Studi Tiru ke Jawa Tengah, TP PKK Gowa Belajar Pengembangan UP2K

Herni Amir
Minggu, 25 Jun 2023 19:00
Studi Tiru ke Jawa Tengah, TP PKK Gowa Belajar Pengembangan UP2K
Ketua dan Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Gowa beserta jajaran melakukan studi tiru ke TP PKK Provinsi Jawa Tengah di Puri Gedeh, Semarang, Jumat (23/6) lalu. Foto/Dok PKK Gowa
Comment
Share
MAKASSAR - Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Gowa beserta jajaran melakukan studi tiru ke TP PKK Provinsi Jawa Tengah di Puri Gedeh, Semarang, Jum'at (23/6) lalu.

Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan, mengaku cukup terkesan dengan inovasi dan variasi-variasi Usaha Peningkatan Pendapatn Keluarga (UP2K) yang ada di Semarang.


"Saya melihat kalau di Jawa Tengah ini memang banyak sekali variasi-variasi dari UP2K atau UKM, UMKM yang ada. Mulai dari kerajinan batik, kerajinan logam, dan lain sebagainya. Kalau kita di Kabupaten Gowa agak susah mereka paling beranjaknya ke makanan atau makanan-makanan camilan yang memang tidak rutin membuatnya, hanya kalau ada pesanan saja," kata istri Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.

Bahkan dirinya berharap, dengan kunjungan ini, TP PKK Kabupaten Gowa bisa banyak belajar, terkait dengan pengembangan UP2K. Priska Adnan menambahkan, inovasi-inovasi yang ditiru pun nantinya akan dijadikan bahan ketika dirinya beserta jajaran membuat program kerja di Kabupaten Gowa.

Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo menyambut hangat kedatangan rombongan TP PKK Kabupaten Gowa.

"Secara pribadi saya berterima kasih sekali pada ibu-ibu dari Kabupaten Gowa yang jauh-jauh datang ke Semarang. Ini adalah silaturahmi dan persaudaraan karena dulu kita waktu ke Gowa juga disambut dengan luar biasa," kata Atikoh.

Dalam kesempatan tersebut juga istri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan jika studi tiru dari Kabupaten Gowa ke Jawa Tengah ini merupakan salah satu yang terkait dengan Desa Inklusi, bagaimana PKK itu bsa berkontribusi dengan Desa Inklusi.

"Sebelumnya program-program kita semuanya berkaitan dengan Desa Inklusi, karena Desa Inklusi itu bagaimana kita bisa berpihak pada kelompok marginal, seperti Lansia, anak-anak, dimana mulai dari pola asuh anak kita adalah preventif agar anak-anak itu diperlakukan sebagai seorang anak yang baik, ini biasanya ada di Pokja I," tuturnya.

Kemudian kata Atikoh, pada Pokja II kelompok termaginalkan dari segi ekonomi, bagaimana TP PKK bisa hadir dan mengedukasi masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan. Karena di sini disebutnya ada keterampilan, ada perekonomian, salah satunya melalui UP2K.


"Pokja III juga seperti itu, ada rumah layak huni, kemudian bagaimana kita bisa mengedukasi masyarakat untuk penerapan konsumsi yang sehat, beragam gizi berimbang karena itu akan meningkatkan SDM dan kualitas dari masyarakat kita. Kita lakukan langkah preventif agar tidak terjadi stunting," terangnya.

Kemudian di Pokja 4 juga masalah kesehatan seperti Posyandu anak, Posyandu Lansia kemudian terkait dengan ibu hamil ini semua masuk dalam kelompok marginal.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru