Kontribusi Sektor Pertanian Topang Pertumbuhan Ekonomi Sulsel
Rabu, 12 Feb 2025 19:33

Aktivitas petani menanam bibit padi di persawahan Kabupaten Toraja Utara, Sulsel. Sektor pertanian menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Sulsel sepanjang 2024. Foto/Maman Sukirman
MAKASSAR - Sektor pertanian masih menjadi penopang utama laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menjelaskan ekonomi provinsi ini pada 2024 mengalami pertumbuhan 5,02 persen (yoy). Lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 4,51 persen (yoy).
"Ekonomi Sulsel tahun 2024 tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, terutama di LU (lapangan usaha) pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan," kata Rizki, pada acara BI Bareng Media di Kantor Perwakilan BI Sulsel, pada Selasa (11/2/2025) kemarin.
Menurut Rizki, sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi, seiring dengan fenomena El Nino yang telah berakhir, serta peningkatan produksi padi dan perikanan. Adapun sektor perdagangan mengalami peningkatan didorong dengan Pemilu dan Pilkada Serentak.
"Industri pengolahan meningkat sejalan dengan kinerja industri mamin (makanan dan minuman) yang positif," tuturnya.
Lebih lanjut, Rizki menyampaikan prediksi BI terhadap perekonomian Sulsel. Berdasarkan proyeksinya, laju pertumbuhan ekonomi Sulsel pada 2025 dapat menembus angka 4,8-5,6 persen. Terdapat setidaknya lima faktor yang dapat mempengaruhi ekonomi provinsi ini.
"Pertama, produksi pertanian yang lebih baik didukung oleh peningkatan alokasi pupuk subsidi Sulsel," kata Rizki.
Kedua, konsumsi domestik yang tetap kuat karena ditopang kenaikan UMP 2025 yang lebih tinggi, serta prospek investasi yang terjaga. Hal tersebut seiring dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) baru, seperti peternakan sapi hingga kawasan industri Takalar.
Ketiga, normalisasi konsumsi pemerintah pasca momentum tahun politik dan arah efisiensi anggaran tahun 2025. Keempat, penyesuaian harga pembelian pemerintah alias HPP untuk komoditas beras dan jagung guna mendorong serapan Bulog dan mendukung ketahanan pangan.
"Prospek harga emas global yang tetap tinggi dapat memicu tekanan inflasi komoditas emas perhiasan," ungkap Rizki.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Ricky Satria, pada kesempatan itu membahas sistem pembayaran, pengelolaan uang rupiah, dan pelindungan konsumen. Juga diulasnya upaya BI Sulsel dalam pengembangan ekonomi.
Menurut Ricky, terdapat banyak program maupun kegiatan yang telah dilaksanakan maupun diikuti BI Sulsel dalam mendorong pengembangan investasi untuk ekonomi Sulsel. Di antaranya yakni South Sulawesi Investment Challenge pada Mei-Agustus 2024 dan South Sulawesi Investment Forum.
Ricky mengimbuhkan selama tahun 2024, sebanyak dua kegiatan promosi investasi luar negeri yang diikuti oleh Sulsel, yakni Indonesia Investment Forum 2024 dan Indonesia Investment Forum Tokyo 2024. Meski pada tahun sebelumnya Sulsel mengikuti sebanyak 4 kegiatan, namun pada tahun ini berhasil mendapatkan Letter of Intent.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menjelaskan ekonomi provinsi ini pada 2024 mengalami pertumbuhan 5,02 persen (yoy). Lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 4,51 persen (yoy).
"Ekonomi Sulsel tahun 2024 tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, terutama di LU (lapangan usaha) pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan," kata Rizki, pada acara BI Bareng Media di Kantor Perwakilan BI Sulsel, pada Selasa (11/2/2025) kemarin.
Menurut Rizki, sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi, seiring dengan fenomena El Nino yang telah berakhir, serta peningkatan produksi padi dan perikanan. Adapun sektor perdagangan mengalami peningkatan didorong dengan Pemilu dan Pilkada Serentak.
"Industri pengolahan meningkat sejalan dengan kinerja industri mamin (makanan dan minuman) yang positif," tuturnya.
Lebih lanjut, Rizki menyampaikan prediksi BI terhadap perekonomian Sulsel. Berdasarkan proyeksinya, laju pertumbuhan ekonomi Sulsel pada 2025 dapat menembus angka 4,8-5,6 persen. Terdapat setidaknya lima faktor yang dapat mempengaruhi ekonomi provinsi ini.
"Pertama, produksi pertanian yang lebih baik didukung oleh peningkatan alokasi pupuk subsidi Sulsel," kata Rizki.
Kedua, konsumsi domestik yang tetap kuat karena ditopang kenaikan UMP 2025 yang lebih tinggi, serta prospek investasi yang terjaga. Hal tersebut seiring dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) baru, seperti peternakan sapi hingga kawasan industri Takalar.
Ketiga, normalisasi konsumsi pemerintah pasca momentum tahun politik dan arah efisiensi anggaran tahun 2025. Keempat, penyesuaian harga pembelian pemerintah alias HPP untuk komoditas beras dan jagung guna mendorong serapan Bulog dan mendukung ketahanan pangan.
"Prospek harga emas global yang tetap tinggi dapat memicu tekanan inflasi komoditas emas perhiasan," ungkap Rizki.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Ricky Satria, pada kesempatan itu membahas sistem pembayaran, pengelolaan uang rupiah, dan pelindungan konsumen. Juga diulasnya upaya BI Sulsel dalam pengembangan ekonomi.
Menurut Ricky, terdapat banyak program maupun kegiatan yang telah dilaksanakan maupun diikuti BI Sulsel dalam mendorong pengembangan investasi untuk ekonomi Sulsel. Di antaranya yakni South Sulawesi Investment Challenge pada Mei-Agustus 2024 dan South Sulawesi Investment Forum.
Ricky mengimbuhkan selama tahun 2024, sebanyak dua kegiatan promosi investasi luar negeri yang diikuti oleh Sulsel, yakni Indonesia Investment Forum 2024 dan Indonesia Investment Forum Tokyo 2024. Meski pada tahun sebelumnya Sulsel mengikuti sebanyak 4 kegiatan, namun pada tahun ini berhasil mendapatkan Letter of Intent.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
Strategi TPID & TP2DD Sulsel Kendalikan Inflasi Jelang Iduladha - Percepat Digitalisasi
Pemprov Sulsel menggelar High-Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Kamis, 29 Mei 2025 09:06

News
Talkshow Well-Read, Well-Lived: Literasi di Era Digital Bersama BI Sulsel
Acara bertajuk "Well-Read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital" ini berlangsung di Baruga Pinisi, lantai 4 Kantor BI Sulsel, Jalan Sudirman, Makassar, pada Rabu (28/5/2025).
Kamis, 29 Mei 2025 00:07

Ekbis
Industri Ekspor Tertekan Tarif AS, Ekonomi Domestik Harus Diperkuat
Mohammad Faisal menegaskan bahwa penguatan ekonomi domestik kini bukan lagi pilihan, tetapi sebuah kewajiban dalam menghadapi perang dagang global.
Rabu, 21 Mei 2025 10:37

Ekbis
Laju Ekonomi Sulsel Masuk 5 Besar Tertinggi, Sektor Pertanian Jadi Penopang
Laju ekonomi Sulsel pada triwulan I 2025 sebesar 5,78 persen, tidak hanya berada di atas angka nasional 4,78 persen. Bahkan, masuk lima besar daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
Rabu, 14 Mei 2025 15:36

Ekbis
Pemprov Sulsel Siapkan Langkah Antisipatif Dampak Perang Dagang Global 2.0
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui forum diskusi “Sulsel Talk” mengajak berbagai pihak menyusun langkah strategis menjaga pertumbuhan ekonomi daerah di tengah eskalasi Perang Dagang Global 2.0.
Rabu, 14 Mei 2025 14:40
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

DKV UC Makassar dan IGBD Parepare Latih Guru dan Siswa Edu-Game Aksara Lontara
2

Bawaslu Lutim Sambut Tiga CPNS Baru, Tekankan Peneguhan Nilai-nilai Pancasila
3

Baruga Market: Ruang Kolaborasi Inovatif untuk UMKM di Bukit Baruga
4

Vale Runners Meriahkan Makassar Half Marathon: Berlari untuk Hidup Sehat dan Bumi yang Lebih Baik
5

CSCI, One Global Capital, dan Prebuilt Jalin Kerja Sama Strategis
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

DKV UC Makassar dan IGBD Parepare Latih Guru dan Siswa Edu-Game Aksara Lontara
2

Bawaslu Lutim Sambut Tiga CPNS Baru, Tekankan Peneguhan Nilai-nilai Pancasila
3

Baruga Market: Ruang Kolaborasi Inovatif untuk UMKM di Bukit Baruga
4

Vale Runners Meriahkan Makassar Half Marathon: Berlari untuk Hidup Sehat dan Bumi yang Lebih Baik
5

CSCI, One Global Capital, dan Prebuilt Jalin Kerja Sama Strategis