Makassar Bergerak, Pemkot All-Out Bersihkan Pasar Terong

Jum'at, 12 Des 2025 12:35
Makassar Bergerak, Pemkot All-Out Bersihkan Pasar Terong
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyaksikan pembersihan kanal Pasar Terong. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kembali menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menumbuhkan rasa peduli terhadap persoalan persampahan.

Pesan ini disampaikan saat mengikuti, kegiatan Jumat Bersih sebagai rangkaian Festival Daur Bumi 2025 yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di area Kanal Pasar Terong dan jalan Sawi, Jumat (12/12/2025).

Hadir mendampingi Wali Kota, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Makassar sekaligus Ketua Dewan Lingkungan Makassar Eco Circular Hub (MEC), Melinda Aksa, Kepala DLH Helmy Budiman, serta Kepala Dinas Kominfo M. Roem.

Dalam sambutannya, Munafri menekankan bahwa kegiatan Jumat Bersih memiliki urgensi besar bagi Kota Makassar.

"Kegiatan ini sangat penting. Kenapa harus hadir di Kota Makassar? Karena kita tahu bersama bahwa Kota Makassar merupakan salah satu kota yang sangat butuh perhatian kita untuk bagaimana mengelola sampah dengan baik," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa sampah tidak seharusnya menjadi musuh masyarakat jika dikelola secara tepat, sehingga dikelola dengan baik.

"Bagaimana sehingga sampah ini tidak hanya menjadi musuh masyarakat, tapi bisa memberikan manfaat yang baik buat kita," tuturnya.

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Appi itu menegaskan, bahwa pengelolaan sampah bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi merupakan kewajiban kolektif seluruh warga Kota Makassar.

"Mulai dari dalam rumah yang paling kecil sampai keluar lingkungan, itu harus menjadi tanggung jawab kita untuk mengelola sampah dengan baik," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa giat Jumat Bersih kali ini difokuskan pada titik-titik dengan volume sampah besar dengan tumpukan sampah paling banyak.

"Di Pasar, kita sudah masuk, sehingga kita lakukan pembersihan," katanya.

Wali Kota mengungkapkan bahwa di beberapa wilayah, lurah sudah mulai aktif melakukan edukasi terkait pemilahan sampah, diikuti RT dan RW.

"Lurah-lurah sudah mulai, nanti RT, RW juga akan turun untuk sosialisasi bagaimana proses pemilahan sampah, bagaimana sampah organik bisa menjadi bahan bermanfaat lain seperti pupuk atau makanan ternak," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa langkah ini penting bukan hanya untuk memanfaatkan sampah, tetapi juga untuk mengurangi intensitas pembuangan sampah langsung ke TPA.

Menanggapi laporan bahwa pasar tradisional menghasilkan 2 ton sampah per hari, Munafri menjelaskan bahwa pemanfaatan maggot sudah menjadi bagian dari strategi pengelolaan sampah organik.

"Tentu, ekosistem ini harus berjalan menyeluruh agar pengelolaan sampah organik benar-benar efektif," tukasnya.

Sedangkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Helmy Budiman, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Makassar dalam menjaga kebersihan kota melalui kegiatan Jumat Bersih yang digelar pagi ini.

Ia menyampaikan bahwa pada pelaksanaan kali ini, DLH melibatkan seluruh SKPD, pihak kecamatan, hingga seluruh Satgas kebersihan untuk bersama-sama melakukan aksi bersih-bersih.

"Khusus kegiatan pagi ini di Jumat Bersih, kita melibatkan seluruh SKPD, termasuk pihak kecamatan dan seluruh Satgas kebersihan," ujar Helmy.

Pada kegiatan tersebut, tim gabungan memusatkan pembersihan di kawasan Pasar Terong, salah satu titik dengan volume sampah tertinggi di Kota Makassar, kondisi area basement pasar masih jauh dari standar kebersihan.

Selain basement, pembersihan juga dilakukan di pasar Terong dan Jalan Sawi. Menurut Helmy, kondisi ini membutuhkan kerja keras dan waktu yang tidak singkat untuk mengubah pola pikir dan kesadaran masyarakat.

"Memang butuh waktu dan upaya kerja keras untuk sama-sama menyadarkan pentingnya arti kebersihan di masyarakat. Ini adalah bagian dari kegiatan kita untuk menyadarkan masyarakat," tambahnya.

Helmy menegaskan bahwa DLH tidak hanya berhenti pada edukasi dan sosialisasi. Program perubahan perilaku masyarakat akan terus dilakukan secara bertahap dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan.

Jika setelah itu masih ditemukan ketidakpatuhan, maka penindakan akan diterapkan sesuai aturan.

"Tentu upaya edukasi, sosialisasi, dan menyampaikan kepada masyarakat dengan beberapa aksi kita, itu sudah kita mulai," ungkapnya.

Lebih jauh, Helmy menyampaikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari pencapaian target Makassar Bebas Sampah 2029.

Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud "bebas sampah" bukan berarti tidak ada sampah sama sekali, tetapi bagaimana masyarakat mampu memilah dan mengelola sampah sejak dari sumber.

"Yang dimaksud bebas sampah bukan berarti tidak ada sampah sama sekali, tetapi sampah itu dipilah dulu, dikelola dulu," katnaya.

"Nanti residunya atau yang tidak bisa diolah, itulah yang kemudian kita buang ke TPA. Ini memperpanjang umur TPA kita," tambah Helmy.

Helmy menambahkan bahwa upaya ini sekaligus mengubah pola hidup masyarakat. Menurutnya, persoalan sampah bukan hanya terkait estetika kota, tetapi juga berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, hingga peluang industri daur ulang.

"Masalah kebersihan bukan hanya bicara keindahan dan kerapian kota, tetapi kita bicara kesehatan, kesejahteraan, dan kesempatan di industri persampahan yang sangat mungkin dikembangkan di Kota Makassar," tukasnya.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru