Misi Mahasiswa KKN Nobel di Maros, Rebranding hingga Pembayaran Non Tunai

Selasa, 12 Agu 2025 12:44
Misi Mahasiswa KKN Nobel di Maros, Rebranding hingga Pembayaran Non Tunai
Mahasiswa KKN Nobel Indonesia bersama perangkat desa seusai seminar program kerja. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAROS - Misi Mahasiswa KKN Tematik Nobel Indonesia Institute dari Posko Desa Lebbotengae, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros tidak main-main. Sebab, sembilan mahasiswa dari posko tersebut, rupanya memiliki program kerja berdasarkan latar belakang prodi masing-masing.

Kordinator Desa (Kordes) Lebbotengae, Yusri Mahendra menyebut ada beberapa program strategis yang akan diberikan pada masyarakat dan pelaku UMKM. Mulai dari pelatihan pengelolaan Website Desa, pengoptimal aplikasi Whatsapp, hingga pembuatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai alat transaksi.

"Kami memberikan beberapa program kerja strategis kepada masyarakat setempat dengan harapan mampu meningkatkan ekonomi khususnya pelaku UMKM dan meningkatkan daya beli masyarakat," tutur Yusri dalam keteranganny.

Mahasiswa dari prodi Sistem dan Teknologi Informasi (STI) itu melanjutkan pembuatan QRIS kepada pelaku usaha UMKM setempat menjadi satu dari sekian program kerja yang nantinya akan dioptimalkan pihaknya.

"Tujuan utama dari program ini adalah untuk mempermudah akses warga terhadap sistem pembayaran digital. Dengan mendorong transaksi non-tunai, diharapkan masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada uang tunai, sehingga menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien dan aman," lanjutnya.

“Melalui pembuatan QRIS, kami ingin memajukan UMKM lokal dengan memberikan alat bagi pelaku usaha kecil untuk bersaing di era digital. Ini juga akan membantu mereka menjangkau lebih banyak pelanggan," sambungnya.

Sementara, mahasiswa lainnya yakni Agustina Dirgahayu Maloga menambahkan bahwa dirinya menargetkan masyarakat Desa Lebbotengae mampu memanfaatkan aplikasi Whatsapp sebagai asisten keuangan pribadi.

Kata dia, aplikasi tersebut diharapkan kepada individu hingga pelaku UMKM mampu mengelola keuangan yang lebih teratur dan efektif.

“Dengan adanya program ini, kami berharap masyarakat Desa Maros dapat lebih mudah dalam bertransaksi dan mengelola keuangan. Ini adalah langkah awal menuju kemajuan ekonomi digital di desa,” katanya.

Di samping itu, beberapa program kerja lain yang mereka lakukan, diantaranya seminar kewirausahaan, pembuatan logo desa, pelatihan desain grafik menggunakan canva, branding sosial media, sampai pengelolaan hasil tani menjadi produk olahan.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru