiah Game: Mengupas Strategi Investasi Raja Properti Iwan Sunito
5

Edukasi Safety Riding Sasar Pegawai Dinas Pendidikan Sulsel
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Taufan Pawe Perjuangkan Jaminan Pensiun PPPK, Minta Disamakan dengan PNS
2

Warga Keluhkan Pelayanan di UPT Samsat Jeneponto
3

Pemegang Saham Restui Merger Adira & Mandala, Berlaku Efektif 1 Oktober 2025
4

Trillion Rupiah Game: Mengupas Strategi Investasi Raja Properti Iwan Sunito
5

Edukasi Safety Riding Sasar Pegawai Dinas Pendidikan Sulsel