Pengamat Sebut Alasan Kader PDIP Sulit Menang di Pilgub Sulsel
Tim Sindomakassar
Minggu, 29 Sep 2024 14:10
PDIP Sulsel saat menggelar Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDI Perjuangan Sulsel yang digelar di Hotel Claro, Jumat (27/9/2024). Foto: Istimewa
MAKASSAR - Secara nasional, PDIP mungkin adalah partai pemenang, tetapi itu tidak berlaku di Sulsel. Situasinya terbilang sulit, apalagi dengan ambisi untuk menjadi penguasa.
Khususnya keinginan untuk memenangkan kadernya yaitu Moh Ramdhan Danny Pomanto di Pilgub Sulsel 2024. Partai berlambang banteng itu harus berjuang keras menentang sejarah yang tidak pernah mencatatkan kadernya terpilih sebagai Gubernur Sulsel.
Pengamat Politik Unhas, Prof Sukri Tamma tak menampik sejarah politik di Sulsel yang memang tidak pernah dimenangkan PDIP. Faktor penyebabnya ada begitu banyak, salah satunya soal ketokohan kader yang dimiliki.
"Kalau kita bicara wilayah atau daerah, dalam hal ini Pilkada punya kondisi objektifnya masing-masing, punya sentimen sosial politik masing-masing. Kemudian juga terpenting adalah ketokohan," katanya.
Menurut dia, untuk ketokohan kader PDIP dalam sejarah Pilkada di Sulsel lebih selalu kalah bersaing dengan partai lain. Terutama oleh Golkar yang begitu mendominasi.
"Karena Sulsel itu sejarahnya memang adalah Golkar, berpuluh tahun berkuasa. Sekarang ini saja baru bergeser ke partai-partai lain seperti NasDem, Gerindra, dan lain-lain," ucapnya.
"Sehingga ketika ingin bersaing dengan kader partai lain, PDIP selalu sulit, bahkan harus mengalah, sebab jika memaksakan, harus siap kalah," tambah dia.
Meski begitu, Sukri tak ingin menutup mata bahwa PDIP punya sejumlah kader yang cukup bagus bertarung di Pilkada 2024. Namun, masalahnya adalah apakah itu cukup jika disandingkan dengan kekuatan partai.
"Infrastruktur kepartaian PDIP tidak terlalu bagus, apalagi di Pemilu kemarin tidak masuk empat besar di Sulsel. Ini jelas menunjukkan tantangan berat yang harus dilalui untuk memenangkan kontestasi baik pilgub maupun pilkada di swluruh daerah," terangnya.
Lebih lanjut, jika bicara mengenai kader yang diusung di Pilkada 2024, semua mata pasti tertuju pada kontestasi Pilgub. Dimana PDIP mengusung Danny Pomanto berpasangan Azhar Arsyad.
Bagi Sukri, Danny Pomanto memang punya ketokohan yang cukup bagus, namun itu mungkin hanya berlaku di Makassar. Sehingga ada pekerjaan besar untuk membuatnya diterima di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
"Apakah itu PDIP ataupun Danny Pomanto, dua-duanya harus bekerja keras karena saling terkait. Karena Sulsel bukan hanya Makassar saja," tukasnya.
Tidak hanya itu, tantangan besar lainnya bahwa hampir seluruh partai besar termasuk pemenang Pemilu di Sulsel berada di barisan lawan mereka yaitu Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi. Ini lagi-lagi tentu menjadi beban tersendiri bagi PDIP.
PDIP akan melawan partai pemenang yaitu Nasdem yang berkoalisi dengan partai besar seperti Golkar, Gerindra, PKS, dan Demokrat. Kemudian ada PAN, Hanura, Gelora, Perindo dan PSI yang totalnya sebanyak 10 partai.
Sementara PDIP, hanya dengan dua tambahan partai besar yaitu PKB dan PPP. Sisanya partai non parlemen seperti Partai Buruh, PBB, dan Ummat.
"Di situasi ini, dengan Pilgub yang hanya diikuti dua pasangan calon, koalisi partai yang punya kekuatan lebih besarlah yang berpotensi menang. Apalagi sudah ada survei yang menunjukkan selisihnya yang bahkan mencapai sekitar 30 persen," tandasnya.
Diketahui, PDIP Sulsel baru saja melakukan Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDI Perjuangan Sulsel yang digelar di Hotel Claro, Jumat (27/9/2024).
Pada kesempatan itu, Ketua DPD PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri mengungkapkan bahwa usungan partainya mendapat lawan yang sangat berat karena diusung oleh partai peraih suara dominan di Sulsel.
Untuk itu, diakuinya bahwa PDIP membutuhkan strategi khusus untuk memenangkan pertarungan yang sungguh amat sangat berat ini.
"Saya telah menginstruksikan untuk membentuk komandan-komandan teritorial, yang bertanggungjawab menjalankan strategi dan evaluasi pergerakan pemenangan di Pilgub," ungkapnya.
Khususnya keinginan untuk memenangkan kadernya yaitu Moh Ramdhan Danny Pomanto di Pilgub Sulsel 2024. Partai berlambang banteng itu harus berjuang keras menentang sejarah yang tidak pernah mencatatkan kadernya terpilih sebagai Gubernur Sulsel.
Pengamat Politik Unhas, Prof Sukri Tamma tak menampik sejarah politik di Sulsel yang memang tidak pernah dimenangkan PDIP. Faktor penyebabnya ada begitu banyak, salah satunya soal ketokohan kader yang dimiliki.
"Kalau kita bicara wilayah atau daerah, dalam hal ini Pilkada punya kondisi objektifnya masing-masing, punya sentimen sosial politik masing-masing. Kemudian juga terpenting adalah ketokohan," katanya.
Menurut dia, untuk ketokohan kader PDIP dalam sejarah Pilkada di Sulsel lebih selalu kalah bersaing dengan partai lain. Terutama oleh Golkar yang begitu mendominasi.
"Karena Sulsel itu sejarahnya memang adalah Golkar, berpuluh tahun berkuasa. Sekarang ini saja baru bergeser ke partai-partai lain seperti NasDem, Gerindra, dan lain-lain," ucapnya.
"Sehingga ketika ingin bersaing dengan kader partai lain, PDIP selalu sulit, bahkan harus mengalah, sebab jika memaksakan, harus siap kalah," tambah dia.
Meski begitu, Sukri tak ingin menutup mata bahwa PDIP punya sejumlah kader yang cukup bagus bertarung di Pilkada 2024. Namun, masalahnya adalah apakah itu cukup jika disandingkan dengan kekuatan partai.
"Infrastruktur kepartaian PDIP tidak terlalu bagus, apalagi di Pemilu kemarin tidak masuk empat besar di Sulsel. Ini jelas menunjukkan tantangan berat yang harus dilalui untuk memenangkan kontestasi baik pilgub maupun pilkada di swluruh daerah," terangnya.
Lebih lanjut, jika bicara mengenai kader yang diusung di Pilkada 2024, semua mata pasti tertuju pada kontestasi Pilgub. Dimana PDIP mengusung Danny Pomanto berpasangan Azhar Arsyad.
Bagi Sukri, Danny Pomanto memang punya ketokohan yang cukup bagus, namun itu mungkin hanya berlaku di Makassar. Sehingga ada pekerjaan besar untuk membuatnya diterima di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
"Apakah itu PDIP ataupun Danny Pomanto, dua-duanya harus bekerja keras karena saling terkait. Karena Sulsel bukan hanya Makassar saja," tukasnya.
Tidak hanya itu, tantangan besar lainnya bahwa hampir seluruh partai besar termasuk pemenang Pemilu di Sulsel berada di barisan lawan mereka yaitu Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi. Ini lagi-lagi tentu menjadi beban tersendiri bagi PDIP.
PDIP akan melawan partai pemenang yaitu Nasdem yang berkoalisi dengan partai besar seperti Golkar, Gerindra, PKS, dan Demokrat. Kemudian ada PAN, Hanura, Gelora, Perindo dan PSI yang totalnya sebanyak 10 partai.
Sementara PDIP, hanya dengan dua tambahan partai besar yaitu PKB dan PPP. Sisanya partai non parlemen seperti Partai Buruh, PBB, dan Ummat.
"Di situasi ini, dengan Pilgub yang hanya diikuti dua pasangan calon, koalisi partai yang punya kekuatan lebih besarlah yang berpotensi menang. Apalagi sudah ada survei yang menunjukkan selisihnya yang bahkan mencapai sekitar 30 persen," tandasnya.
Diketahui, PDIP Sulsel baru saja melakukan Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDI Perjuangan Sulsel yang digelar di Hotel Claro, Jumat (27/9/2024).
Pada kesempatan itu, Ketua DPD PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri mengungkapkan bahwa usungan partainya mendapat lawan yang sangat berat karena diusung oleh partai peraih suara dominan di Sulsel.
Untuk itu, diakuinya bahwa PDIP membutuhkan strategi khusus untuk memenangkan pertarungan yang sungguh amat sangat berat ini.
"Saya telah menginstruksikan untuk membentuk komandan-komandan teritorial, yang bertanggungjawab menjalankan strategi dan evaluasi pergerakan pemenangan di Pilgub," ungkapnya.
(UMI)
Berita Terkait
Sulsel
Danny Dituding Menghasut Soal Wisata Halal, Ini Kata Tokoh Masyarakat Toraja
Polemik soal wisata halal di Toraja terus berlanjut. Sebelumnya, Calon Gubernur Sulsel nomor urut 1, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto mengatakan istilah 'wisata halal' tersebut tak cocok disematkan di Toraja.
Sabtu, 12 Okt 2024 18:42
Sulsel
Survei Pilgub Sulsel Oktober 2024: Andi Sudirman-Fatma 63% dan Danny-Azhar 17%
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru Pilgub Sulsel 2024. Survei dilakukan pada 26 sampai 3 Oktober 2024.
Sabtu, 12 Okt 2024 16:18
News
Fenomena Kunjungan Kandidat Cagub, Cawalkot hingga Cabub ke Sinode Gereja Toraja
Sejauh ini, dua Calon Gubernur Sulsel, Cabup Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Luwu Timur, Cawalkot Makassar, Palopo dan yang lainnya silih berganti melakukan kunjungan ke Sinode Gereja Toraja.
Sabtu, 12 Okt 2024 11:23
Sulsel
Danny Pomanto Dilaporkan ke Bawaslu Toraja Utara Terkait Pernyataan Wisata Halal
Warga Buntu Lakbo, Kabupaten Toraja Utara (Torut), Daud L melaporkan Cagub Sulsel 01, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto ke Bawaslu Torut.
Jum'at, 11 Okt 2024 21:28
Sulsel
Berita Dugaan Pelanggaran Pilkada Bisa jadi Informasi Awal Bawaslu Lakukan Penelusuran
Berita dugaan pelanggaran tahapan Pilkada 2024, bisa menjadi langkah awal bagi Bawaslu melakukan penelusuran. Berita tersebut bisa sebagai informasi awal.
Jum'at, 11 Okt 2024 19:43
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pilwalkot Makassar Oktober 2024: Mulia 36,7%, Inimi 25%, Sehati 18,9% dan Aman 3,6%
2
Begini Alasan Warga Sabbang Selatan Nyatakan Dukungan ke Fauzi-Ajie di Pilkada Lutra
3
Pemerintahan Takalar Dinilai Alami Kemunduran, Realisasi PAD Jauh dari Target
4
Fenomena Kunjungan Kandidat Cagub, Cawalkot hingga Cabub ke Sinode Gereja Toraja
5
Survei Pilgub Sulsel Oktober 2024: Andi Sudirman-Fatma 63% dan Danny-Azhar 17%
6
Danny Dituding Menghasut Soal Wisata Halal, Ini Kata Tokoh Masyarakat Toraja
7
Survei Indikator Pilwalkot Makassar 2024: Popularitas Paslon AMAN Naik, Elektabilitas Meningkat