Perjuangan dan Semangat Santri Sulsel di Ajang MQK 2025
Jum'at, 03 Okt 2025 22:41
Para santri maupun santriwati asal Sulsel berjuang meraih hasil terbaik pada ajang MQK Nasional dan Internasional 2025 di Kabupaten Wajo. Foto/Istimewa
WAJO - Suasana di Universitas As’adiyah Lapongkoda, Kabupaten Wajo, Jumat 3 Oktober 2025, terasa penuh semangat sekaligus ketegangan. Para santri bergerak cepat menuju ruang lomba, ditemani bisikan doa dari guru-guru pendamping yang setia mendampingi.
Semua ruang Majelis Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) dipenuhi peserta, saat babak penyisihan Marhalah Ulya dan semifinal Marhalah Ula serta Wustha yang berlangsung bersamaan.
Di balik setiap wajah yang memegang kitab kuning, tersimpan kisah perjuangan dan campuran rasa cemas serta keyakinan kuat.
Filzah Zahrah Aqylah, santriwati dari kafilah tuan rumah As’adiyah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, mengenakan seragam hijau khas pesantren. Ia duduk menunggu giliran dengan nomor delapan, akan bertanding di majelis Hadits Marhalah Wustha.
“Deg-degan banget, Kak,” kata Filzah pelan sambil terus menatap kitab yang dibawanya.
Ini adalah pengalaman pertama Filzah mengikuti MQK. Meski sudah mempersiapkan diri selama berhari-hari, dibimbing guru-guru pesantren yang mengajarkan cara membaca dan memahami isi kitab, rasa gugup tetap membekas. Baginya, ketegangan ini sekaligus jadi pengalaman berharga yang akan dikenang sepanjang perjalanan belajarnya.
Sementara itu, Alyah Aulia Razak dari kafilah Sulawesi Selatan yang bertanding di majelis Akhlak Marhalah Ulya, juga berbagi cerita. Meski sudah punya pengalaman mengikuti MQK Nasional VII di Lamongan tahun 2023, rasa grogi masih sulit dihindari.
“Saya sudah latihan intensif sebulan terakhir dan mempelajari kitab dengan serius, tapi tetap saja gemetar saat tampil,” ungkap Alyah sambil tersenyum.
Perbedaannya, dua tahun lalu Alyah masih bertanding di Marhalah Wustha, sekarang ia sudah naik ke tingkat Ulya yang lebih menuntut kedalaman pemahaman dan kemampuan menyampaikan materi dengan matang.
“Di Wustha masih fokus pada pemahaman dasar, tapi di Ulya harus lebih mendalam dan penyampaiannya juga harus lebih baik,” jelas Alyah.
Di tengah ketegangan dan persaingan, MQK justru menjadi ajang penguatan ukhuwah antar santri dari berbagai daerah dan negara sahabat. Mereka berkumpul dengan semangat sama: menjaga dan menghidupkan tradisi literasi pesantren, bukan sekadar berlomba mengalahkan satu sama lain.
Bagi Filzah, Alyah, dan ratusan santri lainnya, MQK adalah ujian mental, intelektual, dan spiritual. Kebanggaan hadir di depan para dewan hakim, membacakan dan menguraikan teks kitab, serta menimba hikmah dari setiap bacaan menjadi pengalaman tak terlupakan.
Semua ruang Majelis Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) dipenuhi peserta, saat babak penyisihan Marhalah Ulya dan semifinal Marhalah Ula serta Wustha yang berlangsung bersamaan.
Di balik setiap wajah yang memegang kitab kuning, tersimpan kisah perjuangan dan campuran rasa cemas serta keyakinan kuat.
Filzah Zahrah Aqylah, santriwati dari kafilah tuan rumah As’adiyah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, mengenakan seragam hijau khas pesantren. Ia duduk menunggu giliran dengan nomor delapan, akan bertanding di majelis Hadits Marhalah Wustha.
“Deg-degan banget, Kak,” kata Filzah pelan sambil terus menatap kitab yang dibawanya.
Ini adalah pengalaman pertama Filzah mengikuti MQK. Meski sudah mempersiapkan diri selama berhari-hari, dibimbing guru-guru pesantren yang mengajarkan cara membaca dan memahami isi kitab, rasa gugup tetap membekas. Baginya, ketegangan ini sekaligus jadi pengalaman berharga yang akan dikenang sepanjang perjalanan belajarnya.
