Tumbuh Double Digit Berkat Transformasi Digital & Inovasi, Laba Bersih BSI Capai Rp7,01 Triliun

Kamis, 06 Feb 2025 18:56
Tumbuh Double Digit Berkat Transformasi Digital & Inovasi, Laba Bersih BSI Capai Rp7,01 Triliun
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, bersama jajaran pimpinan berfoto bersama. Perbankan syariah itu mencetak kinerja solid dengan laba bersih tumbuh double digit. Foto/Istimewa
Comment
Share
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mempertahankan kinerja positif di akhir 2024, dengan laba bersih mencapai Rp7,01 triliun, tumbuh 22,83% secara tahunan (yoy).

Selain laba bersih, BSI mencatatkan pertumbuhan double-digit pada semua indikator keuangan, seperti Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset. Fokus pada pembiayaan berkualitas, transformasi digital, serta inovasi menjadi kunci kesuksesan BSI dalam mempertahankan kinerja yang impresif di tengah ketidakpastian ekonomi.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan tahun 2024 adalah periode penuh tantangan, dengan ketidakpastian ekonomi global, likuiditas ketat, dan persaingan yang tinggi. Namun, BSI berhasil mempertahankan fokus pada inovasi dan transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas.

“Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. BSI, sejak lahir hingga saat ini, selalu tumbuh lebih baik dari pertumbuhan industri,” ujar Hery.

Kinerja impresif tersebut didorong oleh implementasi strategi 2024, termasuk peningkatan infrastruktur transaction banking dengan peluncuran BYOND by BSI serta perluasan mesin ATM/CRM, EDC, BSI Agent, dan merchant QRIS. BSI juga menggali peluang bisnis baru seperti bisnis berbasis emas, tabungan haji, bancassurance, dan treasury.

BSI mencatatkan laba bersih 22,83% yoy, menjadikannya salah satu dari Top 10 Bank dengan kinerja tertinggi. Kinerja tersebut didorong oleh pengelolaan DPK yang efektif serta pertumbuhan pembiayaan yang berkelanjutan.

Di tengah ketatnya persaingan likuiditas, BSI berhasil mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 11,46% menjadi Rp327,45 triliun, dengan rasio CASA mencapai 60,12%. DPK dari tabungan, deposito, dan giro tercatat masing-masing sebesar Rp140,53 triliun, Rp130,58 triliun, dan Rp56,33 triliun.

“Kami memanfaatkan potensi Islamic ecosystem, termasuk bisnis emas dan haji, untuk mendukung pertumbuhan DPK yang signifikan,” ungkap Hery.

Pembiayaan yang disalurkan BSI juga tumbuh signifikan dengan total Rp278,48 triliun, meningkat 15,88% yoy. Pembiayaan segmen wholesale, ritel, dan konsumer masing-masing tercatat tumbuh 14,38%, 16,86%, dan 16,34%.

“Kami terus meningkatkan sisi supply, baik produk maupun saluran distribusi, seperti ATM, mobile banking, QRIS, dan lainnya,” tambah Hery.

Pada 2024, BSI juga berhasil meningkatkan kualitas pembiayaan dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) turun menjadi 1,90%, serta penurunan cost of credit (CoC) menjadi 0,83%. Return on equity (ROE) mencapai 17,77%, dengan return on asset (ROA) sebesar 2,49%.

Inovasi & Transformasi Digital
Hery menegaskan, inovasi dan transformasi digital memainkan peran penting dalam kesuksesan BSI. Pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) BSI tercatat Rp5,51 triliun, tumbuh 32,58% yoy, dengan fee-based ratio (FBR) mencapai 17,95%.

BSI juga menggali potensi bisnis dari sektor emas dan haji. Bisnis emas BSI mencapai Rp12,82 triliun, tumbuh 78,18%, dengan produk cicil emas dan gadai emas masing-masing naik 177,42% dan 31,33%. Tabungan haji BSI juga berkembang pesat, dengan saldo mencapai Rp14,5 triliun pada akhir 2024.

Peluncuran SuperApp BYOND by BSI pada November 2024 mendukung transisi nasabah ke transaksi digital. Transaksi melalui e-channel BSI mencapai 851,5 juta transaksi, dengan 98,03% transaksi nasabah menggunakan e-channel. Jumlah pengguna BYOND mencapai 2 juta, dengan 16 juta transaksi.

Komitmen Net Zero Emissions
BSI berkomitmen pada keberlanjutan dengan menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp66,50 triliun, meningkat dari Rp57,7 triliun pada 2023. BSI juga menerbitkan sustainability sukuk senilai Rp3 triliun dan mencatatkan skor ESG peringkat 4 di tingkat global.

Selain itu, BSI turut berkontribusi pada berbagai program sosial, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah. BSI mengalokasikan 2,5% dari laba kotor untuk zakat perusahaan, dengan total zakat tahun 2024 sebesar Rp232 miliar, naik 22% dari tahun sebelumnya.

“Mudah-mudahan dengan strategi yang kuat, BSI akan menjadi bank yang dibanggakan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia,” tutup Hery.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru