Niat dan Kemampuan Menabung Masyarakat pada Juli 2025 Menurun
Minggu, 10 Agu 2025 18:17

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat niat dan kemampuan masyarakat untuk menabung periode Juli 2025 mengalami penurunan tercermin dari melemahnya IMK. Foto/Istimewa
MAKASSAR - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat niat dan kemampuan masyarakat untuk menabung periode Juli 2025 mengalami penurunan. Hal itu tercermin dari Indeks Menabung Konsumen (IMK) sebesar 82,2, melemah terbatas sebesar 1,6 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Pelemahan ini sejalan dengan penurunan komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 4,7 poin menjadi 90,5. Sementara itu, komponen Indeks Intensitas Menabung (IIM) justru naik 1,4 poin ke level 73,8.
Pada komponen IIM, proporsi responden yang menyatakan tidak pernah menabung turun dari 26,7% pada Juni menjadi 24,9% di Juli 2025. Selain itu, proporsi responden yang menilai jumlah tabungan lebih kecil dari rencana juga menurun dari 52,5% menjadi 50%.
Sementara pada komponen IWM, persentase responden yang menganggap saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung turun dari 28,9% menjadi 26,4%. Harapan bahwa tiga bulan mendatang merupakan waktu tepat untuk menabung juga melemah dari 42,6% menjadi 38,6%.
"Perkembangan ini mencerminkan intensitas dan niat menabung konsumen yang melandai seiring dengan meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan pada awal tahun ajaran baru, di tengah pemberian stimulus ekonomi dalam jangka pendek," ujar Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, dalam keterangan tertulisnya.
Di sisi lain, IMK pada sebagian kelompok pendapatan rumah tangga mengalami penguatan. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok berpendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan (naik 9,1 poin MoM), diikuti oleh kelompok pendapatan Rp1,5 juta–Rp3 juta per bulan (naik 3,1 poin).
Sementara itu, IMK pada kelompok pendapatan di atas Rp7 juta tetap berada di atas 100, meski turun 8,8 poin. Kelompok pendapatan Rp3 juta–Rp7 juta mengalami pelemahan IMK sebesar 3,2 poin.
Rumah Tangga Berpendapatan Rendah Optimistis
Hasil Survei Konsumen Perbankan (SKP) LPS terbaru menunjukkan bahwa Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada rumah tangga berpendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan naik ke level optimis (di atas 100), yakni 100,4. Kenaikan sebesar 2,3 poin ini merupakan yang tertinggi di antara seluruh kelompok pendapatan.
Sebaliknya, IKK kelompok pendapatan Rp1,5 juta–Rp3 juta dan Rp3 juta–Rp7 juta masing-masing turun 4,2 poin dan 1,7 poin. Adapun IKK pada kelompok pendapatan di atas Rp7 juta per bulan tetap berada di atas 100, dengan sedikit penguatan sebesar 0,1 poin.
Secara keseluruhan, IKK Juli 2025 turun 2,5 poin menjadi 96,9. Penurunan ini mencerminkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini yang menurun. Meski demikian, pandangan konsumen terhadap prospek ekonomi dan pendapatan ke depan tetap positif.
Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) dan Indeks Ekspektasi (IE) masing-masing turun sebesar 3,3 poin dan 1,9 poin. Meski terkontraksi, nilai IE masih berada di atas 100, yang menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang tetap kuat.
Penurunan IKK dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kenaikan harga sembako, penurunan serapan tenaga kerja, dan tingginya harga pupuk. Anomali iklim yang melanda sejumlah wilayah turut memengaruhi hasil panen tanaman pangan. Bagi petani padi, kondisi irigasi yang masih terjaga cukup membantu. Namun bagi tanaman hortikultura, kelembapan tinggi bisa menjadi masalah karena sifat tanaman yang sensitif terhadap kondisi tersebut.
"Juga dikarenakan kenaikan biaya pendidikan terkait dengan pengeluaran rumah tangga, yang lebih tinggi pada masa dimulainya tahun ajaran baru," pungkasnya.
Pelemahan ini sejalan dengan penurunan komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 4,7 poin menjadi 90,5. Sementara itu, komponen Indeks Intensitas Menabung (IIM) justru naik 1,4 poin ke level 73,8.
Pada komponen IIM, proporsi responden yang menyatakan tidak pernah menabung turun dari 26,7% pada Juni menjadi 24,9% di Juli 2025. Selain itu, proporsi responden yang menilai jumlah tabungan lebih kecil dari rencana juga menurun dari 52,5% menjadi 50%.
Sementara pada komponen IWM, persentase responden yang menganggap saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung turun dari 28,9% menjadi 26,4%. Harapan bahwa tiga bulan mendatang merupakan waktu tepat untuk menabung juga melemah dari 42,6% menjadi 38,6%.
"Perkembangan ini mencerminkan intensitas dan niat menabung konsumen yang melandai seiring dengan meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan pada awal tahun ajaran baru, di tengah pemberian stimulus ekonomi dalam jangka pendek," ujar Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, dalam keterangan tertulisnya.
Di sisi lain, IMK pada sebagian kelompok pendapatan rumah tangga mengalami penguatan. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok berpendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan (naik 9,1 poin MoM), diikuti oleh kelompok pendapatan Rp1,5 juta–Rp3 juta per bulan (naik 3,1 poin).
Sementara itu, IMK pada kelompok pendapatan di atas Rp7 juta tetap berada di atas 100, meski turun 8,8 poin. Kelompok pendapatan Rp3 juta–Rp7 juta mengalami pelemahan IMK sebesar 3,2 poin.
Rumah Tangga Berpendapatan Rendah Optimistis
Hasil Survei Konsumen Perbankan (SKP) LPS terbaru menunjukkan bahwa Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada rumah tangga berpendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan naik ke level optimis (di atas 100), yakni 100,4. Kenaikan sebesar 2,3 poin ini merupakan yang tertinggi di antara seluruh kelompok pendapatan.
Sebaliknya, IKK kelompok pendapatan Rp1,5 juta–Rp3 juta dan Rp3 juta–Rp7 juta masing-masing turun 4,2 poin dan 1,7 poin. Adapun IKK pada kelompok pendapatan di atas Rp7 juta per bulan tetap berada di atas 100, dengan sedikit penguatan sebesar 0,1 poin.
Secara keseluruhan, IKK Juli 2025 turun 2,5 poin menjadi 96,9. Penurunan ini mencerminkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini yang menurun. Meski demikian, pandangan konsumen terhadap prospek ekonomi dan pendapatan ke depan tetap positif.
Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) dan Indeks Ekspektasi (IE) masing-masing turun sebesar 3,3 poin dan 1,9 poin. Meski terkontraksi, nilai IE masih berada di atas 100, yang menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang tetap kuat.
Penurunan IKK dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kenaikan harga sembako, penurunan serapan tenaga kerja, dan tingginya harga pupuk. Anomali iklim yang melanda sejumlah wilayah turut memengaruhi hasil panen tanaman pangan. Bagi petani padi, kondisi irigasi yang masih terjaga cukup membantu. Namun bagi tanaman hortikultura, kelembapan tinggi bisa menjadi masalah karena sifat tanaman yang sensitif terhadap kondisi tersebut.
"Juga dikarenakan kenaikan biaya pendidikan terkait dengan pengeluaran rumah tangga, yang lebih tinggi pada masa dimulainya tahun ajaran baru," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
Minat Menabung Turun Periode September 2025, LPS Ungkap Penyebabnya
Pada September 2025, LPS mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) tercatat di level 77,3, mengalami penurunan sebesar 1,6 poin dibanding bulan sebelumnya.
Kamis, 02 Okt 2025 19:35

News
Rayakan HUT ke-20, LPS Gelar Donor Darah & Cek Kesehatan Gratis di 5 Kabupaten Sulsel
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar kegiatan pemeriksaan kesehatan dan donor darah gratis bagi masyarakat.
Selasa, 23 Sep 2025 19:02

Ekbis
LPS Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan, Jaga Stabilitas Ekonomi
LPS kembali memangkas TBP sebanyak 25 basis poin (bps) dari semula 3,75% menjadi 3,5% untuk tabungan berdenominasi rupiah di bank umum.
Senin, 22 Sep 2025 22:27

Ekbis
LPS GenZmart 2025: Edukasi Pelajar Sulsel Nabung Aman di Bank
LPS GenZmart 2025 ini menyasar 10 SMA/sederajat terbaik di wilayah Makassar, Gowa, Maros, dan Takalar sepanjang bulan Agustus hingga September 2025.
Rabu, 17 Sep 2025 12:05

Ekbis
Purbaya Jabat Menkeu, Didik Madiyono Ditunjuk Jadi Plt Ketua Dewan Komisioner LPS
Penunjukan Didik Mudiyono dilakukan menyusul pengunduran diri Purbaya Yudhi Sadewa dari jabatan Ketua Dewan Komisioner LPS, setelah dilantik sebagai Menkeu.
Rabu, 10 Sep 2025 10:14
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Imam Fauzan Jabat Sekjen PPP, Langsung Terima SK dari Kemenkum
2

OMS Minta DKPP Larang Teradu Komisioner Bawaslu Wajo Jadi Penyelenggara Pemilu Lagi
3

Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi, KPU Barru Tetapkan 141.807 Pemilih PDPB
4

UMI Jadi Tuan Rumah Roadshow Try Out Beasiswa OSC di Makassar
5

Pelita Air & BYD Haka Auto Apresiasi Pelanggan Setia dengan Hadiah Mobil Listrik
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Imam Fauzan Jabat Sekjen PPP, Langsung Terima SK dari Kemenkum
2

OMS Minta DKPP Larang Teradu Komisioner Bawaslu Wajo Jadi Penyelenggara Pemilu Lagi
3

Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi, KPU Barru Tetapkan 141.807 Pemilih PDPB
4

UMI Jadi Tuan Rumah Roadshow Try Out Beasiswa OSC di Makassar
5

Pelita Air & BYD Haka Auto Apresiasi Pelanggan Setia dengan Hadiah Mobil Listrik