Sementara itu, Alyah Aulia Razak dari kafilah Sulawesi Selatan yang bertanding di majelis Akhlak Marhalah Ulya, juga berbagi cerita. Meski sudah punya pengalaman mengikuti MQK Nasional VII di Lamongan tahun 2023, rasa grogi masih sulit dihindari.
“Saya sudah latihan intensif sebulan terakhir dan mempelajari kitab dengan serius, tapi tetap saja gemetar saat tampil,” ungkap Alyah sambil tersenyum.
Perbedaannya, dua tahun lalu Alyah masih bertanding di Marhalah Wustha, sekarang ia sudah naik ke tingkat Ulya yang lebih menuntut kedalaman pemahaman dan kemampuan menyampaikan materi dengan matang.
“Di Wustha masih fokus pada pemahaman dasar, tapi di Ulya harus lebih mendalam dan penyampaiannya juga harus lebih baik,” jelas Alyah.
Di tengah ketegangan dan persaingan, MQK justru menjadi ajang penguatan ukhuwah antar santri dari berbagai daerah dan negara sahabat. Mereka berkumpul dengan semangat sama: menjaga dan menghidupkan tradisi literasi pesantren, bukan sekadar berlomba mengalahkan satu sama lain.
Bagi Filzah, Alyah, dan ratusan santri lainnya, MQK adalah ujian mental, intelektual, dan spiritual. Kebanggaan hadir di depan para dewan hakim, membacakan dan menguraikan teks kitab, serta menimba hikmah dari setiap bacaan menjadi pengalaman tak terlupakan.
(TRI)
Berita Terkait
News
AI Masuk Pesantren, XLSMART Latih 600 Santri di Lombok
XLSMART menggelar program Pesantren Digital di Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda, Bagu, Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Selasa, 18 Nov 2025 14:15
News
Dimulai di UIN Alauddin, Kemenag RI Susun Kerangka Akademik Diplomasi Perdamaian Gaza
Di tengah memuncaknya kegelisahan global terhadap krisis Gaza, Pemerintah Indonesia mulai memetakan langkah diplomasi yang lebih ofensif.
Senin, 17 Nov 2025 15:17
Makassar City
Hadiri Sitarupa 2025, Walkot Munafri Komitmen Lindungi Pesantren dan Santri
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menghadiri Sitarupa se-Indonesia Timur di Balai Manunggal Prajurit Jenderal M. Yusuf, Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Selasa (28/10/2025).
Selasa, 28 Okt 2025 19:04
News
MQK Internasional Sukses Digelar di Wajo, Menag Apresiasi Dukungan Telkom
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo sukses menggelar Musabaqah Qira'atul Kutub (MQK) Nasional dan Internasional 2025 pada 2-6 Oktober 2025.
Jum'at, 24 Okt 2025 10:42
News
Nilai Santri Menjadi Fondasi Integritas dalam Menjaga Suara Rakyat
Komisioner KPU Bantaeng, Aspar Ramli menyampaikan pesan inspiratif tentang pentingnya nilai-nilai santri dalam menjaga integritas dan profesionalisme penyelenggara pemilu.
Rabu, 22 Okt 2025 16:33
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Jelang Muswil PKB Sulsel, Jeneponto Nyatakan Dukungan ke Azhar Arsyad
2
Akademisi: Kerja Sama Freeport - Amman Jaga Hilirisasi Tetap Jalan
3
Ekonomi Sulsel Diproyeksi Bisa Tumbuh hingga 5,7%, Pertanian Jadi Penggerak Utama
4
AI Masuk Pesantren, XLSMART Latih 600 Santri di Lombok
5
Indosat Gandeng Perbankan Perkuat Proteksi Anti Spam/Scam Berbasis AI
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Jelang Muswil PKB Sulsel, Jeneponto Nyatakan Dukungan ke Azhar Arsyad
2
Akademisi: Kerja Sama Freeport - Amman Jaga Hilirisasi Tetap Jalan
3
Ekonomi Sulsel Diproyeksi Bisa Tumbuh hingga 5,7%, Pertanian Jadi Penggerak Utama
4
AI Masuk Pesantren, XLSMART Latih 600 Santri di Lombok
5
Indosat Gandeng Perbankan Perkuat Proteksi Anti Spam/Scam Berbasis AI