Cegah Bencana Alam, Pengamat Lingkungan Apresiasi Program Penghijauan Hati Damai

Tim Sindomakassar
Rabu, 16 Okt 2024 15:33
Cegah Bencana Alam, Pengamat Lingkungan Apresiasi Program Penghijauan Hati Damai
Pengamat lingkungan dari Universitas Hasanuddin, Andang Suryana Soma memberi apresiasi ke pasangan Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Hati Damai). Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Pengamat lingkungan dari Universitas Hasanuddin, Andang Suryana Soma memberi apresiasi ke pasangan Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Hati Damai), yang siap melalukan penghijauan besar-besaran di sepanjang Sungai Jeneberang.

Menurutnya, hutan pinus berperan krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Gowa. Dan langkah ini juga dapat membantu mencegah bencana alam seperti longsor. Ia juga mengingatkan akan bencana longsor besar yang terjadi di tahun 2004 di Lembah Ramma, yang mengakibatkan kerusakan signifikan dan sedimentasi di bendungan Bilibili.

"Jika program ini dilakukan dengan benar, hutan pinus akan menjadi penopang utama stabilitas lingkungan di Gowa," ungkap Andang yang merupakan lulusan S3 di Kyushu University, Fukuoka, Jepang jurusan Agro-Environmental Science, Rabu (16/10/24).

Andang menegaskan, pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Karena itu program Hati Damai patut di support.

“Kita butuh solusi yang konkret untuk masalah lingkungan, dan penanaman pohon ini bisa menjadi jawaban jangka panjang," tegas Andang.

Diketahui, dalam debat terbuka calon bupati dan wakil bupati Gowa yang digelar di Hotel Claro Makassar, Selasa (15/10) malam, pasangan nomor urut 02, Husniah Talenrang - Darmawangsyah Muin melontarkan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 01, Amir Uskara - Irmawati (Aurama), terkait bagaimana Gowa akan menghadapi tantangan perubahan iklim dan perdagangan karbon.

Husniah Talenrang, membuka sesi ini dengan mempertanyakan kesiapan paslon nomor urut 01 dalam memanfaatkan potensi perdagangan karbon di Gowa, mengacu pada Peraturan Presiden No 98 Tahun 2021 yang telah membuka peluang ekonomi baru. Ia menegaskan bahwa Gowa memiliki potensi besar untuk menjadi produsen karbon yang signifikan di tingkat nasional.

"Gowa ini kaya potensi, tapi apa strategi Anda untuk membuat kabupaten ini berpartisipasi aktif dalam perdagangan karbon?" tanya Husniah.

Amir Uskara lantas menjawab bahwa isu perdagangan karbon telah dibahas saat ia menjabat di DPR RI, khususnya di Komisi XI. Ia menyebut bahwa isu perdagangan karbon masih menjadi bagian dari kebijakan pemerintah pusat dan bahwa Gowa belum sepenuhnya masuk dalam pasar ini.

"Namun karbon adalah komoditas yang semakin mahal. Insya Allah, kami akan mendorong regulasi agar Gowa siap masuk ke bursa karbon dalam waktu dekat," ucap Amir.

"Mengapa baru sekarang? Gowa harusnya sudah lebih dulu bergerak. Kita tidak bisa terus menunggu. Ini soal masa depan Gowa, bukan hanya soal rencana di atas kertas," balas Husniah.

Langkah Nyata Hati Damai: Penghijauan Massal dan Forest Healing

Darmawangsyah Muin kemudian memaparkan rencana besar timnya untuk mengatasi masalah lingkungan yang semakin kritis di Gowa. Ia berjanji akan menggerakkan masyarakat untuk melakukan penghijauan massal dengan menanam pohon pinus di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang hingga Malino.

"Kami akan menjadikan hutan kita sebagai sumber kehidupan baru, bukan hanya untuk menjaga lingkungan tapi juga untuk pariwisata," tegas Darmawangsyah.

Di hadapan panelis dan peserta debat, Sekretaris Gerindra Sulsel ini menjelaskan konsep "forest healing", di mana hutan wisata akan menjadi daya tarik baru yang bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Ini bukan sekadar penanaman pohon, tapi kita bicara potensi ekonomi jangka panjang," tambahnya.

Perdagangan Karbon: Peluang Emas Gowa?

Dalam sesi yang sama, Darmawangsyah juga menggambarkan potensi besar Gowa dalam menjadi pemain utama dalam perdagangan karbon. Menurutnya, dengan kebijakan yang jelas dan regulasi yang mendukung, Gowa bisa menarik minat investor global dalam industri ini.

"Ini peluang emas. Bukan hanya untuk menjaga lingkungan, tapi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gowa," katanya penuh optimisme.

Husniah juga memperingatkan pentingnya bertindak cepat. "Kita tidak boleh ketinggalan dari kabupaten lain. Kami siap membawa Gowa menjadi pelopor dalam perdagangan karbon di Indonesia," ujarnya dengan tegas.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru