Dies Natalis ke-68 Unhas: Menggali Ketokohan 4 Jusuf dari Sulsel

Tri Yari Kurniawan
Kamis, 15 Agu 2024 21:27
Dies Natalis ke-68 Unhas: Menggali Ketokohan 4 Jusuf dari Sulsel
Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, memaparkan persiapan pelaksanaan Dies Natalis ke-68 Unhas, termasuk rencana seminar internasional berupa Bincang Tokoh 4 Jusuf. Foto/Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Dies Natalis ke-68 Universitas Hasanuddin (Unhas) dipastikan tampil beda dengan tema budaya. Ragam kegiatan menarik telah disiapkan, dimana puncak perayaan berlangsung di Ballroom Hotel Unhas pada 2 September mendatang.

Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, menyampaikan dies natalis tahun akan diisi pula dengan seminar internasional. Menariknya, fokus membahas tentang prinsip dan karakter tokoh Sulawesi Selatan (Sulsel).

Bakal hadir 'Bincang Tokoh 4 Jusuf', dimana bakal digali ketokohan empat figur ternama asal provinsi ini. Adapun empat Jusuf yang dimaksud adalah Syekh Yusuf, Jenderal M Jusuf, Jusuf Habibie dan Jusuf Kalla.

“Keempatnya bakal menjadi kunci dari pembahasan seminar. Kisah mereka bakal diceritakan oleh masing-masing keturunan ataupun orang terdekat mereka,” kata dia.

Salah seorang keynote speaker, Prof Hamid Awaluddin, membeberkan empat tokoh Jusuf asal Sulsel ini sangat menginspirasi. Hal itu sesuai tema budaya dengan mengangkat kearifan lokal Sulsel, dengan menunjukkan langsung perjalanan yang dapat diteladani.

“Nah kebetulan kita ada empat tokoh panutan dari Sulsel atau Bugis-Makassar. Kebetulan mereka semua memiliki nama Jusuf,” kata mantan Menkumham RI itu.

Lebih lanjut, Hamid yang juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia mencontohkan ketokohan Syekh Jusuf yang dikenal hingga keluar negeri. Syekh Jusuf tenar karena keberanian dan menjadi pendidik serta mengajarkan agama Islam.

Selanjutnya, ada Jenderal M Jusuf yang dikenal dengan ketegasan, keberanian, dan kejujuran selama bertugas, baik lingkup TNI maupun sebagai pejabat negara.

Lalu, ada pula Jusuf Habibie dikenal karena kecerdasannya, bahkan menjadi tokoh yang identik dengan penemuan teknologi. Tidak ketinggalan, Jusuf Kalla yang berani mengambil keputusan untuk masyarakat lebih modern. Misalnya, mengganti kompor minyak tanah ke gas yang saat ini dirasakan manfaatnya.

“Mereka ini bakal dibedah sebagai panutan dari empat etos tersebut. Ya, bahwa kekayaan bukan hanya harta tetapi bisa dalam bentuk inovasi dan imajinasi serta hal baik lain yang mengubah kehidupan orang banyak,” paparnya.

Prof Hamid mengatakan seminar internasional tersebut akan mengundang 500-an orang. Terdiri dari berbagai elemen meliputi akademisi, pemerintahan, politisi dan pengusaha maupun warga umum.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru