Tim Rihlah Budaya Telusuri Manuskrip Mushaf Al-Quran di Sulsel
Tri Yari Kurniawan
Senin, 16 Sep 2024 10:00
Tim Rihlah Budaya Sulsel melakukan penelusuran manuskrip mushaf Al-Quran, dengan mengusung tema "Merajut Masa Silam untuk Masa Kini dan Masa Depan". Foto/Istimewa
MAKASSAR - Tim Rihlah Budaya Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan penelusuran manuskrip mushaf Al-Quran, dengan mengusung tema "Merajut Masa Silam untuk Masa Kini dan Masa Depan". Kegiatan ini berlangsung dari Parepare menuju Sengkang dan Bone pada Sabtu, 14 September 2024.
Pakar filolog, Prof Oman, menyatakan saat pertama kali membuka lembaran manuskrip mushaf Al-Quran milik keluarga Puang Helmi Ali Yafie di Jampue, Pinrang, Sulsel, hatinya tergerak. Menurutnya, pemberian izin dan akses atas mushaf Al-Quran pusaka yang ditulis oleh Syekh Zainal Abidin (w. 1890) ini, bagaikan kunci terbukanya khazanah puluhan manuskrip lain.
“Selama ini, manuskrip tersebut teronggok dalam lemari milik Qadi Muhsin Umar, Hakim Urusan Agama Islam terakhir di Jampue, kerabat dari Anregurutta Kiai Ali Yafie,” ujar dia.
Tim juga melakukan penelusuran pada manuskrip Al-Quran koleksi H. Zainal Abidin di Pompanua, koleksi Lukman di Pammana, koleksi Muqaddin di Pompanua, dan koleksi Fadly Ibrahim di Pompanua.
“Saya yakin, ke depan, kolaborasi Ngariksa dengan komunitas muda di Merial Institute dan Makassar Heritage Society (Mahesty) akan mampu mengubah kekunoan menjadi kekinian,” tutup Prof. Oman, yang memanfaatkan warisan manuskrip di Sulsel untuk kemaslahatan masa kini dan masa depan.
Sementara itu, Arief Rosyid Hasan dari Meriam Institute menegaskan, penting untuk menggali akar kesejarahan untuk masa depan, terutama dalam konteks Indonesia yang memimpikan Indonesia Emas. Menurutnya, mengkaji manuskrip Al-Qur'an merupakan salah satu cara untuk menemukan puzzle-puzzle sejarah yang berserakan.
"Sebagai orang muda, saya juga merasa bertanggung jawab untuk menelisik sejarah dan keluhuran, yang merupakan pondasi masa kini dan untuk menapaki masa depan, terutama ketika kita mencita-citakan Indonesia Emas," jelas Arief Rosyid.
Selain mengkaji manuskrip Al-Qur'an, Tim Rihlah Budaya juga melakukan kunjungan ke Pesantren As'adiyah, pesantren tertua di Sulawesi Selatan yang berdiri sejak tahun 1930-an. Pesantren ini telah mencetak generasi muslim terbaik dan merupakan warisan besar AGH As'ad Al-Bugisy.
Rombongan Rihlah Budaya Sulsel disambut oleh pimpinan pesantren, KH. Dr. Muhkdin Tahir. "Kami berterima kasih atas kedatangannya di pesantren tertua di Indonesia Timur yang berdiri sejak tahun 1930," tuturnya.
Pakar filolog, Prof Oman, menyatakan saat pertama kali membuka lembaran manuskrip mushaf Al-Quran milik keluarga Puang Helmi Ali Yafie di Jampue, Pinrang, Sulsel, hatinya tergerak. Menurutnya, pemberian izin dan akses atas mushaf Al-Quran pusaka yang ditulis oleh Syekh Zainal Abidin (w. 1890) ini, bagaikan kunci terbukanya khazanah puluhan manuskrip lain.
“Selama ini, manuskrip tersebut teronggok dalam lemari milik Qadi Muhsin Umar, Hakim Urusan Agama Islam terakhir di Jampue, kerabat dari Anregurutta Kiai Ali Yafie,” ujar dia.
Tim juga melakukan penelusuran pada manuskrip Al-Quran koleksi H. Zainal Abidin di Pompanua, koleksi Lukman di Pammana, koleksi Muqaddin di Pompanua, dan koleksi Fadly Ibrahim di Pompanua.
“Saya yakin, ke depan, kolaborasi Ngariksa dengan komunitas muda di Merial Institute dan Makassar Heritage Society (Mahesty) akan mampu mengubah kekunoan menjadi kekinian,” tutup Prof. Oman, yang memanfaatkan warisan manuskrip di Sulsel untuk kemaslahatan masa kini dan masa depan.
Sementara itu, Arief Rosyid Hasan dari Meriam Institute menegaskan, penting untuk menggali akar kesejarahan untuk masa depan, terutama dalam konteks Indonesia yang memimpikan Indonesia Emas. Menurutnya, mengkaji manuskrip Al-Qur'an merupakan salah satu cara untuk menemukan puzzle-puzzle sejarah yang berserakan.
"Sebagai orang muda, saya juga merasa bertanggung jawab untuk menelisik sejarah dan keluhuran, yang merupakan pondasi masa kini dan untuk menapaki masa depan, terutama ketika kita mencita-citakan Indonesia Emas," jelas Arief Rosyid.
Selain mengkaji manuskrip Al-Qur'an, Tim Rihlah Budaya juga melakukan kunjungan ke Pesantren As'adiyah, pesantren tertua di Sulawesi Selatan yang berdiri sejak tahun 1930-an. Pesantren ini telah mencetak generasi muslim terbaik dan merupakan warisan besar AGH As'ad Al-Bugisy.
Rombongan Rihlah Budaya Sulsel disambut oleh pimpinan pesantren, KH. Dr. Muhkdin Tahir. "Kami berterima kasih atas kedatangannya di pesantren tertua di Indonesia Timur yang berdiri sejak tahun 1930," tuturnya.
(TRI)
Berita Terkait
Sulsel
Pesta Adat Ma’rimpa Salo, Pj Bupati Sinjai Ajak Masyarakat Jaga Kelestarian Kearifan Lokal
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Sinjai bersama masyarakat Desa Sanjai, Kecamatan Sinjai Timur kembali menyelenggarakan event kebudayaan Ma’rimpa Salo pada tahun 2024 ini.
Kamis, 10 Okt 2024 14:48
Sulsel
Pemkab Gowa Berangkatkan Pegawai, Cleaning Service, dan Penghafal Al-Qur'an Umrah
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa memberangkatkan pegawai hingga penghafal Al-Quran untuk melakukan ibadah umrah.
Minggu, 06 Okt 2024 16:32
News
Bukan Hanya untuk Filolog & Akademisi Sejarah, Naskah Kuno Bisa Dipelajari Anak Muda
Selama ini manuskrip atau naskah kuno identik dengan filolog dan akademisi sejarah untuk dikaji. Padahal, naskah kuno menyimpan banyak aspek yang bisa dipelajari oleh semua pihak.
Selasa, 17 Sep 2024 08:58
News
LAZ Hadji Kalla Hadirkan Program Bina Agama Tunarungu
Program ini bertujuan mengatasi kesenjangan akses pendidikan dan informasi agama, memastikan setiap individu, tanpa memandang keterbatasan, dapat memperdalam ilmu agama.
Rabu, 28 Agu 2024 19:37
Lifestyle
Sanggar Frida Makassar Gelar Workshop Acting, Upaya Kembangkan Bakat Anak Sejak Dini
Sanggar Frida Makassar menggelar pelatihan seni peran bertajuk Workshop Acting Sinema Anak Nusantara, Sabtu (10/8/2024).
Sabtu, 10 Agu 2024 11:37
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
3
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
4
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
5
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
3
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
4
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
5
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024