Khofifah Ajak Muslimat NU jadi Bunda Asuh Anak Stunting

Tri Yari Kurniawan
Selasa, 25 Jul 2023 19:39
Khofifah Ajak Muslimat NU jadi Bunda Asuh Anak Stunting
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, berfoto bersama di sela pembukaan Konferwil XI PW Muslimat NU Sulsel. Foto/Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, mengajak seluruh pengurus Muslimat NU untuk aktif terlibat dalam pencegahan dan penanganan stunting. Muslimat NU diminta menjadi bunda asuh anak yang terindikasi stunting.

Hal itu disampaikan oleh Khofifah yang juga Gubernur Jawa Timur (Jatim) saat memberikan pengarahan di sela pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) XI Pengurus Wilayah Muslimat NU Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di Kampus Universitas Islam Makassar (UIM), Selasa (25/7/2023).



Pada kesempatan itu, Khofifah juga mengukuhkan 21 bunda asuh anak stunting lingkup Sulsel. Mereka adalah perwakilan dari pengurus Muslimat NU tingkat kabupaten/kota. Diminta Khofifah, peran penanganan stunting mesti dilakukan secara masif dan terkoordinasi melibatkan seluruh pihak terkait.

"Saya minta tolong (penanganan stunting) bukan saja yang disematkan selendang, hanya 21. Di Muslimat NU kan ada pengurus lain juga, tolong selalu komunikasi dengan camat dan BKKBN yang tahu data indikasi stunting," kata Khofifah.

Menurut dia, pengurus Muslimat NU harus terjun langsung melakukan intervensi untuk mencegah stunting. Caranya sederhana dan sudah beramal pula. Cukup dengan menyediakan satu telur per hari atau 30 telur per bulan untuk anak yang terindikasi stunting. Hal itu disebutnya tidak akan membuat orang miskin.

Khofifah menegaskan, langkah Muslimat NU yang menaruh atensi terhadap pencegahan stunting lantaran menyangkut generasi masa depan bangsa. Terlebih, saat ini semua pihak di tanah air tengah menyongsong Indonesia Emas 2045. Nah, hal itu tentunya hanya bisa terwujud bila generasi penerus bangsa sehat.

Olehnya itu, Khofifah menyebut penanganan dan pencegahan stunting sejatinya harus dilakukan sejak masa persiapan menikah. Pasangan suami istri harus diberikan edukasi sejak dini. Dengan begitu, mulai dari masa kehamilan hingga 1.000 hari pasca-kelahiran dapat terus dijaga agar anak terpenuhi kebutuhan gizinya.

Ketua PW Muslimat NU Sulsel, Majdah M Zain, menyampaikan pihaknya pada hari ini resmi meluncurkan bunda asuh anak terindikasi stunting. Peluncuran program ini tentunya istimewa lantaran dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.

"Kehadiran bunda asuh anak terindikasi stunting ini memang menjadi atensi, perhatian pusat," ungkapnya.

Kehadiran Muslimat NU, kata dia, memang didorong untuk mampu menjadi ujung tombak dalam penanganan berbagai permasalahan di masyarakat, khususnya soal perempuan dan anak.



Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, yang turut hadir menyampaikan penanganan stunting merupakan permasalahan bersama yang menjadi atensi. Bukan hanya pemerintah pusat, tapi pemerintah daerah juga terus berupaya untuk menekan angka stunting. Meski diakuinya, data stunting di Sulsel kerap berubah-ubah, apalagi ada dua indikator penilaian.

Pada kesempatan itu, Gubernur Sudirman juga memaparkan sejumlah program pemerintah provinsi di hadapan Khofifah. Di antaranya yakni program pengentasan buta aksara Alquran yang menyasar kalangan pelajar. Dari mulanya ada 12 ribu pelajar yang tidak bisa baca Alquran, setelah pendampingan tersisa 3 ribu.

"Kita ada juga program mengaji tilawah dan pengajian 30 menit di sekolah. Mereka smua wajib diajari ngaji," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru