Program Electrifying Agriculture Tingkatkan Produktivitas 3.290 Petani di Sulselrabar
Jum'at, 15 Des 2023 10:41

PT PLN (Persero) terus mendukung pertumbuhan ekonomi salah satunya melalui program elektrifikasi pertanian (electrifying agriculture). Foto/Dok PLN UID Sulselrabar
MAROS - PT PLN (Persero) terus mendukung pertumbuhan ekonomi salah satunya melalui program elektrifikasi pertanian (electrifying agriculture). Sampai dengan November 2023, PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) merealisasikan program electrifying agriculture (EA) yang di manfaatkan 3.290 petani, dalam upayanya meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Sulselrabar. Terbukti, program tersebut telah membawa dampak signifikan pada hasil panen dan penghematan biaya operasional.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan program electrifying agriculture ini merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani.
“Melalui program ini PLN berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Electrifying Agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN, kami optimis kualitas dan kuantitas produktivitas para petani dapat meningkat, maju dan modern,” ujar Andy.
Tercatat, total daya tersambung pelanggan EA mencapai 185.871 kilo Volt Ampere (kVA). Pemanfaatan EA ini tumbuh 1,38 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tak hanya mengoptimalkan penggunaan listrik, program EA ini terbukti mampu meningkatkan produksi petani dan semakin efisien. Hal tersebut nyata bagi petani di Kelurahan Mattiro Deceng, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Nurdin, salah seorang petani mengaku berhasil melakukan efisiensi biaya operasional hingga 40-50 persen sejak beralih menggunakan listrik untuk mengairi sawahnya dari tahun 2021.
“Hampir dua tahun, kami telah beralih ke energi listrik, efisiensi biaya untuk penyiraman jadi lebih murah dibandingkan sebelum menggunakan listrik, yakni bahan bakar,” ujar Nurdin.
Nurdin menjelaskan untuk mengaliri sawah seluas 30 hektar, ia membutuhkan bahan bakar sekitar Rp 8 juta dalam satu kali pengairan. Namun, kehadiran program EA berhasil menghemat biaya operasional sekitar Rp 4,5 juta untuk biaya penyiraman.
Selain penghematan biaya operasional, ia menambahkan dengan adanya teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas sebesar tiga kali lipat dari sebelumnya. Misalnya dalam satu tahun, hanya menghasilkan panen sebanyak 3.000 karung. Namun setelah adanya listrik, berhasil memproduksi sekitar 9.000 karung.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan program electrifying agriculture ini merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani.
“Melalui program ini PLN berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Electrifying Agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN, kami optimis kualitas dan kuantitas produktivitas para petani dapat meningkat, maju dan modern,” ujar Andy.
Tercatat, total daya tersambung pelanggan EA mencapai 185.871 kilo Volt Ampere (kVA). Pemanfaatan EA ini tumbuh 1,38 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tak hanya mengoptimalkan penggunaan listrik, program EA ini terbukti mampu meningkatkan produksi petani dan semakin efisien. Hal tersebut nyata bagi petani di Kelurahan Mattiro Deceng, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Nurdin, salah seorang petani mengaku berhasil melakukan efisiensi biaya operasional hingga 40-50 persen sejak beralih menggunakan listrik untuk mengairi sawahnya dari tahun 2021.
“Hampir dua tahun, kami telah beralih ke energi listrik, efisiensi biaya untuk penyiraman jadi lebih murah dibandingkan sebelum menggunakan listrik, yakni bahan bakar,” ujar Nurdin.
Nurdin menjelaskan untuk mengaliri sawah seluas 30 hektar, ia membutuhkan bahan bakar sekitar Rp 8 juta dalam satu kali pengairan. Namun, kehadiran program EA berhasil menghemat biaya operasional sekitar Rp 4,5 juta untuk biaya penyiraman.
Selain penghematan biaya operasional, ia menambahkan dengan adanya teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas sebesar tiga kali lipat dari sebelumnya. Misalnya dalam satu tahun, hanya menghasilkan panen sebanyak 3.000 karung. Namun setelah adanya listrik, berhasil memproduksi sekitar 9.000 karung.
(TRI)
Berita Terkait

News
Mitra Binaan PLN UID Sulselrabar Curi Perhatian di World Expo 2025 Jepang
Produk inovatif dari Sulawesi Selatan mendapat sorotan di ajang internasional World Expo 2025 yang digelar di Osaka, Jepang, pada 6–13 Oktober 2025.
Minggu, 12 Okt 2025 06:49

News
PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Percepatan Transisi Energi Bersih
PT PLN (Persero) menegaskan dukungannya terhadap integrasi sistem kelistrikan hijau antarnegara di Asia Tenggara melalui pembangunan ASEAN Power Grid.
Minggu, 05 Okt 2025 14:38

Ekbis
PLN Dukung UMKM Perempuan Lewat Bantuan dan Pelatihan
Hidup Sri mulai berubah. Berkat program Woman Support Woman dari PT PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
Jum'at, 03 Okt 2025 21:05

News
PLN Bawa Terang dan Teknologi ke Sekolah Terpencil di Mamasa
Program Lisdes ini sekaligus mendukung program Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran, bagian dari upaya Pemerintah menerangi wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Kamis, 02 Okt 2025 18:53

News
PLN Journalist Awards 2025 Dibuka, Apresiasi untuk Jurnalis Penggerak Literasi Energi
PT PLN (Persero) kembali mengundang para jurnalis dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam PLN Journalist Awards (PJA) 2025. Hadir dengan format baru.
Kamis, 02 Okt 2025 09:47
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Warga Monro Monro Jeneponto Keluhkan Air PDAM yang Keruh
2

Tingkatkan Kemampuan, 28 Personel SAR Ikut Uji Kompetensi
3

DPRD Sulsel Fasilitasi Aspirasi Ratusan Tenaga Kesehatan Non-ASN dari Kabupaten/kota
4

DPRD Sulsel Bakal Panggil Konsultan Proyek Bermasalah Rp60 Miliar di Bone
5

BPSDM Sulsel Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini kepada 400 Siswa SD
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Warga Monro Monro Jeneponto Keluhkan Air PDAM yang Keruh
2

Tingkatkan Kemampuan, 28 Personel SAR Ikut Uji Kompetensi
3

DPRD Sulsel Fasilitasi Aspirasi Ratusan Tenaga Kesehatan Non-ASN dari Kabupaten/kota
4

DPRD Sulsel Bakal Panggil Konsultan Proyek Bermasalah Rp60 Miliar di Bone
5

BPSDM Sulsel Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini kepada 400 Siswa SD