BI Sulsel Ajak Jurnalis Perkuat Literasi, Inklusi, & Halal Lifestyle
Senin, 23 Jun 2025 20:10
Pimpinan BI Sulsel bersama salah satu pemateri berfoto bersama pada acara Training for Trainer Ekonomi dan Keuangan Syariah di Novotel Suite Hotel, Yogyakarta, Senin (23/6/2025). Foto/Tri Yari K
YOGYAKARTA - Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mendorong penguatan ekonomi syariah. Salah satunya dengan menggenjot literasi dan inklusi keuangan syariah serta halal lifestyle kepada berbagai pihak, termasuk insan media.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama, saat membuka pelatihan bertajuk Training for Trainer Ekonomi dan Keuangan Syariah di Novotel Suite Hotel, Yogyakarta, Senin (23/6/2025). Kegiatan ini menyasar sekitar 50 jurnalis Sulsel.
Peran media diakuinya sangat besar dalam penguatan ekonomi dan keuangan syariah. Jurnalis diharapkan dapat menjadi agen of change. Bukan hanya lewat tulisan yang bisa mengedukasi publik, tapi juga dalam keseharian dengan memberikan edukasi kepada orang sekelilingnya.
"Tujuan pelatihan ini meningkatkan kapasitas peran media dalam mengedukasi publik terkait ekonomi syariah dan menyambut kebijakan Wajib Halal Oktober 2026, yang mewajibkan seluruh produk makanan dan minuman di Indonesia bersertifikat halal," kata dia.
Menurut Wahyu, Indonesia mempunyai potensi besar sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Implementasi kebijakan wajib halal bakal membuka pasar yang sangat luas, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat global. Bahkan, negara-negara non-muslim seperti Inggris, Prancis, Hongkong, Thailand, dan Brasil turut aktif mengembangkan industri halal.
Di sisi lain, Wahyu memaparkan bahwa salah satu tantangan utama dalam implementasi Wajib Halal Oktober 2026 yakni rendahnya jumlah Rumah Potong Hewan (RPH) yang bersertifikat halal di Sulawesi Selatan.
"Dari total 24 RPH yang ada, baru lima yang telah memiliki sertifikasi halal. Hal ini tentu menjadi fokus bersama antara BI, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan pemerintah daerah untuk segera ditangani," tukasnya.
Nah, pelatihan bagi jurnalis ini menjadi bagian dari kampanye nasional yang diusung BI dalam rangka Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah. Melalui peran aktif media, diharapkan literasi publik terhadap ekonomi syariah dapat meningkat, seiring upaya bersama menyongsong penerapan wajib halal secara nasional pada Oktober 2026.
Pada hari pertama kegiatan tersebut, BI Sulsel menghadirkan dua pemateri. Pertama yakni Siti Kamilia Albaar, yang memaparkan materi Peran BI Dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Provinsi Sulsel.
Menurut Kamilia, strategi pengembangan ekonomi syariah nasional mengacu pada tiga pilar utama. Pertama, pengembangan ekosistem halal, penguatan keuangan syariah, serta peningkatan literasi serta inklusi.
"Salah satu bentuk nyata dari pilar literasi adalah penyusunan buku ajar ekonomi syariah mulai dari jenjang TK hingga SMA. Bahkan, materi khutbah Jumat kini juga memuat tema-tema ekonomi syariah yang disusun oleh Bank Indonesia," tuturnya.
Sejauh ini, sambung dia, BI secara rutin telah menyelenggarakan sejumlah festival seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), yang menjadi panggung promosi besar bagi ekonomi syariah Indonesia di tingkat dunia.
Sementara itu, pemateri kedua yakni Direktur P3I UII, Mohammad Bekti Hendrie Anto, membawakan materi tentang Perkembangan dan Isu Terkini Ekonomi Syariah Global dan Nasional. Ia menjelaskan ekonomi syariah memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari arus utama sistem ekonomi global.
"Timur Tengah masih menjadi sentrum dari ekonomi syariah global, namun saat ini pusat ekonomi syariah dunia juga mulai bergeser ke kawasan Asia, termasuk Indonesia dan Malaysia, yang menunjukkan perkembangan signifikan," pungkasnya.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama, saat membuka pelatihan bertajuk Training for Trainer Ekonomi dan Keuangan Syariah di Novotel Suite Hotel, Yogyakarta, Senin (23/6/2025). Kegiatan ini menyasar sekitar 50 jurnalis Sulsel.
Peran media diakuinya sangat besar dalam penguatan ekonomi dan keuangan syariah. Jurnalis diharapkan dapat menjadi agen of change. Bukan hanya lewat tulisan yang bisa mengedukasi publik, tapi juga dalam keseharian dengan memberikan edukasi kepada orang sekelilingnya.
"Tujuan pelatihan ini meningkatkan kapasitas peran media dalam mengedukasi publik terkait ekonomi syariah dan menyambut kebijakan Wajib Halal Oktober 2026, yang mewajibkan seluruh produk makanan dan minuman di Indonesia bersertifikat halal," kata dia.
Menurut Wahyu, Indonesia mempunyai potensi besar sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Implementasi kebijakan wajib halal bakal membuka pasar yang sangat luas, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat global. Bahkan, negara-negara non-muslim seperti Inggris, Prancis, Hongkong, Thailand, dan Brasil turut aktif mengembangkan industri halal.
Di sisi lain, Wahyu memaparkan bahwa salah satu tantangan utama dalam implementasi Wajib Halal Oktober 2026 yakni rendahnya jumlah Rumah Potong Hewan (RPH) yang bersertifikat halal di Sulawesi Selatan.
"Dari total 24 RPH yang ada, baru lima yang telah memiliki sertifikasi halal. Hal ini tentu menjadi fokus bersama antara BI, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan pemerintah daerah untuk segera ditangani," tukasnya.
Nah, pelatihan bagi jurnalis ini menjadi bagian dari kampanye nasional yang diusung BI dalam rangka Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah. Melalui peran aktif media, diharapkan literasi publik terhadap ekonomi syariah dapat meningkat, seiring upaya bersama menyongsong penerapan wajib halal secara nasional pada Oktober 2026.
Pada hari pertama kegiatan tersebut, BI Sulsel menghadirkan dua pemateri. Pertama yakni Siti Kamilia Albaar, yang memaparkan materi Peran BI Dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Provinsi Sulsel.
Menurut Kamilia, strategi pengembangan ekonomi syariah nasional mengacu pada tiga pilar utama. Pertama, pengembangan ekosistem halal, penguatan keuangan syariah, serta peningkatan literasi serta inklusi.
"Salah satu bentuk nyata dari pilar literasi adalah penyusunan buku ajar ekonomi syariah mulai dari jenjang TK hingga SMA. Bahkan, materi khutbah Jumat kini juga memuat tema-tema ekonomi syariah yang disusun oleh Bank Indonesia," tuturnya.
Sejauh ini, sambung dia, BI secara rutin telah menyelenggarakan sejumlah festival seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), yang menjadi panggung promosi besar bagi ekonomi syariah Indonesia di tingkat dunia.
Sementara itu, pemateri kedua yakni Direktur P3I UII, Mohammad Bekti Hendrie Anto, membawakan materi tentang Perkembangan dan Isu Terkini Ekonomi Syariah Global dan Nasional. Ia menjelaskan ekonomi syariah memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari arus utama sistem ekonomi global.
"Timur Tengah masih menjadi sentrum dari ekonomi syariah global, namun saat ini pusat ekonomi syariah dunia juga mulai bergeser ke kawasan Asia, termasuk Indonesia dan Malaysia, yang menunjukkan perkembangan signifikan," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait
News
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 Sasar 90 Pulau Terpencil
Tahun ini, ERB akan menjangkau 90 pulau di 18 provinsi. Kick-off ERB 2025 ke-18 secara resmi dimulai di Makassar, Sulawesi Selatan.
Selasa, 21 Okt 2025 21:43
Ekbis
BI Sulsel Dorong Koperasi Syariah Tumbuh Lewat Capacity Building BEKS 2025
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar kegiatan Capacity Building bagi koperasi syariah dan BMT.
Rabu, 15 Okt 2025 13:11
News
Perkuat Ekosistem Halal, BI Sulsel Gelar Sosialisasi & Sertifikasi Juleha
Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulsel menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Sertifikasi Juru Sembelih Halal (Juleha) bersertifikasi BNSP bagi peserta dari seluruh wilayah Sulawesi Selatan.
Rabu, 15 Okt 2025 08:16
Ekbis
QRIS Jelajah Budaya 2025 Wilayah Sulampua: Digitalisasi Berbasis Kearifan Lokal
Bank Indonesia (BI) melalui Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) secara resmi meluncurkan kegiatan QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJI) 2025 Wilayah Sulampua.
Selasa, 14 Okt 2025 14:16
Makassar City
BI Sulsel Musnahkan 23 Ribu Lembar Uang Palsu, Temuan 7 Tahun Terakhir
Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama anggota Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) Sulsel memusnahkan 23.185 lembar uang palsu
Senin, 06 Okt 2025 18:40
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Ponpes DDI Galbar Kolaborasi dengan FOBI Peringati Hari Santri Nasional
2
BNI Perkuat Sinergi dengan Pengembang, Dorong Akselerasi Program Perumahan Rakyat
3
DPRD Makassar Minta PDAM Perbaiki Kualitas Air dan Jaringan Pipa
4
Pupuk Indonesia Perkuat Penyerapan Pupuk Subsidi di Sulawesi Tenggara
5
Komisi A DPRD Makassar Minta OPD Maksimalkan Serapan Anggaran
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Ponpes DDI Galbar Kolaborasi dengan FOBI Peringati Hari Santri Nasional
2
BNI Perkuat Sinergi dengan Pengembang, Dorong Akselerasi Program Perumahan Rakyat
3
DPRD Makassar Minta PDAM Perbaiki Kualitas Air dan Jaringan Pipa
4
Pupuk Indonesia Perkuat Penyerapan Pupuk Subsidi di Sulawesi Tenggara
5
Komisi A DPRD Makassar Minta OPD Maksimalkan Serapan Anggaran