Korban Penganiayaan di Jeneponto Tuntut Polisi Tangkap Pelaku: Saya Nyaris Mati

Senin, 25 Agu 2025 22:21
Korban Penganiayaan di Jeneponto Tuntut Polisi Tangkap Pelaku: Saya Nyaris Mati
Sampara, korban penganiayaan yang menuntut keadilan aparat Polres Jeneponto dengan menangkap pelaku. Foto: Istimewa
Comment
Share
JENEPONTO - Kasus pengeroyokan menimpa Sampara (30), warga Dusun Manrumpa, Desa Turatea Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Peristiwa itu terjadi di Dusun Embo, Desa Turatea, Kecamatan Tamalatea, Minggu 3 Agustus 2025 pukul 23.00 Wita.

Sampara mengalami luka serius usai dianiaya tiga orang tak dikenal.

"Pertama saya melintas naik motor malam hari di Dusun Barandasi, Desa Turatea, tiba-tiba dilempar air mineral, setelah menoleh saya malah dimaki," ungkap Sampara, Senin (25/8/2025).

Ia mengaku tak menaruh curiga dan tetap melanjutkan perjalanan. Namun tanpa sadar, ada yang membuntutinya dari belakang.

"Sesampainya di lokasi, motornya berdempetan dengan motor saya, baju saya ditarik dan disuruh berhenti, saya tanya ada apa, tiba-tiba mata kanan saya langsung ditinju," bebernya.

Tak berhenti di situ, Sampara dikeroyok dan dipukul secara membabi buta. Bahkan helm korban digunakan pelaku untuk menghantam wajahnya.

"Bibir saya pecah, gigi rontok, penglihatan buram, baru seminggu setelah kejadian kelopak mata saya bisa terangkat," ungkapnya.

Warga sekitar sempat berteriak ketika melihat pengeroyokan itu.

"Ada sekitar empat orang warga bilang 'weh sudah, kasihan anak orang kau bunuh'," katanya.

Usai kejadian, korban langsung melapor ke Polsek Tamalatea, Senin 4 Agustus 2025 pukul 01.00 Wita dini hari, dan kemudian menjalani visum. Namun hingga kini, perkembangan kasus tersebut belum jelas.

"Nda tahu juga, belum ada kabar, saksi saya sudah diperiksa semua, tapi pelaku belum ditangkap," ucapnya.

Sampara bahkan mengaku sempat diperlihatkan foto salah satu terduga pelaku oleh pihak kepolisian.

"Benar itu orang yang menganiaya saya," tegasnya.

Ia melanjutkan, Polsek Tamalatea sempat berdalih jika para terduga pelaku belum diamankan karena berada di Kota Makassar.

Namun klaim itu terbantahkan saat pihak keluarga pelaku mendatangi kediaman Sampara dan meminta damai. Keluarga terduga pelaku bahkan siap mendatangkan para pelaku secara langsung yang berada di rumahnya masing-masing.

"Dua orang tua terduga pelaku datang minta maaf, satu orang perwakilannya terduga pelaku tidak datang karena alasan sakit," jelasnya.

"Saya maafkan, tapi saya mau proses hukum tetap berjalan," tegasnnya.

Sampara menolak jalan damai karena merasa hampir kehilangan nyawa dalam kejadian tersebut.

"Saya ini nyaris mati pak, kalau tidak ada saksi mungkin saya sudah meninggal di lokasi,” sambungnya.

Sampara berharap kepolisian bertindak profesional. Terlebih kepolisian sudah melayangkan surat panggilan pemeriksaan sebanyak dua kali namun para pelaku mangkir.

"Lihat gigi saya sudah hancur, saya trauma dan masih merasa terancam, harapanku pelaku cepat ditangkap supaya tidak berbuat lagi," pungkasnya.

Kanit Reskrim Polsek Tamalatea, Aiptu Syarifuddin saat dikonfirmasi, Senin malam mengaku sedang menjemput salah seorang terduga pelaku.

"Saya sudah perjalanan karena ada informasi salah satu terduga pelaku bernama Arman sekarang di Tamanroya. Diduga ada rumahnya yang ada di Tamanroya, mudah-mudahan (Arman) ada di sana," ujar Aiptu Syarifuddin melalui telepon.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru