Green Mining PT Vale Jadi Role Model Investasi di Luwu Timur

Rabu, 11 Jun 2025 17:48
Green Mining PT Vale Jadi Role Model Investasi di Luwu Timur
PT Vale Indonesia telah eksis selama lebih dari lima dekade, dengan mengedepankan praktik green mining untuk menyeleraskan bisnis dan lingkungan. Foto/Dok PT Vale
Comment
Share
SOROWAKO - Kabupaten Luwu Timur (Lutim) menyimpan kekayaan alam melimpah, khususnya nikel. Tidak heran, banyak investor yang melirik daerah berjuluk Bumi Batara Guru. Meski demikian, pemerintah tentunya harus jeli untuk memastikan investasi di sektor pertambangan itu tidak malah merugikan masyarakat dan daerah.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lutim pun mematok ‘syarat’ untuk calon investor. Praktik green mining harus dikedepankan guna memastikan bisnis dan lingkungan tumbuh seiring. Nah, role model atas praktik pertambangan berkelanjutan itu adalah PT Vale Indonesia, yang telah berpuluh tahun eksis.

Bupati Lutim, Irwan Bachri Syam, menegaskan dukungan percepatan investasi, khususnya hilirisasi produk tambang nikel. Toh, potensi sektor pertambangan di wilayahnya sangat menjanjikan. Cadangan deposit nikel di Lutim kurang lebih 50 persen dari cadangan dunia. Nikel kini jadi primadona seiring dengan tren penggunaan kendaraan listrik.

Langkah Pemkab Lutim mendukung hilirisasi pertambangan lewat pembangunan smelter di kawasan industri selaras dengan program nasional terkait industri baterai mobil listrik. Kebijakan hilirisasi pun menjadi agenda utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Ibas-sapaan akrabnya, menyebut saat ini ada tiga blok pertambangan baru di wilayahnya. Sejauh ini, sudah ada beberapa investor yang tertarik dan pihaknya mendorong agar investasi tersebut segara dijalankan, dengan mengedepankan praktik tambang berkelanjutan, seperti yang dilakukan PT Vale.

“Kami mendorong agar investasi (baru) ini benar-benar yang green, yang hijau. Ya, Alhamdulillah di Luwu Timur ini oleh PT Vale sudah menerapkan selama puluhan tahun praktik green mining itu,” kata Ibas, beberapa waktu lalu.

Ia mengingatkan agar pelaku usaha baru di sektor pertambangan menjadikan praktik pertambangan berkelanjutan sebagai agenda prioritas. Hal itu sejatinya harus bisa diimplementasikan karena sudah ada contoh baik dari PT Vale, yang telah beroperasi selama lebih dari lima dekade.

Selama ini, PT Vale diketahui konsisten menjalankan bisnis tanpa mengabaikan aspek lingkungan dan sosial. Anak usaha group Mining Industry (MIND ID) itu tidak sebatas berfokus berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan selalu menebar manfaat bagi masyarakat setempat.

Lebih lanjut, Ibas menyampaikan pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal itu pun selaras dengan respons PT Vale yang aktif memberikan bukti nyata kontribusi lewat beragam program TJSL.

Langkah itu dilakukan agar masyarakat dapat menerima keberadaan proyek tambang. Nah, sejauh ini masyarakat setempat telah terbiasa dengan keberadaan industri pertambangan. Mereka pun telah banyak menerima manfaat ekonomi yang diserap dari investasi tersebut.

Kawasan industri di Lutim, termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN) terbagi atas tiga blok utama. Blok Pongkeru seluas 4.252 hektare, Blok Lingke Utara seluas 943 hektare, dan Blok Bulubalang seluas 1.665 hektare. Ini semua melibatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan swasta.

Menurut Ibas, aktivitas eksplorasi dan penambangan telah dimulai dan diperkirakan akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Tidak tanggung-tanggung, diperkirakan investasi di sektor pertambangan ini mampu menyerap hingga 100 ribu pekerja pada 2027 mendatang.

"Dengan komitmen kuat dari pemerintah daerah dan penerapan praktik green mining oleh PT Vale yang sudah berlangsung puluhan tahun, para investor di Luwu Timur diharapkan semakin mengutamakan prinsip ramah lingkungan dalam pengembangan industri pertambangan. Ini menjadi langkah strategis untuk menjadikan Luwu Timur pusat investasi pertambangan yang berkelanjutan di Indonesia," jelasnya.

Green Mining PT Vale Jadi Role Model Investasi di Luwu Timur

Sementara itu, Plt Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menekankan praktik tambang berkelanjutan telah dan terus dijalankan perusahaan dengan kode emiten INCO ini. Toh, PT Vale memiliki program berkelanjutan dengan prinsip ‘Tidak ada masa depan tanpa pertambangan, dan tidak akan ada pertambangan tanpa kepedulian terhadap masa depan’.

Ia juga menegaskan dedikasi PT Vale terhadap keberlanjutan, tidak hanya memperkuat kepercayaan mitra bisnis tetapi juga menghadirkan peluang baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. “Keberlanjutan adalah kunci untuk membuka peluang baru di pasar global,” ungkap Bernardus.

Menurut dia, ESG merupakan inti dari strategi perusahaan. ESG lebih dari sekadar slogan, karena telah menjadi bagian integral dari budaya dan operasi PT Vale. ESG yang telah menjadi landasan praktik green mining telah mendorong PT Vale untuk terus bertumbuh lebih baik.

“Keberlanjutan bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang. Kami memandang setiap langkah dalam keberlanjutan sebagai kesempatan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan tuntutan pasar global yang terus berkembang. Dengan pendekatan ini, PT Vale berupaya mengurangi dampak lingkungan sambil mengejar keuntungan jangka panjang melalui praktik yang bertanggung jawab,” jelasnya.

Praktik green mining PT Vale itu terlihat pada produksi nikel berbasis energi bersih. Bahkan, sejak awal berdiri, perusahaan yang dulu bernama INCO itu memiliki komitmen keberlanjutan dengan membangun dan mengoperasikan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yaitu Larona, Balambano, dan Karebbe.

Tiga PLTA berkapasitas 365 MW itu bukannya hanya mendukung pasokan energi untuk pabrik pengolahan nikel, tetapi juga berperan signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, menghindari lebih dari 1 juta ton CO2eq per tahun dibandingkan dengan pembangkit berbahan bakar batu bara.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru