Tren Risiko Bencana di Kabupaten Luwu Utara Alami Penurunan

Rabu, 07 Jun 2023 12:16
Tren Risiko Bencana di Kabupaten Luwu Utara Alami Penurunan
Bupati Lutra Indah Putri Indriani saat menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Simulasi Desa Tangguh Destana, Selasa (6/6), di Ruang Command Center Kantor Bupati. Foto/Dok Pemkab Lutra
Comment
Share
LUWU UTARA - Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menyebut Kabupaten Luwu Utara termasuk daerah yang tren risiko bencananya terus mengalami penurunan pascabencana banjir bandang pada 2020 lalu.

Hal tersebut dikatakan Bupati Indah berdasarkan kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait tren risiko bencana secara nasional. Tren penurunan tersebut telah terkonfirmasi dari data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022 yang dikeluarkan BNPB.



"Alhamdulillah, dua tahun berturut-turut, kalau kita lihat Indeks Risiko Bencana Indonesia, Luwu Utara ini terus turun,” ungkap Bupati Indah pada Rapat Koordinasi Persiapan Simulasi Desa Tangguh Destana, Selasa (06/06) kemarin, di Ruang Command Center.

Kata Bupati Indah, pada data IRBI wilayah Sulawesi Selatan, tepatnya Luwu Utara berada pada peringkat ke-6 pada tahun 2021. Sementara pada 2022, Luwu Utara turun lagi pada peringkat ke-9 dari daerah yang dianggap rawan bencana.

“Alhamdulillah, kapasitas daerah kita terus membaik dalam hal perencanaan dan penanganan bencananya. Ini semua karena adanya dukungan regulasi, kemudian kebijakan dalam bentuk penganggaran, dan lain sebagainya,” kata Bupati Indah.

Namun orang nomor satu di Luwu Utara itu juga menjelaskan bahwa masih banyak PR yang mesti diselesaikan, utamanya peningkatan kapasitas masyarakat dalam hal mitigasi non struktural, seperti sosialisasi pemberian informasi tanggap darurat secara terus-menerus, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam proses mitigasi bencana.



“Yang masih menjadi PR kita adalah kapasitas masyarakat yang masih perlu ditingkatkan lagi. Buat apa kelembagaannya kita bentuk, kalau masyarakat belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mitigasi bencana,” ucap Bupati Indah.

Untuk itu, tambah Bupati Indah, perlu ada upaya lebih serius lagi dalam meminimalisir potensi terjadinya bencana. “Desa tangguh bencana sudah dibentuk sejak 2017, tetapi ini kan baru pembentukan kelembagaannya saja. Nah, sekarang yang harus kita lakukan adalah penguatan kapasitas masyarakatnya,” tutupnya.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru