Sinergi Menjaga Bumi Nikel Tetap Lestari
Selasa, 03 Des 2024 09:48
Pulau Sulawesi menjadi wilayah dengan kekayaan nikel terbesar, dimana PT Vale Indonesia menjadi pionir pertambangan berkelanjutan. Foto/Dok PT Vale
MAKASSAR - Indonesia bisa dibilang 'surga' nikel karena memiliki cadangan yang amat melimpah. Pulau Sulawesi menjadi wilayah dengan kekayaan nikel terbesar, dimana begitu banyak perusahaan yang kini mengincar kekayaan alam itu.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, tercatat total cadangan bijih nikel di tanah air mencapai 5,3 miliar ton, tepatnya 5.325.790.841 ton. Sementara, produksi bijih nikel Indonesia sepanjang 2023 mencapai 175 juta ton, tepatnya 175.617.183 ton.
Nah, jika rata-rata produksi bijih nikel dipatok sebesar 175.617.183 ton per tahunnya, maka sisa umur cadangan nikel diproyeksikan hanya bertahan hingga 30 tahun ke depan. Eksplorasi besar-besaran berbagai perusahaan nikel, khususnya di Sulawesi, harus dipastikan telah menerapkan prinsip keberlanjutan.
PT Vale Indonesia Tbk, bagian dari grup Mining Industry (MIND.ID), menjadi perusahaan tambang nikel yang menjadi pionir penerapan praktik pertambangan berkelanjutan. Bukan hanya lingkup Pulau Sulawesi, tapi juga menjadi role model perusahaan tambang di tanah air.
Komitmen menjaga Bumi Sulawesi bukan hanya ditunjukkan dan dilakukan oleh internal PT Vale. Perusahaan yang telah beroperasi selama 56 tahun itu turut memberdayakan masyarakat dan terus mengajak berbagai pihak turut terlibat di area operasi dan pemberdayaan meliputi Blok Sorowako (Sulawesi Selatan), Blok Pomalaa (Sulawesi Tenggara), dan Blok Bahodopi (Sulawesi Tengah).
Terbaru, PT Vale bersama Bisnis Indonesia Learning & Education Center (BILEC) menyelenggarakan pelatihan jurnalisme investigatif berbasis data dan fakta. Kegiatan yang dipusatkan di Makassar selama tiga hari pada akhir November 2024 itu bertujuan memperkuat pilar keberlanjutan berbasis edukasi.
Hampir 100 jurnalis se-Sulawesi, khususnya yang berdomisili di area operasi dan pemberdayaan PT Vale ikut ambil bagian. Tidak hanya jurnalis, dalam kegiatan ini PT Vale juga melibatkan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan.
Head of Corporate Communications PT Vale, Vanda Kusumaningrum, menyampaikan pihaknya mendukung prinsip berkelanjutan dengan berbagai inisiatif. Tidak melulu soal operasional dan pemberdayaan masyarakat sekitar, tapi juga meningkatkan kualitas jurnalis sebagai bagian dari pendekatan keberlanjutan.
Ia mempercayai Informasi yang akurat dan berbasis data menjadi kunci dalam menciptakan masyarakat yang sadar dan bertanggung jawab terhadap isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance-ESG).
“PT Vale berkomitmen terus membangun keberlanjutan, dimana media yang kuat dan profesional merupakan mitra penting. Nah, dengan memberdayakan jurnalis, kami berkontribusi pada penyampaian informasi yang akurat dan berdampak bagi masyarakat luas, termasuk mendukung agenda ESG,” jelas Vanda.
Lebih lanjut, pelaksanaan kegiatan ini disebutkan Vanda merupakan langkah PT Vale untuk mendukung SDG 4 (Quality Education) dengan memperkuat kompetensi sumber daya manusia, khususnya di sektor media. Penguatan jurnalisme investigatif berbasis data membantu menciptakan transparansi yang menjadi fondasi tata kelola berkelanjutan.
Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia, Maria Y Benyamin, menyampaikan pelatihan jurnalistik ini merupakan upaya mendukung prinsip keberlanjutan. Hanya dengan peningkatan kualitas, maka jurnalis maupun media dapat mengawal praktik pertambangan berkelanjutan.
"Melalui kolaborasi dengan PT Vale, BILEC berharap dapat mengembangkan keterampilan jurnalis, menghasilkan laporan yang kredibel, dan berkontribusi pada transparansi publik," ungkapnya.
Menurut Maria, pelatihan jurnalistik ini hanya bagian kecil dari upaya untuk mengasah kompetensi teknis jurnalis. Diharapkan pelatihan lanjutan bisa mengangkat berbagai isu yang lebih luas. Toh, begitu banyak isu pemberitaan di PT Vale yang cukup menginspirasi mengenai keberlanjutan.
Kolaborasi Walhi
Salah satu hal menarik dalam pelatihan jurnalistik yang diinisiasi oleh PT Vale adalah kolaborasi atau pelibatan Walhi Sulsel. Hal tersebut menunjukkan transparansi dan profesionalitas, sekaligus komitmen perusahaan untuk merangkul semua pihak untuk memastikan prinsip berkelanjutan senantiasa berjalan dengan baik.
Kepala Departemen Riset dan Keterlibatan Publik Walhi Sulsel, Slamet Riadi, pada kesempatan itu memberikan pemahaman terkait eksplorasi data dan riset advokasi lingkungan yang dapat dilakukan oleh jurnalis. Walhi mengajak jurnalis mengawal isu-isu lingkungan, khususnya di Sulawesi Selatan.
"Walhi dan jurnalis harus saling berkolaborasi, untuk menginvestigasi dan melakukan peliputan bersama. Kami bisa meriset, wartawan bisa mempublikasi agar bersama-sama mencegah kerusakan lingkungan yang semakin luas," tuturnya.
Adapun terkait PT Vale, Slamet menyampaikan Walhi terus melakukan pendampingan kepada masyarakat terkait berbagai isu. Salah satunya mengenai konflik Tanamalia. Ia menyarankan PT Vale untuk tidak memaksakan eksplorasi tambang nikel, mengingat penolakan warga di sana sangat kuat.
Slamet menekankan Walhi senantiasa menolak adanya aktivitas tambang, karena merusak bentang alam. Meski demikian, pihaknya tentunya tidak akan menghalangi operasional tambang, apabila telah mengantongi seluruh perizinan yang dipersyaratkan oleh pemerintah.
Hilirisasi Nikel
Selama 56 tahun, perusahaan yang dulu dikenal dengan nama INCO itu ikut berkontribusi merawat alam sekitar tetap lestari, memajukan pendidikan, dan menopang ekonomi daerah. Semua itu terealisasi berkat praktik pertambangan berkelanjutan, termasuk kebijakan hilirisasi nikel.
Ya, dua hal itu menjadi fokus utama PT Vale Indonesia, apalagi setelah diakuisisi oleh MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas. Holding BUMN di industri pertambangan itu kini bertransformasi menjadi arsitek hilirisasi mineral pertambangan nasional.
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung hilirisasi dengan menerapkan pertambangan berkelanjutan. Puluhan tahun beroperasi di Indonesia, PT Vale Indonesia tidak pernah sekalipun mengekspor biji nikel mentah ke luar negeri.
Ekspor nikel hanya dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia setelah melalui proses pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Kebijakan hilirisasi dari perusahaan itu telah diimplementasikan jauh sebelum pemerintah gencar menyuarakannya. Hilirisasi penting dilakukan untuk memberikan nilai tambah, sekaligus mendukung ekonomi.
“Hilirisasi sebenarnya telah menjadi bagian dari PT Vale sejak dulu, sejak awal kami beroperasi,” kata Febriany.
Ekosistem pertambangan berkelanjutan dengan menghasilkan nikel bersih pun telah lama diimplementasikan oleh PT Vale Indonesia. Operasional pabrik di Blok Sorowako dialiri listrik dari energi hijau. PT Vale Indonesia bahkan memiliki tiga sumber listrik yakni PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe.
Tiga unit PLTA itu memiliki kapasitas 365 MW yang tidak hanya menopang operasional PT Vale Indonesia. Febriany bilang pembangkit itu juga menyalurkan listrik kepada masyarakat melalui PLN. Jumlahnya berkisar 10 MW. Keberadaan PLTA itu menjadi bukti perusahaan tidak sekadar fokus memburu cuan.
“Ketiga PLTA ini menjadikan pabrik pengolahan nikel kami menjadi pabrik dengan intensitas karbon terendah di Indonesia. Pada jajaran produsen nikel saprolite di dunia, bahkan yang paling rendah karbon,” tuturnya.
Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer, Bernardus Irmanto, menambahkan PT Vale Indonesia bisa dibilang sebagai pelopor hilirisasi mineral di Indonesia. Sejak berdiri pada 1968, perusahaan langsung membangun pabrik pengolahan pada 1978. Produksi nikel matte pun dimulai pada 1978 tanpa pernah mengekspor ore.
“Sejak berdiri pada 1968, PT Vale telah mempelopori hilirisasi di Indonesia, jauh sebelum kebijakan tersebut populer," tegas Bernardus.
Bijak Kelola Tambang
Dalam menjalankan operasional pertambangan nikel di Sorowako selama 56 tahun, PT Vale Indonesia senantiasa bijak. Praktik pertambangan berkelanjutan dengan prinsip ESG dilakukan mulai tahap perencanaan, eksplorasi, eksploitasi hingga rehabilitasi. Perusahaan yang berdiri sejak 26 Juli 1968 itu pun tidak rakus dalam mengeksploitasi tambang nikel, meski memiliki lahan konsensi yang sangat luas.
Total wilayah konsensi PT Vale Indonesia di tiga provinsi meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah kurang lebih 118.017 hektare. Blok Sorowako di Kabupaten Luwu Timur paling besar mencapai 70.556 hektare. Adapun lahan yang digarap baru berkisar 16.000 hektare. Sejumlah pihak sempat menyoroti masih minimnya lahan yang telah ditambang oleh PT Vale Indonesia.
Jawabannya ternyata kembali pada prinsip pertambangan berkelanjutan yang diterapkan PT Vale Indonesia. Sejak dulu, perusahaan tidak mau rakus dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi wilayah konsensi yang dimiliki. Semuanya direncanakan dengan matang, mulai pemetaan lahan, aktivitas tambang, hingga menutup kembali lahan bekas tambang. Semuanya demi mewariskan kebaikan, baik darı sisi ekonomi dan sosial, termasuk menjaga alam tetap lestari untuk anak cucu.
PT Vale Indonesia bahkan rela menggerus keuntungan, dimana biaya produksi menambang nikel jauh lebih besar, bahkan dua kali lipat dari perusahaan lain. Khusus untuk operasional, perusahaan membagi tiga pembiayaan yakni 25 persen untuk biaya sebelum melakukan penambangan, 50 persen biaya untuk aktivitas penambangan, dan 25 persen lagi untuk rehabilitasi.
Febriany mengakui mengakui biaya operasional PT Vale lebih besar dibandingkan perusahaan tambang lain. Semua itu dilakukan karena PT Vale terus menerapkan dan meningkatkan aspek keberlanjutan dalam operasional tambangnya. Selain melakukan investasi besar dengan membangun tiga PLTA, juga telah dibangun Lamella Gravity Settler, satu-satunya sistem pengolahan limbah terpadu guna memastikan lingkungan tidak tercemar.
Nah, semua itu dan ragam inovasi lain di pabrik dihadirkankan untuk memberikan jaminan bumi tetap lestari untuk anak cucu. "Kami sudah buat studi, ya biaya tambang PT Vale untuk operasionalnya itu rata-rata dua kali lipat lebih besar dibandingkan perusahaan lain. Komposisi spending-nya itu 25 persen sebelum menambang, 50 persen menambang, dan 25 persen untuk menutup tambangnya. Makanya, kami itu dua kali lipat dari yang lain," ungkapnya.
Semua itu dilakukan PT Vale demi menciptakan keseimbangan. Praktik pertambangan yang dilakukan tidak boleh merusak, apalagi mengorbankan masyarakat dan lingkungan. Olehnya itu, Febriany mengakui implementasi pertambangan berkelanjutan dengan prinsip ESG butuh modal besar disertai visi jangka panjang. Meski begitu, investasi ramah lingkungan itu sebenarnya tidak mahal untuk jangka panjang.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, tercatat total cadangan bijih nikel di tanah air mencapai 5,3 miliar ton, tepatnya 5.325.790.841 ton. Sementara, produksi bijih nikel Indonesia sepanjang 2023 mencapai 175 juta ton, tepatnya 175.617.183 ton.
Nah, jika rata-rata produksi bijih nikel dipatok sebesar 175.617.183 ton per tahunnya, maka sisa umur cadangan nikel diproyeksikan hanya bertahan hingga 30 tahun ke depan. Eksplorasi besar-besaran berbagai perusahaan nikel, khususnya di Sulawesi, harus dipastikan telah menerapkan prinsip keberlanjutan.
PT Vale Indonesia Tbk, bagian dari grup Mining Industry (MIND.ID), menjadi perusahaan tambang nikel yang menjadi pionir penerapan praktik pertambangan berkelanjutan. Bukan hanya lingkup Pulau Sulawesi, tapi juga menjadi role model perusahaan tambang di tanah air.
Komitmen menjaga Bumi Sulawesi bukan hanya ditunjukkan dan dilakukan oleh internal PT Vale. Perusahaan yang telah beroperasi selama 56 tahun itu turut memberdayakan masyarakat dan terus mengajak berbagai pihak turut terlibat di area operasi dan pemberdayaan meliputi Blok Sorowako (Sulawesi Selatan), Blok Pomalaa (Sulawesi Tenggara), dan Blok Bahodopi (Sulawesi Tengah).
Terbaru, PT Vale bersama Bisnis Indonesia Learning & Education Center (BILEC) menyelenggarakan pelatihan jurnalisme investigatif berbasis data dan fakta. Kegiatan yang dipusatkan di Makassar selama tiga hari pada akhir November 2024 itu bertujuan memperkuat pilar keberlanjutan berbasis edukasi.
Hampir 100 jurnalis se-Sulawesi, khususnya yang berdomisili di area operasi dan pemberdayaan PT Vale ikut ambil bagian. Tidak hanya jurnalis, dalam kegiatan ini PT Vale juga melibatkan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan.
Head of Corporate Communications PT Vale, Vanda Kusumaningrum, menyampaikan pihaknya mendukung prinsip berkelanjutan dengan berbagai inisiatif. Tidak melulu soal operasional dan pemberdayaan masyarakat sekitar, tapi juga meningkatkan kualitas jurnalis sebagai bagian dari pendekatan keberlanjutan.
Ia mempercayai Informasi yang akurat dan berbasis data menjadi kunci dalam menciptakan masyarakat yang sadar dan bertanggung jawab terhadap isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance-ESG).
“PT Vale berkomitmen terus membangun keberlanjutan, dimana media yang kuat dan profesional merupakan mitra penting. Nah, dengan memberdayakan jurnalis, kami berkontribusi pada penyampaian informasi yang akurat dan berdampak bagi masyarakat luas, termasuk mendukung agenda ESG,” jelas Vanda.
Lebih lanjut, pelaksanaan kegiatan ini disebutkan Vanda merupakan langkah PT Vale untuk mendukung SDG 4 (Quality Education) dengan memperkuat kompetensi sumber daya manusia, khususnya di sektor media. Penguatan jurnalisme investigatif berbasis data membantu menciptakan transparansi yang menjadi fondasi tata kelola berkelanjutan.
Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia, Maria Y Benyamin, menyampaikan pelatihan jurnalistik ini merupakan upaya mendukung prinsip keberlanjutan. Hanya dengan peningkatan kualitas, maka jurnalis maupun media dapat mengawal praktik pertambangan berkelanjutan.
"Melalui kolaborasi dengan PT Vale, BILEC berharap dapat mengembangkan keterampilan jurnalis, menghasilkan laporan yang kredibel, dan berkontribusi pada transparansi publik," ungkapnya.
Menurut Maria, pelatihan jurnalistik ini hanya bagian kecil dari upaya untuk mengasah kompetensi teknis jurnalis. Diharapkan pelatihan lanjutan bisa mengangkat berbagai isu yang lebih luas. Toh, begitu banyak isu pemberitaan di PT Vale yang cukup menginspirasi mengenai keberlanjutan.
Kolaborasi Walhi
Salah satu hal menarik dalam pelatihan jurnalistik yang diinisiasi oleh PT Vale adalah kolaborasi atau pelibatan Walhi Sulsel. Hal tersebut menunjukkan transparansi dan profesionalitas, sekaligus komitmen perusahaan untuk merangkul semua pihak untuk memastikan prinsip berkelanjutan senantiasa berjalan dengan baik.
Kepala Departemen Riset dan Keterlibatan Publik Walhi Sulsel, Slamet Riadi, pada kesempatan itu memberikan pemahaman terkait eksplorasi data dan riset advokasi lingkungan yang dapat dilakukan oleh jurnalis. Walhi mengajak jurnalis mengawal isu-isu lingkungan, khususnya di Sulawesi Selatan.
"Walhi dan jurnalis harus saling berkolaborasi, untuk menginvestigasi dan melakukan peliputan bersama. Kami bisa meriset, wartawan bisa mempublikasi agar bersama-sama mencegah kerusakan lingkungan yang semakin luas," tuturnya.
Adapun terkait PT Vale, Slamet menyampaikan Walhi terus melakukan pendampingan kepada masyarakat terkait berbagai isu. Salah satunya mengenai konflik Tanamalia. Ia menyarankan PT Vale untuk tidak memaksakan eksplorasi tambang nikel, mengingat penolakan warga di sana sangat kuat.
Slamet menekankan Walhi senantiasa menolak adanya aktivitas tambang, karena merusak bentang alam. Meski demikian, pihaknya tentunya tidak akan menghalangi operasional tambang, apabila telah mengantongi seluruh perizinan yang dipersyaratkan oleh pemerintah.
Hilirisasi Nikel
Selama 56 tahun, perusahaan yang dulu dikenal dengan nama INCO itu ikut berkontribusi merawat alam sekitar tetap lestari, memajukan pendidikan, dan menopang ekonomi daerah. Semua itu terealisasi berkat praktik pertambangan berkelanjutan, termasuk kebijakan hilirisasi nikel.
Ya, dua hal itu menjadi fokus utama PT Vale Indonesia, apalagi setelah diakuisisi oleh MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas. Holding BUMN di industri pertambangan itu kini bertransformasi menjadi arsitek hilirisasi mineral pertambangan nasional.
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung hilirisasi dengan menerapkan pertambangan berkelanjutan. Puluhan tahun beroperasi di Indonesia, PT Vale Indonesia tidak pernah sekalipun mengekspor biji nikel mentah ke luar negeri.
Ekspor nikel hanya dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia setelah melalui proses pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Kebijakan hilirisasi dari perusahaan itu telah diimplementasikan jauh sebelum pemerintah gencar menyuarakannya. Hilirisasi penting dilakukan untuk memberikan nilai tambah, sekaligus mendukung ekonomi.
“Hilirisasi sebenarnya telah menjadi bagian dari PT Vale sejak dulu, sejak awal kami beroperasi,” kata Febriany.
Ekosistem pertambangan berkelanjutan dengan menghasilkan nikel bersih pun telah lama diimplementasikan oleh PT Vale Indonesia. Operasional pabrik di Blok Sorowako dialiri listrik dari energi hijau. PT Vale Indonesia bahkan memiliki tiga sumber listrik yakni PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe.
Tiga unit PLTA itu memiliki kapasitas 365 MW yang tidak hanya menopang operasional PT Vale Indonesia. Febriany bilang pembangkit itu juga menyalurkan listrik kepada masyarakat melalui PLN. Jumlahnya berkisar 10 MW. Keberadaan PLTA itu menjadi bukti perusahaan tidak sekadar fokus memburu cuan.
“Ketiga PLTA ini menjadikan pabrik pengolahan nikel kami menjadi pabrik dengan intensitas karbon terendah di Indonesia. Pada jajaran produsen nikel saprolite di dunia, bahkan yang paling rendah karbon,” tuturnya.
Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer, Bernardus Irmanto, menambahkan PT Vale Indonesia bisa dibilang sebagai pelopor hilirisasi mineral di Indonesia. Sejak berdiri pada 1968, perusahaan langsung membangun pabrik pengolahan pada 1978. Produksi nikel matte pun dimulai pada 1978 tanpa pernah mengekspor ore.
“Sejak berdiri pada 1968, PT Vale telah mempelopori hilirisasi di Indonesia, jauh sebelum kebijakan tersebut populer," tegas Bernardus.
Bijak Kelola Tambang
Dalam menjalankan operasional pertambangan nikel di Sorowako selama 56 tahun, PT Vale Indonesia senantiasa bijak. Praktik pertambangan berkelanjutan dengan prinsip ESG dilakukan mulai tahap perencanaan, eksplorasi, eksploitasi hingga rehabilitasi. Perusahaan yang berdiri sejak 26 Juli 1968 itu pun tidak rakus dalam mengeksploitasi tambang nikel, meski memiliki lahan konsensi yang sangat luas.
Total wilayah konsensi PT Vale Indonesia di tiga provinsi meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah kurang lebih 118.017 hektare. Blok Sorowako di Kabupaten Luwu Timur paling besar mencapai 70.556 hektare. Adapun lahan yang digarap baru berkisar 16.000 hektare. Sejumlah pihak sempat menyoroti masih minimnya lahan yang telah ditambang oleh PT Vale Indonesia.
Jawabannya ternyata kembali pada prinsip pertambangan berkelanjutan yang diterapkan PT Vale Indonesia. Sejak dulu, perusahaan tidak mau rakus dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi wilayah konsensi yang dimiliki. Semuanya direncanakan dengan matang, mulai pemetaan lahan, aktivitas tambang, hingga menutup kembali lahan bekas tambang. Semuanya demi mewariskan kebaikan, baik darı sisi ekonomi dan sosial, termasuk menjaga alam tetap lestari untuk anak cucu.
PT Vale Indonesia bahkan rela menggerus keuntungan, dimana biaya produksi menambang nikel jauh lebih besar, bahkan dua kali lipat dari perusahaan lain. Khusus untuk operasional, perusahaan membagi tiga pembiayaan yakni 25 persen untuk biaya sebelum melakukan penambangan, 50 persen biaya untuk aktivitas penambangan, dan 25 persen lagi untuk rehabilitasi.
Febriany mengakui mengakui biaya operasional PT Vale lebih besar dibandingkan perusahaan tambang lain. Semua itu dilakukan karena PT Vale terus menerapkan dan meningkatkan aspek keberlanjutan dalam operasional tambangnya. Selain melakukan investasi besar dengan membangun tiga PLTA, juga telah dibangun Lamella Gravity Settler, satu-satunya sistem pengolahan limbah terpadu guna memastikan lingkungan tidak tercemar.
Nah, semua itu dan ragam inovasi lain di pabrik dihadirkankan untuk memberikan jaminan bumi tetap lestari untuk anak cucu. "Kami sudah buat studi, ya biaya tambang PT Vale untuk operasionalnya itu rata-rata dua kali lipat lebih besar dibandingkan perusahaan lain. Komposisi spending-nya itu 25 persen sebelum menambang, 50 persen menambang, dan 25 persen untuk menutup tambangnya. Makanya, kami itu dua kali lipat dari yang lain," ungkapnya.
Semua itu dilakukan PT Vale demi menciptakan keseimbangan. Praktik pertambangan yang dilakukan tidak boleh merusak, apalagi mengorbankan masyarakat dan lingkungan. Olehnya itu, Febriany mengakui implementasi pertambangan berkelanjutan dengan prinsip ESG butuh modal besar disertai visi jangka panjang. Meski begitu, investasi ramah lingkungan itu sebenarnya tidak mahal untuk jangka panjang.
(TRI)
Berita Terkait
News
PT Vale Gelar Pelatihan Penanganan Gigitan Ular untuk Tingkatkan Keselamatan Kerja
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan kerja dengan menggelar Pelatihan Penanganan Gigitan Ular.
Senin, 02 Des 2024 23:31
News
PT Vale Dorong Keberlanjutan dengan Pelatihan Jurnalisme Investigatif Berbasis Data
PT Vale menggandeng Bisnis Indonesia Learning & Education Center (BILEC) untuk menyelenggarakan pelatihan jurnalisme investigatif berbasis data dan fakta.
Minggu, 01 Des 2024 07:54
News
PT Vale Tegaskan Komitmen Jaga Lingkungan Lewat Normalisasi Sungai Bahopenila
Salah satu inisiatif utama PT Vale adalah normalisasi Sungai Bahopenila, yang dilakukan dengan tujuan memulihkan ekosistem sungai yang terdampak oleh proses sedimentasi akibat aktivitas tambang.
Sabtu, 30 Nov 2024 21:49
Ekbis
Komitmen Terapkan SDGs, PT Vale Borong Lima Penghargaan ISDA 2024
PT Vale mendapatkan apresiasi dari Corporate Forum for CSR Development (CFCD) atas inisiatifnya dalam mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) Desa.
Jum'at, 29 Nov 2024 20:14
News
Dorong Pemberdayaan Ekonomi & Sosial, PT Vale Raih Tamasya Award di Minerba Expo 2024
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) kembali mendapatkan penghargaan atas komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasionalnya.
Rabu, 27 Nov 2024 14:08
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Dugaan Kecurangan di Pilkada Jeneponto Disinyalir Terstruktur, Sistematis dan Masif
2
Ombas-Marthen Bersiap ke MK, Duga Ada Pelanggaran TSM di Pilkada Torut 2024
3
Respons Bawaslu Sulsel Atas Polemik Rekapitulasi Suara di Kelara Jeneponto
4
Halau Massa, Polisi Pasang Kawat Berduri di Gudang Logistik KPU Jeneponto
5
Reses di Mamajang, Andi Makmur Sampaikan Siap Direpotkan Warga
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Dugaan Kecurangan di Pilkada Jeneponto Disinyalir Terstruktur, Sistematis dan Masif
2
Ombas-Marthen Bersiap ke MK, Duga Ada Pelanggaran TSM di Pilkada Torut 2024
3
Respons Bawaslu Sulsel Atas Polemik Rekapitulasi Suara di Kelara Jeneponto
4
Halau Massa, Polisi Pasang Kawat Berduri di Gudang Logistik KPU Jeneponto
5
Reses di Mamajang, Andi Makmur Sampaikan Siap Direpotkan Warga