Duga Ada Unsur Politik, Pegawai Non Job Era Andi Sudirman Ngadu ke DPRD Sulsel
Ahmad Muhaimin
Jum'at, 08 Sep 2023 07:00
Mantan Kabid Damkar dan Satpol-PP Provinsi Sulsel, Sarbini saat diwawancara awak media di DPRD Sulsel. Foto: Muhaimin/Sindo Makassar
MAKASSAR - Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dibebastugaskan oleh eks Gubernur Andi Sudirman Sulaiman mengadu ke DPRD Sulsel. Mereka diterima oleh Wakil Ketua Syaharuddn Alrif pada Kamis (7/9) kemarin.
Mereka mengaku mewakili sekira 400-an pegawai yang dibebastugaskan Andi Sudirman. Mereka ke DPRD Sulsel untuk meminta bantuan perihal kasus yang tengah dialaminya.
Salah satu pejabat nonjob, Sukirman mengatakan di era Andi Sudirman, bila ada mutasi maka pasti ada pegawai yang non job. Menurutnya, langkah ini disusupi unsur politik di 2024.
"Ada kepentingan politik di 2024. Karena buktinya, semua orang-orang-orangnya dia pasang untuk kepentingan di 2024. Dia mau memobilisasi semua OPD-OPD," katanya saat ditemui di DPRD Sulsel, kemarin.
Sukirman menyebutkan, bahwa hampir semua keluarga dan orang-orangnya diberi jabatan khusus di lingkup Pemprov Sulsel. Tak peduli kualitas SDM yang bersangkutan.
"Terutama keluarga, contoh kecil kegiatan Anti Mager. Syaratnya harus daftarkan semua KTP (Kartu Tanda Penduduk) untuk masuk,” ujarnya.
Mantan Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Provinsi Sulsel, Sarbini menilai langkah Andi Sudirman membebastugaskan dirinya tidak wajar. Alasan yang diberikan kepadanya, juga dirasa tidak masuk akal.
“Menurut BKD, saya dinonjobkan karena alasan perampingan, Damkar dilakukan perampingan. Tapi ada teman di Bappenda tidak ada perampingan, tapi tetap dinonjobkan juga,” ungkapnya.
Sarbini menuturkan, keputusan dalam membebastugaskan ASN biasanya dilakukan karena ada pelanggaran yang dilakukan. Namun ia merasa selama ini, tidak pernah melakukan kesalahan.
Makanya ia merasa heran dengan keputusan Andi Sudirman saat itu. "Baru kita tidak pernah berbuat pelanggaran, ini sungguh ironi," sebutnya.
Dia melanjutkan, mayoritas yang diangkat Andi Sudirman merupakan bawahan pegawai yang dicopot. Sementara mereka yang diganti, tak diberi jabatan alias dibebastugaskan.
"Kami ini pegawai senior pak, pangkat saya sudah golongan 4B. Bagaimana kalau semua anak-anak yang masih berusia 30 tahun lebih, diangkat menjadi pejabat. Kemudian kita orang tua ini di parkir semua," keluhnya.
Sarbini mengaku sudah melaporkan hal ini ke KASN. Namun ia malah mendapat jawaban yang tidak puas.
“Tapi KASN malah memberi alasan Pak Sarbini (dimutasi) karena perampingan di OPD, semua PNS punya hak sama menduduki jabatan, saya kalah bersaing. Tidak masuk akal alasan ini, karena perampingan di Damkar tidak boleh dilakukan,” jelasnya.
Adapun korban nonjob lainnya, Dokter Taufik memandang apa yang dilakukan pihak Pemprov Sulsel tidak sesuai dengan regulasi. "Karena orang pensiun pun, tiba-tiba dilantik (diberi jabatan baru). Kedua ada yang mendapat undangan, namun tidak dilantik," tandasnya.
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif menyampaikan sudah menerima aduan dari sejumlah ASN yang merasa dirugikan. Baik melalui telepon hingga bertemu langsung di ruangannya.
"Ada sudah yang menyampaikan, baik via WhatsApp maupun datang langsung. Dan kami juga sudah menerima suratnya," paparnya.
Syahar menggaransi aduan tersebut akan ditindaklanjuti dengan meminta Komisi A yang membidangi pemerintahan untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan mengundang pihak terkait. Baik dari BKD maupun ASN yang merasa dirugikan atas keputusan Andi Sudirman.
"Banyaknya aduan yang masuk, tidak menutup kemungkinan dilanjutkan ke tahap pembentukan panitia khusus (Pansus)," jelasnya.
Menurut Syahar, sejumlah ASN telah berkinerja baik, tapi malah dibebastugaskan tanpa alasan yang jelas. Namun meski memiliki kesalahan, sejatinya harus melalui mekanisme yang sudah diatur.
"Anggaplah kalau orang dinonjobkan ditahu salahnya melalui proses. Eselon III demosi ke eselon IV apa persoalannya? Sementara ada penyampaian, mereka berkinerja dengan baik, dan mereka punya rekam jejak kerja yang bagus di OPD tempatnya," terangnya.
Bagi Syahar, dalih mantan Gubernur Andi Sudirman melakukan rotasi ASN untuk merampingkan struktur sebenarnya bagus. Tapi di sisi lain, perlu melihat orang yang berkinerja baik.
"Kasihan orang yang sudah berkarir dari awal, dari pegawai biasa, naik kepala seksi, naik kepala bidang, tiba-tiba dinonjobkan tidak ditahu apa persoalannya. Itu semua harus direcovery," tegasnya.
Politisi Nasdem ini memandang, apabila persoalan ini tidak segera dituntaskan maka bisa memiliki dampak besar. Sebab akan mengganggu penyerapan anggaran jika kerap terjadi perubahan komposisi dalam struktur OPD.
"Sehingga ini bisa mengganggu persiapan pekerjaan yang telah direncanakan, karena orang baru ditempatkan posisi tersebut perlu beradaptasi," pungkasnya.
Mereka mengaku mewakili sekira 400-an pegawai yang dibebastugaskan Andi Sudirman. Mereka ke DPRD Sulsel untuk meminta bantuan perihal kasus yang tengah dialaminya.
Salah satu pejabat nonjob, Sukirman mengatakan di era Andi Sudirman, bila ada mutasi maka pasti ada pegawai yang non job. Menurutnya, langkah ini disusupi unsur politik di 2024.
"Ada kepentingan politik di 2024. Karena buktinya, semua orang-orang-orangnya dia pasang untuk kepentingan di 2024. Dia mau memobilisasi semua OPD-OPD," katanya saat ditemui di DPRD Sulsel, kemarin.
Sukirman menyebutkan, bahwa hampir semua keluarga dan orang-orangnya diberi jabatan khusus di lingkup Pemprov Sulsel. Tak peduli kualitas SDM yang bersangkutan.
"Terutama keluarga, contoh kecil kegiatan Anti Mager. Syaratnya harus daftarkan semua KTP (Kartu Tanda Penduduk) untuk masuk,” ujarnya.
Mantan Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Provinsi Sulsel, Sarbini menilai langkah Andi Sudirman membebastugaskan dirinya tidak wajar. Alasan yang diberikan kepadanya, juga dirasa tidak masuk akal.
“Menurut BKD, saya dinonjobkan karena alasan perampingan, Damkar dilakukan perampingan. Tapi ada teman di Bappenda tidak ada perampingan, tapi tetap dinonjobkan juga,” ungkapnya.
Sarbini menuturkan, keputusan dalam membebastugaskan ASN biasanya dilakukan karena ada pelanggaran yang dilakukan. Namun ia merasa selama ini, tidak pernah melakukan kesalahan.
Makanya ia merasa heran dengan keputusan Andi Sudirman saat itu. "Baru kita tidak pernah berbuat pelanggaran, ini sungguh ironi," sebutnya.
Dia melanjutkan, mayoritas yang diangkat Andi Sudirman merupakan bawahan pegawai yang dicopot. Sementara mereka yang diganti, tak diberi jabatan alias dibebastugaskan.
"Kami ini pegawai senior pak, pangkat saya sudah golongan 4B. Bagaimana kalau semua anak-anak yang masih berusia 30 tahun lebih, diangkat menjadi pejabat. Kemudian kita orang tua ini di parkir semua," keluhnya.
Sarbini mengaku sudah melaporkan hal ini ke KASN. Namun ia malah mendapat jawaban yang tidak puas.
“Tapi KASN malah memberi alasan Pak Sarbini (dimutasi) karena perampingan di OPD, semua PNS punya hak sama menduduki jabatan, saya kalah bersaing. Tidak masuk akal alasan ini, karena perampingan di Damkar tidak boleh dilakukan,” jelasnya.
Adapun korban nonjob lainnya, Dokter Taufik memandang apa yang dilakukan pihak Pemprov Sulsel tidak sesuai dengan regulasi. "Karena orang pensiun pun, tiba-tiba dilantik (diberi jabatan baru). Kedua ada yang mendapat undangan, namun tidak dilantik," tandasnya.
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif menyampaikan sudah menerima aduan dari sejumlah ASN yang merasa dirugikan. Baik melalui telepon hingga bertemu langsung di ruangannya.
"Ada sudah yang menyampaikan, baik via WhatsApp maupun datang langsung. Dan kami juga sudah menerima suratnya," paparnya.
Syahar menggaransi aduan tersebut akan ditindaklanjuti dengan meminta Komisi A yang membidangi pemerintahan untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan mengundang pihak terkait. Baik dari BKD maupun ASN yang merasa dirugikan atas keputusan Andi Sudirman.
"Banyaknya aduan yang masuk, tidak menutup kemungkinan dilanjutkan ke tahap pembentukan panitia khusus (Pansus)," jelasnya.
Menurut Syahar, sejumlah ASN telah berkinerja baik, tapi malah dibebastugaskan tanpa alasan yang jelas. Namun meski memiliki kesalahan, sejatinya harus melalui mekanisme yang sudah diatur.
"Anggaplah kalau orang dinonjobkan ditahu salahnya melalui proses. Eselon III demosi ke eselon IV apa persoalannya? Sementara ada penyampaian, mereka berkinerja dengan baik, dan mereka punya rekam jejak kerja yang bagus di OPD tempatnya," terangnya.
Bagi Syahar, dalih mantan Gubernur Andi Sudirman melakukan rotasi ASN untuk merampingkan struktur sebenarnya bagus. Tapi di sisi lain, perlu melihat orang yang berkinerja baik.
"Kasihan orang yang sudah berkarir dari awal, dari pegawai biasa, naik kepala seksi, naik kepala bidang, tiba-tiba dinonjobkan tidak ditahu apa persoalannya. Itu semua harus direcovery," tegasnya.
Politisi Nasdem ini memandang, apabila persoalan ini tidak segera dituntaskan maka bisa memiliki dampak besar. Sebab akan mengganggu penyerapan anggaran jika kerap terjadi perubahan komposisi dalam struktur OPD.
"Sehingga ini bisa mengganggu persiapan pekerjaan yang telah direncanakan, karena orang baru ditempatkan posisi tersebut perlu beradaptasi," pungkasnya.
(UMI)
Berita Terkait
News
Pemprov Sulsel Raih Indeks Pembangunan Statistik Kategori Baik Tahun 2024
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), telah menerima hasil Evaluasi Penyelenggaraan Statistik Sektoral (EPPS) Tahun 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam hasil EPPS ini, Sulsel berhasil meraih predikat baik
Rabu, 02 Okt 2024 18:18
Ekbis
Bank Indonesia Dorong Penguatan Sulsel jadi Pusat Ekonomi Syariah
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, mengajak semua pihak menggaungkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, terkhusus di Sulsel.
Selasa, 01 Okt 2024 15:16
News
Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Siap Sukseskan Festival Taka Bonerate 2024
Pelaksanaan Festival Taka Bonerate dan Dive Camp 2024 yang akan digelar 6 -12 Oktober 2024 mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Sabtu, 28 Sep 2024 16:55
News
Program Bus Trans Sulsel Keterisian Kursi Capai 100 Persen
DAMRI bekerja sama dengan Pemprov Sulsel meluncurkan program Bus Trans Sulsel, yang menghubungkan berbagai kota dan kabupaten di Sulsel, termasuk Kabupaten Kepulauan Selayar yang berada di sudut paling selatan.
Sabtu, 28 Sep 2024 16:23
Sulsel
Golkar Amanahkan Rahman Pina Sebagai Wakil Ketua DPRD Sulsel 2024-2029
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia secara resmi menunjuk Rahman Pina (RP) untuk menduduki posisi Wakil Ketua (Waka) DPRD Sulsel periode 2024-2029.
Kamis, 26 Sep 2024 19:24
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Tim Uji-Sah Laporkan Ilham-Kanita, Kades Hingga Kepsek ke Bawaslu Bantaeng
2
Penggerak Srikandi Adnan Purichta Dukung Penuh Husniah - Darmawangsyah di Pilkada
3
Lewat Panggung MULIA Inspiring Talk, Appi Harap Sebagai Wadah Kreatif Bagi Anak Muda
4
Anti Mager di Torut Sulsel, Lintasi Jalan yang Dibangun Era Cagub 02 Andi Sudirman
5
Relawan Anak Pulau Bergerak Siap Menangkan Appi-Aliyah di Pilwalkot Makassar 2024
6
Warga Pulau Ingin Terang Seperti di Kota Makassar, Appi-Aliyah Janji Listrik 24 Jam
7
Darmawangsyah Tegaskan Komitmen Jaga Keberlanjutan Program di Gowa