Unhas Lakukan Pencanangan sebagai Pusat Kajian Hilirisasi Nikel Indonesia
Rabu, 26 Feb 2025 14:43

Pencanangan Universitas Hasanuddin sebagai Puslitbang Hilirisasi Nikel di Indonesia. FotO: SINDO Makassar/Luqman Zainuddin
MAKASSAR - Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan pencanangan sebagai Pusat Kajian Hilirisasi Nikel Indonesia. Pencanangan dilakukan di sela kegiatan Simposium Nasional Hilirisasi Nikel di Hotel Unhas, Rabu (26/2/2025) pagi.
Pencanangan tersebut dilakukan Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, bersama Koordinator Perencanaan, Produksi, dan Pemanfaatan Minerba ESDM Andy Wijayanto; DPP Penambang Nikel Rizal Kasti; Deputy Chief Operating Officer PT Vale Indonesia Abu Azhar; serta jajaran IKA serta Fakultas Teknik Unhas.
Prof Jamaluddin menyampaikan, pencanangan ini dilakukan untuk mengoptimalisasi upaya hilirisasi nikel yang merupakan bagian dari Asta Cita pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, hilirisasi nikel sejauh ini terhambat oleh beberapa faktor, salah satunya corporate culture.
"Menghilirisasi produk inovasi itu tidak mudah. Hambatannya biasa adalah corporate culture, khususnya para ilmuan. Mereka berhenti atau melambat di dalam eksekusi inovasi," beber Prof Jamaluddin.
Makanya, Pusat Kajian Unhas ini hadir untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam, khususnya nikel. Nantinya, dari sini, lahir produk hilirisasi yang kelak bisa menjadikan Indonesia bukan lagi pengekspor bahan baku, tetapi produk olahan yang sudah dimaksimalkan potensinya.
"Terutama Nikel dan turunannya, bukan hanya baterai, tetapi stainless steel, yang lain dan turunannya, agar bangsa kita bisa menjadi pemain di negeri sendiri. Indonesia masih membutuhkan banyak lapangan kerja, kita harus sadar optimasilsasi sumber daya, nilai tambah akan menjadi kunci," sambung Prof Jamaluddin.
Menurut Prof Jamaluddin, Pusat Kajian Hilirisasi Nikel di Indonesia ini menjadi langkah awal kebangkitan Indonesia sebagai negara maju yang berdaulat, disegani bangsa lain, dan tidak menjadi tertawaan bangsa lain.
"Saya yakin mereka menertawai kita, kita beli sendok mahal, stainless steel, padahal bahan bakunya dari kita," gurau Prof Jamalauddin.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa jika tidak berbenah dengan menghasilkan teknologi dan industri baru yang membuat Indonesia mandiri dari bahan impor, maka pertumbuhan ekonomi akan sulit menyentuh angka 6 persen. Sebab, industri yang diimpor menyerap devisa.
"Sebaliknya, jika kita bisa membuat industri di dalam negeri, saya yakin kita bisa mengekspor, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ini memang tidak mudah, tapi kalau kita bergabung semua, dengan adanya dukungan industri, saya kira perguruan tinggi akan mudah berkembang, karena kita punya SDM yang banyak,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unhas, Dr. Eng. Hendra Pachri mengatakan, Unhas dipilih menjadi Puslitbang karena di Sulawesi ada tiga zona pertambangan nikel, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulsel. Unhas pun memiliki peran yang besar dalam penyediaan sumber daya manusia untuk hilirisasi nikel.
"Dengan munculnya Puslitbang ini, kita berbicara hilirisasi tahap kedua. Perlu ada pemikiran, bagaimana kita bersinergi dengan perusahaan smelter, indusrti baterai, hingga industri stainless steel," beber Hendra.
Sebagai informasi, simposium ini digelar Ikatan Alumni (IKA) Teknik Unhas. Acara ini menjadi salah satu rangkaian momen dari acara tahunan Halal bi Halal IKA Teknik Unhas 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di bidang industri dan akademisi.
Pencanangan tersebut dilakukan Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, bersama Koordinator Perencanaan, Produksi, dan Pemanfaatan Minerba ESDM Andy Wijayanto; DPP Penambang Nikel Rizal Kasti; Deputy Chief Operating Officer PT Vale Indonesia Abu Azhar; serta jajaran IKA serta Fakultas Teknik Unhas.
Prof Jamaluddin menyampaikan, pencanangan ini dilakukan untuk mengoptimalisasi upaya hilirisasi nikel yang merupakan bagian dari Asta Cita pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, hilirisasi nikel sejauh ini terhambat oleh beberapa faktor, salah satunya corporate culture.
"Menghilirisasi produk inovasi itu tidak mudah. Hambatannya biasa adalah corporate culture, khususnya para ilmuan. Mereka berhenti atau melambat di dalam eksekusi inovasi," beber Prof Jamaluddin.
Baca Juga: Sinergi Menjaga Bumi Nikel Tetap Lestari
Makanya, Pusat Kajian Unhas ini hadir untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam, khususnya nikel. Nantinya, dari sini, lahir produk hilirisasi yang kelak bisa menjadikan Indonesia bukan lagi pengekspor bahan baku, tetapi produk olahan yang sudah dimaksimalkan potensinya.
"Terutama Nikel dan turunannya, bukan hanya baterai, tetapi stainless steel, yang lain dan turunannya, agar bangsa kita bisa menjadi pemain di negeri sendiri. Indonesia masih membutuhkan banyak lapangan kerja, kita harus sadar optimasilsasi sumber daya, nilai tambah akan menjadi kunci," sambung Prof Jamaluddin.
Menurut Prof Jamaluddin, Pusat Kajian Hilirisasi Nikel di Indonesia ini menjadi langkah awal kebangkitan Indonesia sebagai negara maju yang berdaulat, disegani bangsa lain, dan tidak menjadi tertawaan bangsa lain.
"Saya yakin mereka menertawai kita, kita beli sendok mahal, stainless steel, padahal bahan bakunya dari kita," gurau Prof Jamalauddin.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa jika tidak berbenah dengan menghasilkan teknologi dan industri baru yang membuat Indonesia mandiri dari bahan impor, maka pertumbuhan ekonomi akan sulit menyentuh angka 6 persen. Sebab, industri yang diimpor menyerap devisa.
"Sebaliknya, jika kita bisa membuat industri di dalam negeri, saya yakin kita bisa mengekspor, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ini memang tidak mudah, tapi kalau kita bergabung semua, dengan adanya dukungan industri, saya kira perguruan tinggi akan mudah berkembang, karena kita punya SDM yang banyak,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unhas, Dr. Eng. Hendra Pachri mengatakan, Unhas dipilih menjadi Puslitbang karena di Sulawesi ada tiga zona pertambangan nikel, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulsel. Unhas pun memiliki peran yang besar dalam penyediaan sumber daya manusia untuk hilirisasi nikel.
"Dengan munculnya Puslitbang ini, kita berbicara hilirisasi tahap kedua. Perlu ada pemikiran, bagaimana kita bersinergi dengan perusahaan smelter, indusrti baterai, hingga industri stainless steel," beber Hendra.
Sebagai informasi, simposium ini digelar Ikatan Alumni (IKA) Teknik Unhas. Acara ini menjadi salah satu rangkaian momen dari acara tahunan Halal bi Halal IKA Teknik Unhas 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di bidang industri dan akademisi.
(MAN)
Berita Terkait

News
Alumni FEB Unhas Berbagi Pengalaman: Setiap Jalan Menuju Sukses Berbeda
Acara ini meliputi sesi berbagi pengalaman bertema "Mengenal Destinasi Profesi" yang dihadiri sekitar 150 mahasiswa FEB Unhas di aula pertemuan Lt.3.
Senin, 14 Apr 2025 14:09

News
Rektor Unhas Launching Aplikasi Ikafe: Eratkan Silaturahmi & Solusi Entaskan Pengangguran
Rektor Unhas, Prof Jamaludin Jompa, meresmikan aplikasi Ikafe yang bertujuan mempererat tali persaudaraan serta memperkuat hubungan antara alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Senin, 14 Apr 2025 13:37

Ekbis
Komoditas Nikel Mendominasi, BPS Sulsel Catat Nilai Ekspor Naik 5,87%
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers dan merilis nilai ekspor dan impor. Tercatat nilai ekspor meengalami kenaikan pada bulan Februari 2025.
Rabu, 09 Apr 2025 15:21

Sulsel
Pertemuan PT Aserra dan Bupati Budiman Soal PKS Lahan di Lutim Ditunda
Pertemuan PT Aserra Ferolindo Sejahtera dan Bupati Luwu Timur, Budiman soal penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah diagendakan di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta pada Rabu (22/01/2025) besok, ditunda.
Selasa, 21 Jan 2025 12:02

Sulsel
Warga Papan Loe Bantaeng Boikot Akses Masuk Pabrik Nikel PT Huadi
Ratusan warga Desa Papan Loe, Kecamatan Pa'jukukang, Kabupaten Bantaeng, kembali menggelar unjuk rasa dengan cara memblokade akses menuju kawasan pabrik milik PT Huadi Nicel Alloy Indonesia.
Minggu, 22 Des 2024 16:55
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Evaluasi Tahapan Pilgub Sulsel, Sekda Apresiasi Sinergi Penyelenggara dan Forkopimda
2

Tiga Besar Calon Sekda, Munafri-Aliyah Akan Rembuk Penentuan Nama Definitif
3

Lindungi Pekerja Rentan, Pemkot Parepare dan BPJS Ketenagakerjaan Teken MoU
4

Progres PLTB Bantaeng, Envision Group Siap Bangun 14 Turbin di Bonto Maccini
5

Dorong Peningkatan Kapasitas Pengurus, LDII Sulsel Gelar Konsolidasi
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Evaluasi Tahapan Pilgub Sulsel, Sekda Apresiasi Sinergi Penyelenggara dan Forkopimda
2

Tiga Besar Calon Sekda, Munafri-Aliyah Akan Rembuk Penentuan Nama Definitif
3

Lindungi Pekerja Rentan, Pemkot Parepare dan BPJS Ketenagakerjaan Teken MoU
4

Progres PLTB Bantaeng, Envision Group Siap Bangun 14 Turbin di Bonto Maccini
5

Dorong Peningkatan Kapasitas Pengurus, LDII Sulsel Gelar Konsolidasi