Melihat Transformasi Layanan Marine & Ekspansi Bisnis SPJM

Tim Sindomakassar
Minggu, 24 Des 2023 14:44
Melihat Transformasi Layanan Marine & Ekspansi Bisnis SPJM
Direktur SDM dan Umum SPJM, Rachmat Prayogi, memaparkan kinerja operasional dan transformasi bisnis yang telah dilakukan perusahaan sepanjang 2023 pada Media Luncheon SPJM. Foto/Dok SPJM
Comment
Share
MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) melalui subholdingnya, PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), telah melakukan transformasi dalam layanan marine berbagai ekspansi bisnis.

Demi mendukung program Pemerintah dalam upaya percepatan arus logistic nasional serta penerapan National Logistic Ecosystem (NLE), Pelindo menghadiri aplikasi Phinnisi yang merupakan single platform untuk jasa layanan kapal yang terintegrasi dengan Inaportnet.

Hal itu merupakan langkah nyata untuk merealisasikan visi SPJM sebagai Service and Operational Provider. SPJM juga telah memetakan beberapa pengembangan. Satu dari inisiatif strategis itu adalah dengan menghadirkan Phinnisi, yang telah sukses diimplementasikan di 33 cabang pelabuhan.

Direktur SDM dan Umum PT Pelindo Jasa Maritim, Rachmat Prayogi, dalam Media Luncheon SPJM pada Sabtu (23/12/2023) lalu menyampaikan, setiap kapal yang masuk dan dilayani tentunya diberikan kemudahan melalui implementasi system yang lebih terintegrasi. "Bagi pelanggan itu dapat memberikan manfaat berupa transparansi layanan dan juga lebih terkontrol," kata dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan Phinnisi merupakan platform sistem operasi layanan kapal yang dikembangkan secara internal oleh grup Pelindo, yang bersifat End to End, menyediakan fitur terpadu sepenuhnya sebagai Order Management, Front-End dan Back-End dalam proses layanan kapal, serta mendukung pemenuhan siklus Order to Cash dan Record to Report dalam satu platform.

Dengan aplikasi Phinnisi, ia menjelaskan seluruh sumber daya pelayanan akan terhubung secara langsung dan real time dengan pusat pengendalian operasi. Dengan begitu, data layanan valid dan langsung memproduksi nota untuk pengguna jasa.

“Tidak ada lagi pelayanan face to face di bisnis Pemanduan dan Penundaan, semua proses mulai dari order sampai dengan nota sudah terdigitalisasi," tutur Rachmat.

Sistem ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu pertama, multi lokasi atau dapat digunakan untuk mendukung pengoperasian layanan kapal di semua pelabuhan dan tersentralisasi. Kedua, arsitektur sistemnya berbasis teknologi Cloud dengan tingkat availabilitas yang tinggi dan cepat dalam deployment (pemanfaatannya).

Ketiga, sistem ini sangat adaptif dan efektif, sehingga sistem operasi sesuai proses bisnis layanan kapal yang fleksibel dengan dukungan pengembangan yang berkesinambungan.

Phinnisi dibangun dan dapat diintegrasikan dengan National Logistic Ecosystem (NLE) sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia untuk memangkas birokrasi. Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat membantu tujuan pemerintah untuk menyederhanakan proses logistik yang dapat berdampak positif bagi para pemangku kepentingan.

Lokasi dimana Phinnisi telah terimplementasi adalah Pontianak, Palembang, Dumai, Makassar, Tanjung Perak dan Gresik, Tanjung Wangi, Bengkulu, Tanjung Emas, Tanjung Intan, Cirebon, Banjarmasin, Bitung, Pantoloan, Kendari, Benoa, Ambon, Sorong, Merauke, Kupang, Tarakan, Nunukan, Lembar, Jambi, Tanjung Pinang, Kuala Tanjung, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Balai Asahan, bengkalis, Pangkal Balam, Sei Pakning dan Perawang, Sambu dan Nipah, Lhokseumawe, dan Malahayati.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru