LPS Bayar Klaim Penjaminan Simpanan di Sulsel Rp6,43 Miliar
Sabtu, 07 Des 2024 19:03
Kepala Kantor Perwakilan LPS III Makassar, Fuad Zaen, dan Direktur Eksekutif Keuangan LPS, Danu Febrianto, saat acara LPS Media Workshop 2024. Foto/Tri Yari Kurniawan
MALINO - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah membayarkan klaim penjaminan simpanan para nasabah sebesar Rp2,82 triliun hingga per 31 Oktober 2024. Itu merupakan akumulasi sejak LPS mulai beroperasi pada 2005.
Khusus di Sulawesi Selatan (Sulsel), total jumlah perbankan yang dilikuidasi tercatat lima BPR/BPRS. Adapun klaim penjaminan yang telah dibayarkan mencapai Rp6,43 miliar.
Kepala Kantor Perwakilan LPS III Makassar, Fuad Zaen, membenarkan total ada lima BPR/BPRS di Sulsel yang telah ditutup. Namun, untuk tahun ini patut disyukuri karena tidak ada BPR/BPRS yang dilikuidasi.
"Sejak LPS beroperasi 2005 sampai dengan 31 Oktober 2024, LPS telah melakukan penanganan simpanan terhadap 4 dari 5 BPR di wilayah Sulawesi Selatan yang dicabut izin usahanya," kata Fuad, dalam LPS Media Workshop di Malino, yang berlangsung Jumat-Minggu (6-8/12/2024).
Berdasarkan data LPS, total penetapan simpanan dari BPR/BPRS yang dilikuidasi mencapai Rp18,51 miliar dari 3.117 rekening. Namun, setelah dilakukan verifikasi terdata ada simpanan tidak layak bayar Rp12,07 miliar dari 269 rekening.
"Untuk simpanan layak bayar sebesar Rp6,43 miliar yang terdiri dari 2.848 rekening," kata Fuad.
Masih merujuk data LPS, lima BPR/BPRS lingkup Sulsel yang telah ditutup adalah BPR Handayani Ciptasehati Masamba, BPR Handayani Cipta Sejahtera, BPR Dana Niaga Mandiri, Koperasi BPR Abang Pasar, dan PT BPR Indotama UKM Sulawesi.
Lebih lanjut, Fuad menjelaskan secara nasional, sejak beroperasi 2005 sampai dengan 30 November 2024, jumlah BPR/BPRS yang telah dilikuidasi sebanyak 137 bank. Terdiri dari satu bank umum serta 125 BPR dan 11 BPRS.
Jumlah bank dalam proses likuidasi adalah sebanyak 15 BPR/BPRS. Adapun untuk bank yang telah selesai likuidasinya adalah sebanyak 122 Bank, terdiri dari 1 Bank Umum, 110 BPR dan 11 BPRS.
Dari total 137 bank yang telah dilikuidasi, LPS telah membayarkan klaim penjaminan simpanan sebesar Rp2,82 triliun. Jumlah itu merupakan akumulasi sejak 2005 hingga 31 Oktober 2024. "Untuk simpanan layak bayar, totalnya Rp2,82 triliun dari total 413.397 rekening," tuturnya.
Adapun rinciannya yakni untuk klaim penjaminan simpanan di satu bank umum yang telah dibayarkan mencapai Rp202 miliar dari 9.049 rekening. Sedangkan klaim penjaminan simpanan di 136 BPR/BPRS mencapai Rp2,62 triliun dari 404.348 rekening.
"Selama 2024, tepatnya hingga 31 Oktober 2024, LPS melakukan penanganan klaim penjaminan atas 15 BPR/S dengan total simpanan yang telah dibayarkan LPS sebanyak Rp735,26 miliar dari 108.116 rekening," katanya.
Direktur Eksekutif Keuangan LPS, Danu Febrianto, yang turut hadir membuka kegiatan, menyampaikan peran media sangat penting dalam penyampaian informasi yang akurat. Terkhusus saat ada bank yang ditutup, dimana penting untuk menginformasikan ada LPS yang bekerja.
"Paling cepat 5 hari dan paling lama 90 hari setelah bank ditutup, LPS sudah melakukan pembayaran," katanya.
Pada kesempatan itu, Danu juga menjelaskan penutupan BPR/BPRS dipengaruhi berbagai faktor. Kerap kali dipicu mis-manajemen dan ditemukannya fraud. Terlepas dari itu, tidak semua BPR/BPRS buruk dalam pengelolaan.
"Ada BPR yang sehat, bahkan ada yang asetnya mengalahkan atau menyalip bank umum yang levelnya paling rendah," ungkap dia.
Khusus di Sulawesi Selatan (Sulsel), total jumlah perbankan yang dilikuidasi tercatat lima BPR/BPRS. Adapun klaim penjaminan yang telah dibayarkan mencapai Rp6,43 miliar.
Kepala Kantor Perwakilan LPS III Makassar, Fuad Zaen, membenarkan total ada lima BPR/BPRS di Sulsel yang telah ditutup. Namun, untuk tahun ini patut disyukuri karena tidak ada BPR/BPRS yang dilikuidasi.
"Sejak LPS beroperasi 2005 sampai dengan 31 Oktober 2024, LPS telah melakukan penanganan simpanan terhadap 4 dari 5 BPR di wilayah Sulawesi Selatan yang dicabut izin usahanya," kata Fuad, dalam LPS Media Workshop di Malino, yang berlangsung Jumat-Minggu (6-8/12/2024).
Berdasarkan data LPS, total penetapan simpanan dari BPR/BPRS yang dilikuidasi mencapai Rp18,51 miliar dari 3.117 rekening. Namun, setelah dilakukan verifikasi terdata ada simpanan tidak layak bayar Rp12,07 miliar dari 269 rekening.
"Untuk simpanan layak bayar sebesar Rp6,43 miliar yang terdiri dari 2.848 rekening," kata Fuad.
Masih merujuk data LPS, lima BPR/BPRS lingkup Sulsel yang telah ditutup adalah BPR Handayani Ciptasehati Masamba, BPR Handayani Cipta Sejahtera, BPR Dana Niaga Mandiri, Koperasi BPR Abang Pasar, dan PT BPR Indotama UKM Sulawesi.
Lebih lanjut, Fuad menjelaskan secara nasional, sejak beroperasi 2005 sampai dengan 30 November 2024, jumlah BPR/BPRS yang telah dilikuidasi sebanyak 137 bank. Terdiri dari satu bank umum serta 125 BPR dan 11 BPRS.
Jumlah bank dalam proses likuidasi adalah sebanyak 15 BPR/BPRS. Adapun untuk bank yang telah selesai likuidasinya adalah sebanyak 122 Bank, terdiri dari 1 Bank Umum, 110 BPR dan 11 BPRS.
Dari total 137 bank yang telah dilikuidasi, LPS telah membayarkan klaim penjaminan simpanan sebesar Rp2,82 triliun. Jumlah itu merupakan akumulasi sejak 2005 hingga 31 Oktober 2024. "Untuk simpanan layak bayar, totalnya Rp2,82 triliun dari total 413.397 rekening," tuturnya.
Adapun rinciannya yakni untuk klaim penjaminan simpanan di satu bank umum yang telah dibayarkan mencapai Rp202 miliar dari 9.049 rekening. Sedangkan klaim penjaminan simpanan di 136 BPR/BPRS mencapai Rp2,62 triliun dari 404.348 rekening.
"Selama 2024, tepatnya hingga 31 Oktober 2024, LPS melakukan penanganan klaim penjaminan atas 15 BPR/S dengan total simpanan yang telah dibayarkan LPS sebanyak Rp735,26 miliar dari 108.116 rekening," katanya.
Direktur Eksekutif Keuangan LPS, Danu Febrianto, yang turut hadir membuka kegiatan, menyampaikan peran media sangat penting dalam penyampaian informasi yang akurat. Terkhusus saat ada bank yang ditutup, dimana penting untuk menginformasikan ada LPS yang bekerja.
"Paling cepat 5 hari dan paling lama 90 hari setelah bank ditutup, LPS sudah melakukan pembayaran," katanya.
Pada kesempatan itu, Danu juga menjelaskan penutupan BPR/BPRS dipengaruhi berbagai faktor. Kerap kali dipicu mis-manajemen dan ditemukannya fraud. Terlepas dari itu, tidak semua BPR/BPRS buruk dalam pengelolaan.
"Ada BPR yang sehat, bahkan ada yang asetnya mengalahkan atau menyalip bank umum yang levelnya paling rendah," ungkap dia.
(TRI)
Berita Terkait
Ekbis
LPS Siapkan Pembayaran Klaim Simpanan Nasabah BPR Arfak Indonesia
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menyiapkan proses pembayaran klaim penjaminan simpanan dan pelaksanaan likuidasi PT BPR Arfak Indonesia, yang berlokasi di Manokwari.
Selasa, 17 Des 2024 19:36
Ekbis
Perbankan Diminta Permudah Akses Permodalan untuk UMKM
Seluruh perbankan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, diminta untuk mempermudah akses permodalan atau pinjaman untuk masyarakat. Khususnya bagi pelaku UMKM, petani, nelayan.
Selasa, 17 Des 2024 08:02
Ekbis
LPS Jamin 17,68 Juta Rekening Nasabah Bank di Sulawesi Selatan
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sebanyak 17,68 juta rekening nasabah bank umum di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dananya telah dijamin penuh.
Sabtu, 07 Des 2024 17:45
Ekbis
BRI Rayakan HUT ke-129 dengan Program BRIguna dan Promo Menarik
Dalam rangka merayakan hari ulang tahun alias HUT ke-129 yang jatuh pada 16 Desember 2024, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempersembahkan program spesial pinjaman BRIguna.
Jum'at, 29 Nov 2024 15:04
Ekbis
OJK Catat Total Aset Perbankan di Sulsel Tembus Rp199,36 Triliun
Total aset perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan pada September 2024 tumbuh sebesar 7,23 persen (yoy), mencapai Rp199,36 triliun.
Sabtu, 16 Nov 2024 11:06
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Uang Palsu Produksi Pegawai UIN Alauddin Diduga Beredar di Jeneponto
2
Diduga Tidak Sesuai Bestek, Proyek Irigasi Rp13 M di Jeneponto Ambruk
3
Pj Bupati Jeneponto Tinjau Lokasi Irigasi Kareloe yang Ambruk Akibat Banjir
4
Bangun Sinergi untuk Kemajuan Kampus, IKA Polipangkep Gelar Mubes VII
5
Jalan Pettarani Maros Terendam Banjir, Kendaraan Dialihkan
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Uang Palsu Produksi Pegawai UIN Alauddin Diduga Beredar di Jeneponto
2
Diduga Tidak Sesuai Bestek, Proyek Irigasi Rp13 M di Jeneponto Ambruk
3
Pj Bupati Jeneponto Tinjau Lokasi Irigasi Kareloe yang Ambruk Akibat Banjir
4
Bangun Sinergi untuk Kemajuan Kampus, IKA Polipangkep Gelar Mubes VII
5
Jalan Pettarani Maros Terendam Banjir, Kendaraan Dialihkan