Talk Show UIN Alauddin-BPIP RI Bahas Intoleransi, Ekstrimisme dan Radikalisme

Luqman Zainuddin
Jum'at, 26 Apr 2024 16:09
Talk Show UIN Alauddin-BPIP RI Bahas Intoleransi, Ekstrimisme dan Radikalisme
Talk show yang digelar UIN Alauddin Makassar bersama BPIP RI. Foto: Istimewa
Comment
Share
GOWA - UIN Alauddin Makassar dan BPIP RI mendorong pengendalian pembinaan ideologi Pancasila di lingkungan kampus melalui talk show.

Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Senat lantai empat Rektorat UIN Alauddin, Kamis 25 April 2024. Kegiatan ini dibuka Wakil Rektor IV Bagian kerja sama dan Pengembangan Kelembagaan Prof Dr H Muhammad Amri.

Pada kegiatan tersebut Prof H Hamdan Juhannisyang juga sekaligus sebagai keynote speaker mengimbau agar bersikap dan memaknai agama sebagai aspek historisitas.

"Memahami agama tidak hanya berdasarkan pada luarnya saja, simbol-simbol yang dipakai untuk beribadah hanyalah kulut, yang isi adalah hari untuk mendekatkan diri kepada Tuhan," ungkapnya.



Ia juga mengungkapkan bahwa terdapat tiga extraordinary crime di Indonesia yaitu narkoba, korupsi dan terorisme.

"Dampak dari ketiga kejahatan besar ini dapat merusak integritas dan masa depan bangsa serta membunuh nilai-nilai kemanusiaan," tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa hanya terdapat satu hal yang dapat mengalahkan kecerdasan yakni kecanduan.

"Mau secerdas apapun anda tapi kalau kecanduan maka sifatnya berbahaya, begitu halnya dengan ekstrimisme, intoleransi, terorisme juga merupakan doktrim yang membuat kecanduan," imbuhnya.



Adapun Direktur Pengendalian BPIP, Mukhammad Fahrurozi S menjelaskan bahwa terdapat 4 isu besar dalam negeri Indonesia.

"Yakni politik identitas pada ideologi tertentu, Paham intoleransi, ekstrimisme, dan terorisme, korupsi, narkoba dan kerawanan bencana alam," ungkapnya.

Ia juga menambahkan, dalam pencegahan ekstrimisne dan intoleransi harus mampu memahami agama secara kontekstual tidak hanya tekstual.

"Hal yang dapat kita lakukan adalah mendorong frekuensi 'perjumpaan' lintas agama di sekolah/kampus melalui tema kemanusiaan dan giat sosial, reclaimin tempat ibadah, revitalisasi tempat penyiaran keagamaan, pendekatan kekinian, penyusunan materi kurikulum PIP dari PAUD sampai PT," tutupnya.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru