Ribuan Peserta Antusias Ikuti Seminar Nasional Kesehatan Reproduksi LDII Sulsel

Senin, 01 Des 2025 10:36
Ribuan Peserta Antusias Ikuti Seminar Nasional Kesehatan Reproduksi LDII Sulsel
LDII Sulsel sukses menggelar Seminar Nasional Kesehatan Reproduksi Perempuan di Masjid Roudhotul Jannah, Kompleks Dr Tadjuddin Chalid, Kota Makassar. Foto/Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan menggelar Seminar Nasional Kesehatan Reproduksi Perempuan di Masjid Roudhotul Jannah, Kompleks Dr Tadjuddin Chalid, Jalan Berua Raya, Kota Makassar, pada Minggu (30/11/2025).

Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat literasi kesehatan masyarakat, khususnya bagi perempuan.

Seminar nasional tersebut sekaligus menandai komitmen LDII Sulsel dalam mendukung pencapaian Asta Cita ke-4 Presiden RI Prabowo Subianto.

Dengan jangkauan ratusan titik Zoom dan partisipasi dari berbagai wilayah, LDII Sulsel optimistis dapat berkontribusi dalam membangun perempuan Indonesia yang sehat, kuat, dan berdaya sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

Acara yang mengusung tema “Sehat, Cerdas, Berdaya: Membangun Generasi Emas melalui Kesehatan Reproduksi Perempuan” ini berlangsung meriah, diikuti ribuan peserta luring dan terhubung ke 140 titik Zoom Meeting dari berbagai provinsi.

Rangkaian acara dibuka oleh MC Ilmaddin Husain, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Muhammad Abdullah, doa oleh Sekretaris Wanhat LDII Sulsel Rahmat Wahid, serta sambutan Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan, Asdar Mattiro.

Dalam sambutannya, Asdar menegaskan komitmen LDII Sulsel terhadap program pemerintah, khususnya di bidang kesehatan. “Edukasi kesehatan reproduksi adalah pondasi penting dalam membangun generasi masa depan,” ujarnya.

Ia menambahkan pentingnya peran perempuan dalam melahirkan generasi emas. “Karena itu, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi harus dikuatkan dan tidak lagi dianggap sebagai tema tabu. LDII ingin memastikan setiap perempuan memahami pentingnya menjaga tubuh, kesehatan, dan masa depan reproduksinya,” ungkapnya.

Memasuki sesi inti, hadir narasumber utama Prof Maisuri Tadjuddin Chalid, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin sekaligus dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Dalam paparannya, Prof Maisuri menyoroti minimnya pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah.

“Meskipun ada pelajaran biologi, materi tersebut belum cukup menjelaskan perubahan-perubahan biologis yang dialami remaja perempuan menjelang pubertas. Perlunya modul khusus kesehatan reproduksi yang diberikan sebelum anak memasuki masa haid pertama,” ungkapnya.

Ia juga membahas risiko pernikahan usia dini yang masih terjadi di sejumlah daerah. “Secara psikologis, pasangan muda dinilai belum siap menghadapi dinamika rumah tangga sehingga berpotensi meningkatkan angka perceraian,” jelasnya.

Dari sisi kesehatan, organ reproduksi yang belum matang berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan, kesulitan persalinan, serta meningkatkan kerentanan terhadap virus HPV pemicu kanker serviks.

“Karena itu, saya menekankan pentingnya menikah pada usia reproduksi yang sehat sesuai ketentuan perundang-undangan,” ujarnya.

Prof Maisuri turut mengapresiasi LDII Sulsel atas penyelenggaraan seminar berskala nasional ini. Ia memberikan masukan agar ke depan seminar dapat difokuskan pada kelompok usia tertentu seperti remaja, ibu muda, dan perempuan usia menopaus, sehingga diskusi menjadi lebih mendalam. Sebagai penutup, ia kembali mengingatkan bahwa kesehatan perempuan merupakan fondasi Indonesia Emas 2045.

“Karena itu, perempuan harus diberdayakan melalui pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi, kehamilan, dan kesehatan mental,” tegasnya.

Tingginya antusias peserta, baik luring maupun daring, menunjukkan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap edukasi kesehatan reproduksi yang komprehensif. Panitia juga menyediakan e-sertifikat yang dapat diunduh seluruh peserta, baik yang hadir langsung maupun melalui Zoom.

Selain peserta dari kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan melalui DPD, PC, dan PAC LDII, seminar ini turut diikuti peserta daring dari berbagai DPW, termasuk Bali, Jawa Timur, Bangka Belitung, Riau, Lampung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, NTB, NTT, Papua, Papua Tengah, Papua Barat, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya.

Antusiasme lintas daerah ini mencerminkan kebutuhan tinggi terkait edukasi kesehatan reproduksi perempuan di berbagai lapisan masyarakat.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru