Honorer Bantaeng Gelar Aksi, Sebut Seleksi PPPK Tidak Adil
Rabu, 12 Feb 2025 17:15

Situasi di depan Kantor Bupati Bantaeng saat puluhan honorer dan PMII menggelar aksi unjuk rasa, Rabu (12/2/2025). Foto: SINDO Makassar/Bahar Karibo
BANTAENG - Puluhan tenaga honorer eks Kategori 2 (K2) di Kabupaten Bantaeng menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati, Rabu (12/2/2024). Mereka memprotes hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang dinilai tidak adil.
Aksi honorer tersebut turut dikawal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bantaeng. Menurut Risal Suprianto, selaku Ketua PMII Bantaeng, aksi tersebut dilakukan karena banyak honorer K2 yang merasa dirugikan akibat perubahan status dalam pengumuman hasil seleksi. Mereka menuntut agar status K2 atau R2 dikembalikan seperti semula.
Menurutnya, sejumlah kejanggalan terjadi dalam proses seleksi ini. Salah satu masalah utama adalah perubahan status dari K2 atau R2 menjadi R3 atau non K2. Padahal, menurut kebijakan sebelumnya, mereka seharusnya mendapatkan prioritas dalam pengangkatan menjadi ASN PPPK.
Para honorer menilai bahwa hasil yang diumumkan bertentangan dengan prinsip keadilan dan transparansi yang seharusnya dijunjung tinggi dalam proses rekrutmen pemerintah.
Salah satu tuntutan utama yang disuarakan adalah pengembalian status honorer dari R3 menjadi R2. Para peserta aksi meminta agar Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bantaeng segera mengambil langkah untuk memperbaiki kesalahan ini.
Menanggapi protes tersebut, Kepala BKPSDM Kabupaten Bantaeng, Muh. Arif mengaku telah mengirimkan surat sanggahan kepada Tim Seleksi Nasional (Timselnas). Namun, hingga saat ini, mereka belum menerima jawaban resmi atas sanggahan tersebut.
Arif menjelaskan bahwa perubahan status honorer K2 dalam hasil seleksi kemungkinan besar disebabkan oleh kesalahan dalam proses pendaftaran online. Beberapa pelamar tidak melengkapi persyaratan tertentu, sehingga sistem secara otomatis mengubah status mereka menjadi R3.
Namun, penjelasan tersebut tidak serta-merta meredakan kekecewaan para honorer. Mereka menilai bahwa kesalahan teknis seharusnya bisa diperbaiki dengan verifikasi ulang, bukan malah membuat mereka kehilangan kesempatan untuk lolos seleksi.
Menanggapi polemik ini, anggota DPRD Kabupaten Bantaeng dari Fraksi PKB, Muh. Asri Bakri menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Kami akan mengeluarkan rekomendasi untuk segera berangkat ke kementerian guna mendapatkan kepastian terkait status honorer yang terdampak," tegasnya.
Salah seorang honorer K2, Syamsir, mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil seleksi. Ia menyoroti bahwa ada 25 tenaga honorer K2 dalam formasi guru yang statusnya berubah menjadi R3, padahal mereka memiliki nilai tinggi dalam tes seleksi.
"Delapan di antara mereka sebenarnya memenuhi syarat untuk lolos seleksi ASN PPPK, tapi karena perubahan status, mereka malah dinyatakan tidak lulus," jelasnya.
Banyak honorer lainnya juga mengungkapkan keresahan yang sama. Mereka menganggap bahwa ketidakpastian ini sangat merugikan, terutama bagi tenaga honorer K2 yang sudah mengabdi selama puluhan tahun dan berharap seleksi PPPK bisa menjadi jalan menuju kepastian status mereka.
Protes ini menurutnya mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap sistem seleksi PPPK. Para peserta aksi berharap adanya evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Aksi unjuk rasa ini menjadi pengingat bagi pemerintah bahwa transparansi dan keadilan dalam seleksi ASN PPPK adalah hal yang mutlak. Jika tidak ada perbaikan sistem, keresahan serupa bisa saja muncul kembali di tahun-tahun berikutnya.
Polemik ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk memperbaiki sistem rekrutmen ASN, sehingga tenaga honorer yang telah lama mengabdi mendapatkan kepastian yang layak atas masa depan mereka.
Aksi honorer tersebut turut dikawal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bantaeng. Menurut Risal Suprianto, selaku Ketua PMII Bantaeng, aksi tersebut dilakukan karena banyak honorer K2 yang merasa dirugikan akibat perubahan status dalam pengumuman hasil seleksi. Mereka menuntut agar status K2 atau R2 dikembalikan seperti semula.
Menurutnya, sejumlah kejanggalan terjadi dalam proses seleksi ini. Salah satu masalah utama adalah perubahan status dari K2 atau R2 menjadi R3 atau non K2. Padahal, menurut kebijakan sebelumnya, mereka seharusnya mendapatkan prioritas dalam pengangkatan menjadi ASN PPPK.
Para honorer menilai bahwa hasil yang diumumkan bertentangan dengan prinsip keadilan dan transparansi yang seharusnya dijunjung tinggi dalam proses rekrutmen pemerintah.
Salah satu tuntutan utama yang disuarakan adalah pengembalian status honorer dari R3 menjadi R2. Para peserta aksi meminta agar Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bantaeng segera mengambil langkah untuk memperbaiki kesalahan ini.
Menanggapi protes tersebut, Kepala BKPSDM Kabupaten Bantaeng, Muh. Arif mengaku telah mengirimkan surat sanggahan kepada Tim Seleksi Nasional (Timselnas). Namun, hingga saat ini, mereka belum menerima jawaban resmi atas sanggahan tersebut.
Arif menjelaskan bahwa perubahan status honorer K2 dalam hasil seleksi kemungkinan besar disebabkan oleh kesalahan dalam proses pendaftaran online. Beberapa pelamar tidak melengkapi persyaratan tertentu, sehingga sistem secara otomatis mengubah status mereka menjadi R3.
Namun, penjelasan tersebut tidak serta-merta meredakan kekecewaan para honorer. Mereka menilai bahwa kesalahan teknis seharusnya bisa diperbaiki dengan verifikasi ulang, bukan malah membuat mereka kehilangan kesempatan untuk lolos seleksi.
Menanggapi polemik ini, anggota DPRD Kabupaten Bantaeng dari Fraksi PKB, Muh. Asri Bakri menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Kami akan mengeluarkan rekomendasi untuk segera berangkat ke kementerian guna mendapatkan kepastian terkait status honorer yang terdampak," tegasnya.
Salah seorang honorer K2, Syamsir, mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil seleksi. Ia menyoroti bahwa ada 25 tenaga honorer K2 dalam formasi guru yang statusnya berubah menjadi R3, padahal mereka memiliki nilai tinggi dalam tes seleksi.
"Delapan di antara mereka sebenarnya memenuhi syarat untuk lolos seleksi ASN PPPK, tapi karena perubahan status, mereka malah dinyatakan tidak lulus," jelasnya.
Banyak honorer lainnya juga mengungkapkan keresahan yang sama. Mereka menganggap bahwa ketidakpastian ini sangat merugikan, terutama bagi tenaga honorer K2 yang sudah mengabdi selama puluhan tahun dan berharap seleksi PPPK bisa menjadi jalan menuju kepastian status mereka.
Protes ini menurutnya mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap sistem seleksi PPPK. Para peserta aksi berharap adanya evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Aksi unjuk rasa ini menjadi pengingat bagi pemerintah bahwa transparansi dan keadilan dalam seleksi ASN PPPK adalah hal yang mutlak. Jika tidak ada perbaikan sistem, keresahan serupa bisa saja muncul kembali di tahun-tahun berikutnya.
Polemik ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk memperbaiki sistem rekrutmen ASN, sehingga tenaga honorer yang telah lama mengabdi mendapatkan kepastian yang layak atas masa depan mereka.
(MAN)
Berita Terkait

Sulsel
Dipantau Bupati Uji Nurdin, 24 Pejabat Pemkab Bantaeng Ikuti Job Fit
Sebanyak 24 pejabat pimpinan tinggi pratama Pemkab Bantaeng mengikuti Evaluasi Kinerja dan Uji Komotensi di Ruang Pola Kantor Bupati Bantaeng pada Kamis, 8 Mei 2025.
Kamis, 08 Mei 2025 16:47

Sulsel
Pembangunan Embung Jadi Sasaran Utama TMMD ke-124 di Bantaeng
Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 1410/Bantaeng melaksanakan apel pengecekan personel dan pembagian sektor pengerjaan sasaran fisik, Rabu (07/05/2025).
Rabu, 07 Mei 2025 14:07

Sulsel
Sukseskan TMMD ke-124, Bupati Uji Nurdin Siap Kerahkan Sumber Daya
Bupati M Fathul Fauzy Nurdin memimpin upacara pembukaan TMMD ke-124 Tahun 2025 di Lapangan Sambang Katimbang Desa Ulugalung, Kecamatan Eremerasa, Selasa (6/5).
Selasa, 06 Mei 2025 18:44

Sulsel
Buka RPJMD 2025 - 2030 dan RKPD 2026, Bupati Uji Nurdin Minta Perhatikan Petani
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025 - 2030 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026 di Hotel Kirei Banteng, Senin, 5 Mei 2025.
Selasa, 06 Mei 2025 08:03

Sulsel
Lepas Jemaah Calon Haji, Bupati Bantaeng Uji Nurdin Minta Nama Daerah Terjaga
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin, melepas 178 Jemaah Calon Haji (JCH) yang tergabung dalam Kloter 8 Embarkasi Makassar di Masjid Agung Syekh Abdul Gani, Senin 5 Mei 2025.
Senin, 05 Mei 2025 14:36
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Anak yang Hilang di Wajo Meninggal, Ditemukan Mengapung di Sungai
2

Kejari Wajo Kembali Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi KUR Fiktif BRI
3

Demi Kenyamanan Belajar, DPRD Sulsel Rekomendasikan SMAN 23 Makassar Direhabilitasi
4

Derita Luka Serius di Lutut, Warga Borongtala Jeneponto Butuh Uluran Tangan
5

Kinerja Pelayanan Dasar Pemkab Enrekang Kian Meningkat
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Anak yang Hilang di Wajo Meninggal, Ditemukan Mengapung di Sungai
2

Kejari Wajo Kembali Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi KUR Fiktif BRI
3

Demi Kenyamanan Belajar, DPRD Sulsel Rekomendasikan SMAN 23 Makassar Direhabilitasi
4

Derita Luka Serius di Lutut, Warga Borongtala Jeneponto Butuh Uluran Tangan
5

Kinerja Pelayanan Dasar Pemkab Enrekang Kian Meningkat