Berkat BRI, Kedai Bunly Bawa Kacang Mete Sulsel ke Pasar Internasional

Jum'at, 18 Apr 2025 19:30
Berkat BRI, Kedai Bunly Bawa Kacang Mete Sulsel ke Pasar Internasional
Lily Nuryah, pemilik Kedai Bunly memamerkan produk kacang metenya. Foto: Dokumentasi pribadi
Comment
Share
MAKASSAR - PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI berhasil membantu mitra binaan UMKM mengembangkan bisnisnya. Satu dari sekian banyak mitra itu ialah Kedai Bunly, UMKM yang berhasil membawa kacang mete menembus pasar internasional.

Lily Nuryah merupakan sosok di balik Kedai Bunly ini. Bisnis kuliner tersebut ia rintis pada 2017 silam. Tetapi, mete bukanlah produk pertama. Lily memulai dengan makanan siap saji. Bisnis itu memang berjalan, namun tak cukup memuaskan bagi Lily.

Ia lalu mencoba pada komoditas lain yang kala itu tidak banyak memiliki tantangan namun punya potensi pasar luas. Pilihannya jatuh pada kacang mete. Di Sulawesi Selatan (Sulsel), Kabupaten Sidrap dan Pangkajene Kepulauan (Pangkep) merupakan dua daerah penghasil mete terbaik.

Lily tak salah memilih komoditas kacang mete. Sebab, kacang ini termasuk premium, dengan rasa gurih dan renyah yang sering digunakan sebagai camilan atau bahan tambahan dalam berbagai hidangan.

Kacang mete kaya akan nutrisi, seperti protein, serat, dan lemak sehat. Selain itu, kacang mete juga mengandung vitamin dan mineral penting, seperti vitamin E, magnesium, dan tembaga. Ia pun dapat dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, dari mentah, panggang, hingga digoreng.

Kendati demikian, bisnisnya ini tidak serta merta langsung bertumbuh. Ia memerlukan modal untuk menyuplai bahan baku, hingga urusan pemasaran. Di situlah Kredit Usaha Rakyat milik BRI mengambil peran.

"Kalau untuk modal usaha, sedari awal memang didampingi BRI, bahkan sudah sampai tiga kali ambil KUR,” cerita Lily baru-baru ini.

Setelah urusan modal selesai, tantangan selanjutnya adalah pemasaran. Di situlah Rumah BUMN BRI Makassar hadir memberinya solusi dalam mengembangkan usaha lewat ragam pelatihan. Termasuk dengan pameran yang digelar BRI, membuat produknya kian dikenal.

Kemajuan usahanya bahkan semakin kencang setahun berikutnya, di mana Kedai Bunly mulai merambah pasar internasional. Kunci dari pengembangan usahanya terletak pada kerja keras dan jaringan. Dirinya tidak mau berpangku tangan menunggu bantuan pemerintah.

Terbaru, produk Kedai Bunly ini mengamankan kontrak kerja sama alias MoU senilai USD20.000 ke pembeli asal Malaysia. Produk itu dipesan oleh koperasi perusahaan yang pengurusnya adalah perempuan.

"Alhamdulillah, kami salah satu yang ikut teken MoU dengan buyer dari luar negeri. Kami dapat buyer dari Malaysia," kata Lily saat itu.

Memang, untuk pasar internasional, ini bukan pertama kali bagi Kedai Bunly. Sebah, itu sudah dimulai sejak 2021 atau setahun setelah bergabung dengan Rumah BUMN BRI Makassar. Sederet negara tujuan ekspornya antara lain yakni Singapura, Hongkong, bahkan Mesir.

Meski belum dalam skala besar, namun pemasaran produk kacang mete Kedai Bunly dilakukan berkelanjutan. Lily juga terus berupaya memperluas jaringan pemasarannya, meski terkadang harus secara swadaya membiayai. Beberapa negara lokasi pameran, seperti Jepang, Korea, Singapura, dan Belanda.

Lily bercerita kesuksesan produk kacang mete asal Sulsel yang kini mendunia alias menembus pasar global, tidak lepas berkat pemberdayaan BRI. Bank pelat merah itu memiliki kontribusi besar dalam pengembangan usahanya, hingga kini bisa mandiri.

Selain menembus pasar internasional, Kedai Bunly juga memasok produk kacang mete di berbagai wilayah di Indonesia. Khusus di wilayah Sulawesi dan Jawa, bahkan sudah ada 20 hotel yang menjalin kerja sama.

“Bahkan juga sudah masuk di KAI untuk jarak jauh Jawa-Sumatera, kami pasok 8.000 pieces,” ungkapnya.

BRI terus hadir menjadi sahabat UMKM di Indonesia. Tidak terhitung jumlah pelaku usaha kecil yang dibantu untuk naik kelas, bahkan hingga menembus pasar global. Tidak sekadar mendongkrak kesejahteraan pelaku UMKM, tapi juga menopang ekonomi daerah dan nasional.

Koordinator Rumah BUMN BRI Makassar, Dhidy Muhammad, mengungkapkan selama kurang lebih 12 tahun, kurang lebih ada 1.200 UMKM yang didampingi. Secara nasional tentu lebih banyak, karena jumlah Rumah BUMN BRI tersebar di 54 titik.

Hingga saat ini, BRI pun terus membuka pintu selebar-lebarnya bagi UMKM yang baru merintis maupun ingin berkembang untuk bergabung.

Dhidy menegaskan, BRI berkomitmen terus mengawal UMKM binaan agar semuanya naik kelas, bahkan go international. Lewat pengembangan dan pemberdayaan UMKM, BRI ingin mengakselerasi perekonomian. Toh, UMKM adalah tulang punggung perekonomian di tanah air.

Langkah BRI mengakselerasi UMKM naik kelas pun selaras dengan program Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru