OJK Dorong Kemandirian Finansial Pekerja Migran Lewat Buku Saku Literasi Keuangan
Selasa, 11 Nov 2025 08:40
Kolaborasi OJK, KP2MI dan BI meluncurkan Buku Saku Literasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia bertema “PMI Cerdas Finansial, Menuju Indonesia Maju".
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat literasi dan inklusi keuangan nasional, khususnya bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), salah satu segmen prioritas dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021–2025. Upaya ini diwujudkan melalui peluncuran Buku Saku Literasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia bertema “PMI Cerdas Finansial, Menuju Indonesia Maju.”
Peluncuran buku ini merupakan hasil kolaborasi antara OJK, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), dan Bank Indonesia (BI). Buku tersebut menjadi panduan praktis bagi para PMI dan keluarganya untuk mengelola keuangan secara bijak, aman, dan berkelanjutan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam sambutannya menegaskan bahwa pekerja migran Indonesia adalah pahlawan devisa yang berkontribusi besar bagi perekonomian nasional.
“Kita memilih hari yang sakral ini, Hari Pahlawan 10 November, karena mas, mbak semua adalah para pahlawan devisa di negara kita. Para pekerja migran meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan harapan hidup bagi keluarga dan masyarakat, baik di daerah asal maupun di negara tempat bekerja,” ujar Friderica.
Friderica juga menyoroti besarnya potensi ekonomi dari para pekerja migran. Berdasarkan data KP2MI dan Bank Indonesia, nilai remitansi yang dikirimkan ke Indonesia pada 2024 mencapai Rp251–263 triliun, setara dengan sekitar 1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Jumlah tersebut berasal dari lebih dari 3,9 juta PMI, dengan rata-rata kiriman sebesar Rp64 juta per tahun atau Rp5,3 juta per bulan per pekerja.
“Kalau kita melihat arus remitansi pekerja migran yang mencapai lebih dari Rp250 triliun per tahun, ini membuka peluang besar bagi industri jasa keuangan nasional. Artinya, seluruh pelaku industri—baik perbankan, pegadaian, asuransi, maupun lembaga keuangan mikro—punya tanggung jawab besar untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Bagaimana mas-mbak semua yang mau berangkat harus kita bekali, agar tahu cara mengirim uang ke rumah, mengelola keuangan dengan baik, dan seterusnya,” jelasnya.
Ia menegaskan, peluncuran buku saku ini merupakan langkah konkret untuk melindungi PMI dari risiko keuangan sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola pendapatan.“PMI yang cerdas finansial, khususnya di era digital, akan meningkatkan kesejahteraan dirinya dan keluarga, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi sektor keuangan,” ujar Friderica.
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Kepala BP2MI, Mukhtarudin, menyampaikan apresiasi atas sinergi lintas lembaga dalam peluncuran buku tersebut.
“Kegiatan hari ini merupakan kolaborasi sinergitas KP2MI dengan seluruh stakeholder, termasuk OJK, BI, dan pelaku usaha. Buku saku ini menjadi panduan bagi para pekerja migran agar lebih bijak menggunakan keuangannya,” ujar Mukhtarudin.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga data pribadi dan menghindari penipuan yang menyasar PMI. “Data diri dan rekening jangan sembarangan dikasihkan. Banyak kasus PMI rekeningnya digunakan untuk menipu bahkan melanggar hukum. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini penting untuk memberikan pemahaman agar PMI lebih bijak mengelola keuangannya,” tegasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani, Kepala Departemen Survailans Sistem Pembayaran dan Pelindungan Konsumen Bank Indonesia Anton Daryono, serta perwakilan pelaku usaha jasa keuangan dan para PMI.
Melalui peluncuran buku ini, OJK, KP2MI, dan Bank Indonesia berkomitmen memperluas jangkauan edukasi keuangan hingga ke daerah-daerah kantong PMI seperti Jawa Barat, NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Bali. Program ini juga akan diintegrasikan dengan kegiatan Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) agar setiap calon PMI memiliki bekal literasi keuangan sejak dini.
OJK menegaskan bahwa pemberdayaan PMI bukan hanya tentang perlindungan, tetapi juga tentang kemandirian finansial untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera.
Peluncuran buku ini merupakan hasil kolaborasi antara OJK, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), dan Bank Indonesia (BI). Buku tersebut menjadi panduan praktis bagi para PMI dan keluarganya untuk mengelola keuangan secara bijak, aman, dan berkelanjutan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam sambutannya menegaskan bahwa pekerja migran Indonesia adalah pahlawan devisa yang berkontribusi besar bagi perekonomian nasional.
“Kita memilih hari yang sakral ini, Hari Pahlawan 10 November, karena mas, mbak semua adalah para pahlawan devisa di negara kita. Para pekerja migran meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan harapan hidup bagi keluarga dan masyarakat, baik di daerah asal maupun di negara tempat bekerja,” ujar Friderica.
Friderica juga menyoroti besarnya potensi ekonomi dari para pekerja migran. Berdasarkan data KP2MI dan Bank Indonesia, nilai remitansi yang dikirimkan ke Indonesia pada 2024 mencapai Rp251–263 triliun, setara dengan sekitar 1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Jumlah tersebut berasal dari lebih dari 3,9 juta PMI, dengan rata-rata kiriman sebesar Rp64 juta per tahun atau Rp5,3 juta per bulan per pekerja.
“Kalau kita melihat arus remitansi pekerja migran yang mencapai lebih dari Rp250 triliun per tahun, ini membuka peluang besar bagi industri jasa keuangan nasional. Artinya, seluruh pelaku industri—baik perbankan, pegadaian, asuransi, maupun lembaga keuangan mikro—punya tanggung jawab besar untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Bagaimana mas-mbak semua yang mau berangkat harus kita bekali, agar tahu cara mengirim uang ke rumah, mengelola keuangan dengan baik, dan seterusnya,” jelasnya.
Ia menegaskan, peluncuran buku saku ini merupakan langkah konkret untuk melindungi PMI dari risiko keuangan sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola pendapatan.“PMI yang cerdas finansial, khususnya di era digital, akan meningkatkan kesejahteraan dirinya dan keluarga, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi sektor keuangan,” ujar Friderica.
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Kepala BP2MI, Mukhtarudin, menyampaikan apresiasi atas sinergi lintas lembaga dalam peluncuran buku tersebut.
“Kegiatan hari ini merupakan kolaborasi sinergitas KP2MI dengan seluruh stakeholder, termasuk OJK, BI, dan pelaku usaha. Buku saku ini menjadi panduan bagi para pekerja migran agar lebih bijak menggunakan keuangannya,” ujar Mukhtarudin.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga data pribadi dan menghindari penipuan yang menyasar PMI. “Data diri dan rekening jangan sembarangan dikasihkan. Banyak kasus PMI rekeningnya digunakan untuk menipu bahkan melanggar hukum. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini penting untuk memberikan pemahaman agar PMI lebih bijak mengelola keuangannya,” tegasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani, Kepala Departemen Survailans Sistem Pembayaran dan Pelindungan Konsumen Bank Indonesia Anton Daryono, serta perwakilan pelaku usaha jasa keuangan dan para PMI.
Melalui peluncuran buku ini, OJK, KP2MI, dan Bank Indonesia berkomitmen memperluas jangkauan edukasi keuangan hingga ke daerah-daerah kantong PMI seperti Jawa Barat, NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Bali. Program ini juga akan diintegrasikan dengan kegiatan Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) agar setiap calon PMI memiliki bekal literasi keuangan sejak dini.
OJK menegaskan bahwa pemberdayaan PMI bukan hanya tentang perlindungan, tetapi juga tentang kemandirian finansial untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera.
(TRI)
Berita Terkait
Ekbis
OJK: Sektor Jasa Keuangan Sulampua Stabil, Berkontribusi Pacu Ekonomi Daerah
Sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tetap stabil dan berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Sabtu, 18 Okt 2025 20:29
News
OJK Sulselbar Dukung Program Gizi dan Inklusi Keuangan di Daerah 3T
Komitmen ini diwujudkan melalui partisipasi OJK Sulselbar dalam Launching Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Talaka yang digelar di Kabupaten Pangkep.
Sabtu, 18 Okt 2025 13:25
Ekbis
Satgas PASTI Hentikan Kegiatan Golden Eagle yang Tawarkan Hapus Utang
Satgas PASTI menghentikan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Golden Eagle karena tidak memiliki dasar legalitas operasional yang jelas dan berpotensi menyesatkan masyarakat.
Selasa, 14 Okt 2025 13:23
Ekbis
Roadmap Baru TPAKD Dukung UMKM dan Program Prioritas
OJK bersama Kemenko Bidang Perekonomian dan Kemendagri menggelar Rapat Koordinasi Nasional Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (Rakornas TPAKD) 2025 di Jakarta, Jumat (10/10) kemarin.
Sabtu, 11 Okt 2025 14:44
News
Survei Kepuasan Stakeholder 2025: OJK Jaring Masukan untuk Layanan Lebih Baik
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menggelar kegiatan Temu Responden Survei Kepuasan Stakeholder OJK 2025.
Jum'at, 10 Okt 2025 17:13
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual, Eks Bawaslu Wajo Tak Layak Lagi jadi Penyelenggara Pemilu
2
Makassar dan Makna Menjadi Pahlawan Hari Ini
3
Prestasi Toyota di GIIAS Makassar: Bukukan 457 SPK & Raih 2 Penghargaan
4
Bimtek dan Penataran, Baznas se-Sulsel Perkuat Strategi Pengelolaan Zakat
5
Momentum Hari Pahlawan, Pemkab Bantaeng Bagikan Santunan ke Veteran
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual, Eks Bawaslu Wajo Tak Layak Lagi jadi Penyelenggara Pemilu
2
Makassar dan Makna Menjadi Pahlawan Hari Ini
3
Prestasi Toyota di GIIAS Makassar: Bukukan 457 SPK & Raih 2 Penghargaan
4
Bimtek dan Penataran, Baznas se-Sulsel Perkuat Strategi Pengelolaan Zakat
5
Momentum Hari Pahlawan, Pemkab Bantaeng Bagikan Santunan ke Veteran