PLN Dukung Perekonomian Petani Banggai Lewat 'Kopi Batui': Tanam Harapan di Bawah Menara

Kamis, 19 Jun 2025 11:38
PLN Dukung Perekonomian Petani Banggai Lewat 'Kopi Batui': Tanam Harapan di Bawah Menara
Melalui program PLN Peduli, PLN melaksanakan TJSL dengan mendukung pengembangan usaha kopi oleh kelompok tani di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai. Foto/IST
Comment
Share
BANGGAI - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung perekonomian masyarakat di sekitar proyek ketenagalistrikan. Melalui program PLN Peduli, PLN melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan mendukung pengembangan usaha kopi oleh kelompok tani di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.

Kelompok petani kopi yang tergabung dalam Kelompok Tani Kobshii Batui mengelola kebun kopi di bawah jaringan transmisi 150 kV dan di sekitar proyek pembangunan PLTMG Luwuk 40 MW. Program ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan tak hanya soal listrik, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan tidak sebatas pengadaan alat, tetapi merupakan dukungan menyeluruh agar petani bisa naik kelas dan produk kopi lokal mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

“Kami ingin petani kopi di sekitar proyek kami tidak hanya jadi penonton, tetapi turut tumbuh bersama PLN. Oleh karena itu, kami bantu tidak hanya mesin roasting dan pengemasan, tetapi juga pelatihan pengelolaan kebun, pasca panen, hingga pembuatan produk minuman kopi yang mampu bersaing dengan coffee shop modern,” jelas Wisnu.

Wisnu juga menambahkan bahwa penggunaan peralatan berbasis listrik menggantikan alat manual dan berbahan bakar minyak memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi, produktivitas, dan lingkungan.

“Dengan menggunakan listrik, kelompok tani dapat menghemat biaya operasional, memangkas waktu kerja, sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Ini langkah konkret mendukung energi bersih yang juga bermanfaat langsung untuk masyarakat,” tambahnya.

Ketua Kelompok Tani, M. Fadly, mengapresiasi kontribusi PLN. Menurutnya, bantuan tersebut menjadi solusi atas berbagai keterbatasan yang mereka hadapi.

“Selama ini kami terkendala alat dan biaya produksi. Dengan bantuan PLN sejak 2024, kami bisa meningkatkan kualitas hasil kopi dan prosesnya menjadi jauh lebih efisien. PLN benar-benar membantu kami melihat masa depan usaha kopi ini dengan lebih optimis,” ucap Fadly.

Selain alat dan pelatihan, program ini juga membawa dampak sosial yang signifikan. Dalam waktu tiga bulan, jumlah anggota kelompok tani meningkat dari 13 menjadi 25 orang. “Kopi Batui” pun mulai dikenal sebagai produk khas Kabupaten Banggai, sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon dan pemanfaatan lahan di bawah jaringan transmisi yang sebelumnya tidak dimanfaatkan.

PLN juga telah merancang keberlanjutan program ini hingga tahun 2025, dengan dukungan tambahan seperti mesin grader, alat ukur kadar air kopi, sertifikasi mutu, pelatihan lanjutan, dan penambahan instalasi listrik.

“Kami percaya, jika masyarakat sekitar tumbuh bersama proyek yang kami bangun, maka keberhasilan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan bisa dirasakan secara menyeluruh dan berkelanjutan,” tutup Wisnu.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru