Pemkot Makassar Ajak Industri Hotel Kelola Sampah Organik

Rabu, 09 Jul 2025 16:40
Pemkot Makassar Ajak Industri Hotel Kelola Sampah Organik
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin melihat pengolahan sampah organik di Mercure Makassar Nexa Pettarani. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar masih berkutat mencari solusi terbaik menangani persoalan sampah. Eco Enzyme dinilai sebagai solusi konkret atas problem ini.

Eco Enzyme merupakan proses fermentasi sisa buah dan sayuran bersama gula dan air, menghasilkan cairan serbaguna yang dapat dimanfaatkan sebagai pembersih alami, pupuk organik, pengusir hama, dan produk ramah lingkungan lainnya.

Di Kota Makassar, pengolahan sampah organik menjadi Eco Enzyme sudah dilakukan secara mandiri oleh Hotel Mercure Makassar Nexa Pettarani. Upaya itupun mendapat jempol Wali Kota, Munafri Arifuddin saat menghadiri sosialisasi pengelolaan sampah organik, Rabu (9/7/2025).

"Bagaimana Hotel Mercure mengelola sampah secara internal menjadi sesuatu yang berguna, ini patut dicontoh. Dari sisi bisnis, mereka mampu menekan pengeluaran cukup besar dengan memanfaatkan limbah menjadi Eco Enzyme dan produk turunan lain," ucap Munafri.

Menurut Munafri, Mercure telah berhasil mengolah sampahnya. Indikatornya, mampu memangkas frekuensi pengangkutan sampah. Jika sebelumnya sampah harus diangkut setiap hari, kini cukup sekali dalam sepekan.

"Artinya, kalau semua dari kita bisa melakukan hal serupa, beban di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak akan seberat sekarang karena sampah sudah diolah lebih dulu," ujarnya lagi.

Atas keberhasilan ini, Pemkot Makassar berkomitmen memberikan dukungan penuh dan mendorong hotel-hotel lain untuk mengikuti langkah Mercure.

"Apa yang dilakukan Hotel Mercure ini sangat positif. Pemerintah pasti akan terus memberikan support. Kami juga akan mengajak hotel-hotel lain supaya bisa bersama-sama menciptakan pengelolaan sampah yang lebih baik dan bermanfaat," pungkasnya.

Munafri bilang, upaya ini penting digaungkan sebab Makassar sudah darurat sampah. Setiap hari, Kota Makassar menghasilkan sekitar 1.000 ton sampah, dengan lebih dari 60% di antaranya berupa sampah organik.

"Jika potensi ini diolah secara konsisten, bukan hanya persoalan kebersihan yang terselesaikan, tetapi juga tercipta peluang ekonomi baru," tuturnya.

Pengelolaan sampah organik tidak boleh dipandang hanya sebagai urusan kebersihan kota. Lebih dari itu, langkah ini menurut dia berpotensi meningkatkan kesejahteraan warga melalui urban farming, urban livestock, dan industri turunan lainnya.

Selain Eco Enzyme, Pemkot Makassar juga mendorong pemanfaatan berbagai jenis sampah lainnya, seperti sampah plastik dan sampah organik untuk budidaya maggot. Ia pun menegaskan upaya ini akan dikembangkan menjadi industri dengan skala ekonomi yang lebih besar ke depannya.

"Ke depan kita ingin punya green house, green lab, hingga industri pertanian dan daur ulang yang tumbuh di dalam kota," ungkapnya.

Sebagai Wali Kota, ia mengajak seluruh pihak, mulai dari pelaku usaha, organisasi masyarakat, hingga individu pemerhati lingkungan untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi persampahan.

Munafri menekankan, pengelolaan sampah bukan hanya persoalan mengurangi volume limbah, melainkan juga mendatangkan manfaat ekonomi nyata.

Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah organik ini kerjsama Pemkot Makassar, lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan pihak Hotel Mercure, dihadiri berbagai unsur masyarakat, pelaku usaha, komunitas lingkungan, dan perwakilan instansi teknis.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru