Kompak! 34 Delegasi se-Sulsel Hadiri Rakernas LDII yang Dibuka Presiden Jokowi

Tri Yari Kurniawan
Rabu, 08 Nov 2023 13:08
Kompak! 34 Delegasi se-Sulsel Hadiri Rakernas LDII yang Dibuka Presiden Jokowi
Sebanyak 34 delegasi LDII se-Sulsel yang hadir di Rakernas LDII terdiri dari 10 dewan penasihat (wanhat), Ketua DPW LDII Sulsel Abri, dan 23 Ketua DPD Kabupaten/Kota se-Sulsel. Foto/Istime
Comment
Share
JAKARTA - Sebanyak 34 pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) se-Sulawesi Selatan (Sulsel) mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LDII di Ballroom Gedung Serba Guna (GSG) Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyidin, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (7/11/2023) kemarin.

Hadir dalam Rakernas LDII, Presiden Ir Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Pol Drs Listyo Sigit Prabowo MSi, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Dr Muhadjir Effendy.

Sebanyak 34 delegasi LDII se-Sulsel yang hadir di Rakernas LDII terdiri dari 10 dewan penasihat (wanhat) LDII Sulsel, Ketua DPW LDII Sulsel Abri, dan 23 Ketua DPD Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan.

Presiden Jokowi secara resmi membuka Rakernas LDII ditandai dengan prosesi pemukulan gong. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM) untuk meraih bonus demografi pada 2024.

“Di mana-mana kita membicarakan harapan Indonesia Emas 2045. Bonus demografi hanya terjadi sekali dalam sebuah peradaban. Tinggal kita bisa melakukan lompatan atau tidak? Kuncinya adalah pembangunan SDM,” ujar Jokowi dalam sambutannya.

Menurut dia, program pembangunan SDM profesional religius yang dicanangkan LDII sudah benar. Program LDII di bidang kebangsaan, keagamaan, pendidikan, dan kesehatan mampu menciptakan sebenar-benarnya manusia Indonesia. Ia berpendapat, negara berkembang sulit maju tanpa membangun SDM.

“Negara-negara di Amerika Latin pada tahun 50-an dan 70-an telah menjadi negara berkembang, tapi tidak menjadi negara maju. Pada saat ini, mereka masih negara berkembang bahkan banyak yang jatuh miskin,” ujar Jokowi. Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, Indonesia memerlukan kepemimpinan nasional yang kuat.

Senada dengan Presiden Jokowi, Ketua Umum KH Chriswanto Santoso dalam sambutannya mengatakan, LDII telah memfokuskan pembangunan SDM Profesional Religius sejak 2018, “Kami memiliki 8 Program Kerja LDII Untuk Bangsa yakni program kebangsaan, keagamaan, pendidikan, dan kesehatan ditujukan untuk membangun SDM,” tuturnya.

Program lainnya berupa teknologi digital, ekonomi syariah, energi baru terbarukan, dan ketahanan pangan serta pelestarian lingkungan, ditujukan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, “Ekonomi syariah yang diterapkan pada UMKM merupakan soko guru perekonomian nasional, karena terbukti imun terhadap goncangan ekonomi,” imbuh KH Chriswanto Santoso.

Ia mengatakan untuk membantu pemerintah dalam mengatasi pemanasan global, LDII telah memanfaatkan energi baru terbarukan, “Pondok-pondok kami telah menggunakan sel surya, salah satunya Ponpes Minhaajurrosyidin yang sebagian telah menggunakan listrik tenaga sel surya. Ke depan, semoga seluruhnya bisa menggunakan sel surya,” tuturnya.

Presiden Jokowi mendukung langkah LDII dalam memperkuat ketahanan pangan, “Pemanasan global memicu kekeringan di tujuh provinsi sehingga terjadi gagal panen. Di dunia, negara-negara penghasil pangan menahan kran impor untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya,” ujar Presiden Jokowi.

Ia mengatakan perang yang terjadi di Ukraina yang lokasinya jauh di dari Indonesia, ternyata membawa imbas ke Indonesia, “Gandum dan pupuk menjadi mahal, karena Ukraina dan Rusia adalah produsen gandum dan pupuk utama dunia,” imbuh Jokowi. Untuk itu, ia mendukung langkah LDII yang memprogramkan ketahanan pangan, karena di masa depan, pangan menjadi tantangan global.

Rakernas LDII berlangsung 7-9 November 2023 di Ballroom GSG Minhaajurrosyidin, Jakarta. Acara tersebut diikuti 1.307 peserta yang hadir di lokasi. Sementara, yang menghadiri secara daring berada di 500 studio mini yang rata-rata dihadiri 20 orang, “Total yang hadir mencapai 11.000-an lebih peserta,” ujar KH Chriswanto Santoso.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru