Prof Husain Syam Siapkan Program Jitu Atasi Stunting di Sulbar
Selasa, 14 Mar 2023 19:31

Prof Husain Syam saat menghadiri HUT Kabupaten Mamasa beberapa waktu lalu. Foto: Sindo Makassar/Maman Sukirman
MAKASSAR - Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting tertinggi kedua di Indonesia pada 2022 hingga saat ini.
Melihat hal tersebut Prof Husain Syam memiliki tiga program jitu dalam mengatasi stunting di Provinsi Sulawesi Barat.
Dirinya menyebut tiga hal itu, yakni pertama, pendidikan yang berkualitas, kedua layanan kesehatan harus jelas, dan ketiga hadirkan usaha ekonomi masyarakat (UKM) yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Apabila ketiga hal ini bisa dikontrol dengan baik, maka stunting bisa jalan sendiri, bisa redam dengan sendirinya," tutur Rerktor UNM yang kerap disapa PHS itu, Selasa (14/3/2023).
Paling utama, kata PHS pada sektor pendidikan mesti menjadi fokus utama yang perlu diseriusi. Hal itu dikarenakan stunting bisa naik atau turun itu ada sektor pendidikan. "Jadi jika ini diseriusi maka akan menurun dengan sendirinya itu," ucapnya.
"Namun demikian tetap diperlukan sebuah program strategis dan kordinasi semua pihak pemangku kepentingan, dengan data yang presisi," sambung PHS.
Diketahui menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 35% pada tahun lalu.
Prevalensi balita stunting Sulawesi Barat tercatat naik 1,2 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 33,8%.
Selain peringkat kedua nasional, angka stunting di Sulawesi Barat berada di bawah ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Ini mengindikasikan bahwa penanganan stunting di Sulawesi Barat masih buruk.
Berdasarkan wilayahnya, terdapat 3 kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Sulawesi Barat. Sisanya, 3 kabupaten lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.
Kabupaten Majene merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sulawesi Barat pada 2022, yakni mencapai 40,6% atau dua kali lebih tinggi dari standar WHO. Angka ini tercatat naik 4,9 poin dari 2021 sebesar 35,7%.
Kabupaten Polewali Mandar menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Sulawesi Barat sebesar 39,3%. Posisinya diikuti oleh Kabupaten Mamasa dengan prevalensi balita stunting 38,6%.
Di sisi lain, prevalensi balita stunting terendah di Sulawesi Barat berada di Kabupaten Pasangkayu 25,8%.
PHS berharap angka stunting di Sulawesi Barat bisa dikontrol, sehingga tidak ada lagi kehawitaran pada pertumbuhan anak-anak sebgai generasi muda yang kompeten.
"Anak-anak merupakan generasi penerus yang utama, makanya kita harus memberikan hal terbaik bagi mereka. Karena mereka inilah para generasi muda yang akan melanjutkan perjuangan kita untuk memajukan Sulawesi Barat," tutup Prof Husain Syam.
Melihat hal tersebut Prof Husain Syam memiliki tiga program jitu dalam mengatasi stunting di Provinsi Sulawesi Barat.
Dirinya menyebut tiga hal itu, yakni pertama, pendidikan yang berkualitas, kedua layanan kesehatan harus jelas, dan ketiga hadirkan usaha ekonomi masyarakat (UKM) yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Apabila ketiga hal ini bisa dikontrol dengan baik, maka stunting bisa jalan sendiri, bisa redam dengan sendirinya," tutur Rerktor UNM yang kerap disapa PHS itu, Selasa (14/3/2023).
Paling utama, kata PHS pada sektor pendidikan mesti menjadi fokus utama yang perlu diseriusi. Hal itu dikarenakan stunting bisa naik atau turun itu ada sektor pendidikan. "Jadi jika ini diseriusi maka akan menurun dengan sendirinya itu," ucapnya.
"Namun demikian tetap diperlukan sebuah program strategis dan kordinasi semua pihak pemangku kepentingan, dengan data yang presisi," sambung PHS.
Diketahui menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 35% pada tahun lalu.
Prevalensi balita stunting Sulawesi Barat tercatat naik 1,2 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 33,8%.
Selain peringkat kedua nasional, angka stunting di Sulawesi Barat berada di bawah ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Ini mengindikasikan bahwa penanganan stunting di Sulawesi Barat masih buruk.
Berdasarkan wilayahnya, terdapat 3 kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Sulawesi Barat. Sisanya, 3 kabupaten lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.
Kabupaten Majene merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sulawesi Barat pada 2022, yakni mencapai 40,6% atau dua kali lebih tinggi dari standar WHO. Angka ini tercatat naik 4,9 poin dari 2021 sebesar 35,7%.
Kabupaten Polewali Mandar menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Sulawesi Barat sebesar 39,3%. Posisinya diikuti oleh Kabupaten Mamasa dengan prevalensi balita stunting 38,6%.
Di sisi lain, prevalensi balita stunting terendah di Sulawesi Barat berada di Kabupaten Pasangkayu 25,8%.
PHS berharap angka stunting di Sulawesi Barat bisa dikontrol, sehingga tidak ada lagi kehawitaran pada pertumbuhan anak-anak sebgai generasi muda yang kompeten.
"Anak-anak merupakan generasi penerus yang utama, makanya kita harus memberikan hal terbaik bagi mereka. Karena mereka inilah para generasi muda yang akan melanjutkan perjuangan kita untuk memajukan Sulawesi Barat," tutup Prof Husain Syam.
(GUS)
Berita Terkait

News
Alfamidi Sukses Tekan Stunting dan Edukasi Keluarga Balita di Enrekang
Alfamidi Cabang Makassar suksed mengadakan dua kegiatan corporate social responsibility (CSR) secara bersamaan di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Rabu, 14 Mei 2025 10:20

Sulsel
Hadiri Rakor TPPS Sulsel, Darmawangsyah Targetkan Stunting Gowa Turun ke 18%
Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa, Andi Tenri Indah Darmawangsyah menghadiri Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sulawesi Selatan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Kamis (8/5).
Jum'at, 09 Mei 2025 09:53

News
Wagub Sulsel Optimistis Angka Stunting Bisa Capai Satu Digit
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2025, di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis, (8/05/2025).
Kamis, 08 Mei 2025 18:58

Sulsel
Alfamidi Salurkan 4.500 Telur untuk Anak Terindikasi Stunting di Enrekang
Hingga April 2025, sebanyak 4.500 butir telur telah disalurkan kepada 30 anak yang terindikasi stunting, disertai dengan bantuan tambahan berupa susu dan sereal bergizi.
Rabu, 07 Mei 2025 12:30

Ekbis
Sinergi LDII Sulsel & Kodam XIV/Hasanuddin: Edukasi Anti-Narkoba hingga Cegah Stunting
Pengurus DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulsel melakukan audiensi dengan Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin di Markas Kodam XIV/Hasanuddin.
Rabu, 30 Apr 2025 22:25
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Luwu Timur Menuju Pusat Investasi Sulsel, Momentum Hari Jadi ke-22 Jadi Titik Balik
2

Appi Kini Sasar Ajatappareng, Kian Mantap Hadapi Musda Golkar Sulsel
3

Mantan Pemain PSM All Star Dorong RTQ Pimpin Asprov PSSI Sulsel
4

Prof Hartati Gantikan Ichsan Ali sebagai WR II UNM, Begini Penjelasan Rektor
5

Transformasi Pertanian Jadi Kado Istimewa Mentan Amran di HUT Luwu Timur ke-22
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Luwu Timur Menuju Pusat Investasi Sulsel, Momentum Hari Jadi ke-22 Jadi Titik Balik
2

Appi Kini Sasar Ajatappareng, Kian Mantap Hadapi Musda Golkar Sulsel
3

Mantan Pemain PSM All Star Dorong RTQ Pimpin Asprov PSSI Sulsel
4

Prof Hartati Gantikan Ichsan Ali sebagai WR II UNM, Begini Penjelasan Rektor
5

Transformasi Pertanian Jadi Kado Istimewa Mentan Amran di HUT Luwu Timur ke-22