Listrik Hijau PLN Bantu Petambak Udang di Mamuju Hemat Biaya Operasional hingga 70%

Sabtu, 03 Mei 2025 20:52
Listrik Hijau PLN Bantu Petambak Udang di Mamuju Hemat Biaya Operasional hingga 70%
Petugas PLN melakukan peninjauan lapangan pasokan listrik tambak udang vaname di Desa Beru-beru, Kabupaten Mamuju. Foto/Istimewa
Comment
Share
MAMUJU - PT PLN (Persero) terus mendukung sektor agrikultur melalui program Electrifying Agriculture (EA). Kali ini, PLN membantu UMKM budidaya tambak udang vaname di Kabupaten Mamuju untuk mengurangi biaya operasional hingga Rp6,6 juta per bulan dengan penyediaan listrik sebesar 16,5 kiloVolt Ampere (kVA).

Ado Mas'ud, pemilik tambak udang seluas dua hektare di Desa Beru-beru, Mamuju, menyebut program EA PLN telah meningkatkan hasil budidaya udangnya dan mengurangi biaya operasional hingga 70% setiap bulan. Sebelumnya, ia hanya panen udang satu ton per siklus (satu setengah bulan).

“Setelah beralih menggunakan listrik, Alhamdulillah, dalam satu siklus panen kami dapat menghasilkan 2,3 ton,” ujarnya.

Ado juga mengapresiasi layanan cepat dari PLN, yang kini banyak dimanfaatkan oleh petambak udang di Mamuju.

“Terima kasih PLN, dalam waktu singkat mereka mampu menyambungkan listrik ke usaha kami. Dengan adanya listrik, hasil budidaya udang dan ikan di desa kami menjadi lebih maksimal,” tambahnya.

Saat ini, sebagian besar petambak udang di Kabupaten Mamuju sudah beralih ke listrik PLN. “Layanan PLN semakin baik, responsnya cepat. Kami juga mendapatkan empat sertifikat Energi Baru Terbarukan (EBT) yang menambah nilai jual kami,” ungkap Ado.

Sudirman, petani dari Desa Beru-beru, mengungkapkan, sebelum beralih ke listrik PLN, tambaknya menghabiskan sekitar 1.382 liter solar per bulan, dengan biaya sekitar Rp9,4 juta. Setelah menggunakan listrik PLN, biaya operasionalnya hanya Rp2,8 juta per bulan.

“Selain menghemat biaya, listrik juga mengoptimalkan peralatan seperti kincir dan penerangan malam hari untuk menjaga kualitas udang,” kata Sudirman.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Edyansyah, menjelaskan bahwa program EA adalah komitmen PLN untuk mendorong modernisasi sektor pertanian agar lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Melalui program ini, kami mengajak pelaku agrikultur beralih ke alat berbasis listrik, yang lebih maju dan efisien dibandingkan dengan penggunaan genset atau diesel,” ujar Edyansyah.

Program EA juga bertujuan menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar dengan berbagai inovasi kelistrikan, termasuk penyediaan listrik berbasis energi hijau melalui Renewable Energy Certificate (REC).

Hingga Maret 2025, tercatat 3.887 pelanggan Electrifying Agriculture di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, dengan total daya terpasang mencapai 192.110 kVA.

“Program EA menjadi bagian dari strategi PLN untuk mendorong perekonomian melalui sektor ketenagalistrikan,” tutup Edyansyah.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru