Ketua Pawennari: Demokrasi Tak Akan Terwujud, Jika Bawaslu Sendiri Tak Demokratis!

Selasa, 15 Apr 2025 14:40
Ketua Pawennari: Demokrasi Tak Akan Terwujud, Jika Bawaslu Sendiri Tak Demokratis!
Suasaan forum dalam acara tasyakuran di Kantor Bawaslu Lutim, Selasa (15/04). Foto: Istimewa
Comment
Share
LUWU TIMUR - Dalam momentum HUT ke-17 Bawaslu RI, Ketua Bawaslu Luwu Timur, Pawennari menggemparkan forum dengan pernyataan reflektif nan tajam. “Adalah kemustahilan jika kita mengharapkan demokrasi bisa terwujud di luar, sementara di dalam Bawaslu sendiri tidak demokratis.”

Pernyataan itu disampaikan dalam acara tasyakuran di Kantor Bawaslu Lutim, Selasa (15/04), yang turut dihadiri jajaran Forkopimda, mitra kerja, serta mantan komisioner.

Dalam sambutannya, Pawennari menegaskan konsistensi adalah tantangan utama Bawaslu saat ini.

Ia mengajak seluruh jajaran untuk menjaga marwah lembaga ini sebagai garda terdepan pengawal demokrasi. “Tantangan kita bukan hanya eksternal, tapi internal, bagaimana kita membangun integritas dari dalam,” tegasnya.

Tema nasional “Konsisten Mengawal Demokrasi” pun dikupas mendalam oleh Pawennari, yang membuka ruang maaf atas kekurangan selama ini dan mengajak semua pihak memberi kritik sebagai bagian dari perbaikan kelembagaan.

Semenetara itu, Wakapolres Luwu Timur, Kompol Hajriadi mengapresiasi sinergi yang selama ini terjalin erat antara kepolisian dan Bawaslu, terutama dalam menjaga kondusivitas masa kampanye.

“Kami anggap Bawaslu sebagai mitra strategis yang tak terpisahkan dalam menjaga keamanan demokrasi,” ujarnya.

Selain itu, anggota KPU Lutim Yusril Hidayat menyebut relasi KPU dan Bawaslu bukan hanya koordinatif, tapi kolaboratif. “Tanpa pengawasan yang kuat, pemilu bisa kehilangan legitimasi,” katanya.

Mantan Komisioner Bawaslu Lutim 2018–2023, Zaenal Arifin, mengingatkan pentingnya menjaga prestasi yang pernah ditorehkan lembaga ini, khususnya dalam penanganan pelanggaran di Sentra Gakkumdu.

Tasyakuran ini tak hanya menjadi seremoni, tapi juga momen perenungan dan evaluasi bersama. “Demokrasi yang jujur dan adil hanya mungkin jika pengawalnya jujur dan adil,” tutup Pawennari.
(UMI)
Berita Terkait
Berita Terbaru