Telkom Optimistis Jaga Kinerja Solid & Pertumbuhan Berkelanjutan

Sabtu, 13 Sep 2025 11:09
Telkom Optimistis Jaga Kinerja Solid & Pertumbuhan Berkelanjutan
Memasuki paruh pertama 2025, Telkom terus melanjutkan transformasi menjadi penggerak utama digitalisasi bangsa. Foto/Istimewa
Comment
Share
JAKARTA - Memasuki paruh pertama 2025, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus melanjutkan transformasi menjadi penggerak utama digitalisasi bangsa.

Dengan menggabungkan kekuatan kepemilikan infrastruktur digital yang lengkap dan ekstensif, serta mengukuhkan fondasi yang lebih kuat, Telkom berhasil mempertahankan kinerja sekaligus membuktikan bahwa transformasi yang dijalankan memberikan hasil optimal.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, saat Public Expose 2025 yang digelar secara daring di Jakarta (12/9).

Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Strategic Business Development & Portfolio, Seno Soemadji, Direktur Wholesale & International Service, Honesti Basyir, dan Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan.

Awaluddin juga menjelaskan strategi transformasi perusahaan untuk mewujudkan visi jangka panjang sebagai World-Class Digital Ecosystem Enabler bagi Indonesia.

Awaluddin menambahkan, untuk mencapai tujuan berkelanjutan tersebut, Telkom membangun fondasi lewat empat pilar utama di tengah tantangan industri yang semakin dinamis dan kompetitif.

“Telkom memantapkan langkah transformasi jangka panjang melalui empat pilar strategis. Pertama, unlocking value terhadap kepemilikan portofolio infrastruktur digital yang luas dan strategis untuk dapat membuka peluang pertumbuhan jangka panjang, langkah ini diiringi dengan strategi konsolidasi dan streamlining portofolio bisnis," kata dia.

"Kemudian, Telkom sedang bertransisi menjadi entitas strategic holding guna menciptakan nilai jangka panjang dalam era ekonomi digital yang berkembang pesat. Serta yang tidak kalah penting, Telkom fokus untuk meningkatkan keunggulan operasional dan layanan, memperkuat tata kelola dan fokus pada efisiensi modal,” jelas Awaluddin mengimbuhkan.

Sejalan dengan transformasi tersebut, Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, mengungkapkan strategi pengoptimalan aset strategis untuk mendukung konektivitas digital skala besar.

“Telkom mempersiapkan bisnis aset fiber melalui Infranexia, identitas komersial dari InfraCo, untuk proses penciptaan value di masa depan. Saat ini tingkat utilisasi jaringan fiber Infranexia baru sekitar 40%, menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat menjanjikan dan memberikan ruang besar untuk ekspansi layanan ke pasar yang lebih luas. Ke depannya, Infranexia bukan hanya sebagai aset infrastruktur, tetapi sebagai platform pertumbuhan yang memainkan peran vital dalam rangka fiberisasi Indonesia,” kata Seno.

Sementara itu, Fixed Mobile Convergence (FMC) yang dijalankan Telkomsel menjadi inisiatif penting dalam memaksimalkan nilai infrastruktur yang dimiliki. Fokus utama adalah menjaga kualitas layanan, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta memberikan nilai tambah melalui strategi bundling dan cross-selling pada layanan mobile broadband.

Di bisnis fixed broadband, potensi pertumbuhan masih sangat besar. Telkomsel berencana memperluas penetrasi pasar dan menjangkau lebih banyak pelanggan baru melalui bundling layanan digital, sehingga mampu menjaga pendapatan berkelanjutan. Dengan kombinasi pertumbuhan di mobile dan fixed broadband, Telkom optimis menjaga profitabilitas dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan, menambahkan pihaknya melihat prospek bisnis FBB ke depannya diharapkan akan lebih baik dimana target kami adalah untuk meningkatkan penetrasi pelanggan FBB yang saat ini masih di sekitar 16 % - 17% serta berfokus pada pelanggan yang berkualitas.

"Kami berharap mampu mencapai target tahunan penambahan pelanggan sekitar 800 ribu hingga 1 juta pelanggan tahun ini. Dimana sampai dengan Juni 2025, kami telah memperoleh penambahan pelanggan sekitar 449 ribu pelanggan dan mencapai total sekitar 10 juta pelanggan,” ungkap Daru.

Progres Positif Transformasi
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, melaporkan kinerja perusahaan hingga semester I 2025. Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp73,0 triliun, turun 3,0% dibandingkan tahun lalu, terdampak pelemahan makroekonomi dan pergeseran fokus dari volume ke kualitas.

Meski demikian, profitabilitas tetap terjaga dengan EBITDA mencapai Rp36,1 triliun dan margin EBITDA 49,5%. Laba bersih tercatat Rp11,0 triliun dengan margin laba bersih 15,0%, hasil efisiensi operasional dan penguatan disiplin modal.

Belanja modal Telkom hingga paruh pertama 2025 mencapai 13% dari total pendapatan, menurun dari 15,5% tahun sebelumnya. Penurunan ini bukan pengurangan investasi, melainkan hasil efisiensi dan penerapan spesifikasi yang lebih tepat tanpa mengurangi kualitas layanan.

Telkom menargetkan pertumbuhan pendapatan yang stabil dengan efisiensi yang seimbang, menyesuaikan kondisi industri yang masih menantang meski terdapat potensi pemulihan. Margin EBITDA saat ini mencerminkan komitmen menjaga profitabilitas yang kuat.

“Dengan kinerja yang senantiasa terjaga ini, kami percaya transformasi yang telah dijalankan selama ini telah berada pada jalur yang tepat untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dan memberikan hasil yang optimal bagi para pemangku kepentingan. Tentunya dengan tetap memberikan layanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat,” tutup Honesti.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru