Yayasan Hadji Kalla Ciptakan Kemandirian Energi di Pelosok
Minggu, 19 Feb 2023 19:52
Kampung Hijau Energi Yayasan Hadji Kalla bertempat di Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, kini memudahkan warga dalam memproduksi energi sendri. Foto: Istimewa
MAROS - Yayasan Hadji Kalla lewat program Kampung Hijau Energi yang bertempat di Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, kini memudahkan warga dalam memproduksi energi sendri.
Energi terbarukan dihasilkan dari reaktor biogas yang dihadirkan Yayasan Hadji Kalla sejak awal 2022 lalu. Alat ini menghasilkan energi yang dapat mengganti penggunaan elpiji dan pupuk organik non kimia dari ampas kotoran sapi atau bioslurry.
Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair mengatakan, Kampung Hijau Energi merupakan salah satu bentuk keseriusan di bidang lingkungan. Programnya pun bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, manfaat finansialnya juga sudah jelas.
"Program ini sudah berjalan di lima kabupaten. Insyaallah tahun ini ada lagi tambahan daerah. Kita berusaha menjangkau potensi ekonomi pedesaan. Tak hanya yang dekat dengan Makassar, tetapi sampai ke pelosok, khususnya di 4 provinisi wilayah kerja, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara," ucap Zuhair.
Manager Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan Yayasan Hadji Kalla, Sapril Akhmady, juga menjelaskan program ini berlatar belakang besarnya persentase penggunaan pupuk kimia di kalangan petani. Selain itu, keperluan rumah tangga masih sangat tergantung pada penggunaan elpiji.
"Kampung Hijau Energi merupakan program unggulan Yayasan Hadji Kalla. Targetnya adalah adanya kemandirian energi. Kemudian para petani dapat kembali menerapkan pola-pola pertanian yang ramah lingkungan," tuturnya.
Kepala Desa Sambueja, Darmawati mengapresiasi program Kampung Hijau Energi tersebut yang membuat penanganan ternak lebih baik. Salah satu penilaiannya ialah kotoran sapi yang tidak lagi bertebaran karena sudah memiliki tempat pembuangan di kandang.
"Kita sangat berterima kasih kepada Yayasan Hadji Kalla atas adanya program ini. Kita harapkan program ini dapat dilanjutkan karena masyarakat manfaatnya betul-betul dirasakan manfaatnya sebelum dan setelah adanya biogas ini," jelasnya.
Salah seorang warga setempat Habo bilang, warga sudah menikmati manfaat dari reaktor biogas sekitar 13 bulan. Dirinya pun sudah tak menggunakan elpiji lagi sejak adanya peralatan tersebut sehingga warga dapat menghemat pengeluaran.
"Tak hanya biogas, paling terasa manfaatnya ialah karena program ini, kita dapat membuat pupuk organik dari bioslurry. Tak lagi menggunakan pupuk berbahan kimia. Saya sudah coba di sawah dan bagus sekali hasilnya," bebernya.
Energi terbarukan dihasilkan dari reaktor biogas yang dihadirkan Yayasan Hadji Kalla sejak awal 2022 lalu. Alat ini menghasilkan energi yang dapat mengganti penggunaan elpiji dan pupuk organik non kimia dari ampas kotoran sapi atau bioslurry.
Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair mengatakan, Kampung Hijau Energi merupakan salah satu bentuk keseriusan di bidang lingkungan. Programnya pun bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, manfaat finansialnya juga sudah jelas.
"Program ini sudah berjalan di lima kabupaten. Insyaallah tahun ini ada lagi tambahan daerah. Kita berusaha menjangkau potensi ekonomi pedesaan. Tak hanya yang dekat dengan Makassar, tetapi sampai ke pelosok, khususnya di 4 provinisi wilayah kerja, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara," ucap Zuhair.
Manager Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan Yayasan Hadji Kalla, Sapril Akhmady, juga menjelaskan program ini berlatar belakang besarnya persentase penggunaan pupuk kimia di kalangan petani. Selain itu, keperluan rumah tangga masih sangat tergantung pada penggunaan elpiji.
"Kampung Hijau Energi merupakan program unggulan Yayasan Hadji Kalla. Targetnya adalah adanya kemandirian energi. Kemudian para petani dapat kembali menerapkan pola-pola pertanian yang ramah lingkungan," tuturnya.
Kepala Desa Sambueja, Darmawati mengapresiasi program Kampung Hijau Energi tersebut yang membuat penanganan ternak lebih baik. Salah satu penilaiannya ialah kotoran sapi yang tidak lagi bertebaran karena sudah memiliki tempat pembuangan di kandang.
"Kita sangat berterima kasih kepada Yayasan Hadji Kalla atas adanya program ini. Kita harapkan program ini dapat dilanjutkan karena masyarakat manfaatnya betul-betul dirasakan manfaatnya sebelum dan setelah adanya biogas ini," jelasnya.
Salah seorang warga setempat Habo bilang, warga sudah menikmati manfaat dari reaktor biogas sekitar 13 bulan. Dirinya pun sudah tak menggunakan elpiji lagi sejak adanya peralatan tersebut sehingga warga dapat menghemat pengeluaran.
"Tak hanya biogas, paling terasa manfaatnya ialah karena program ini, kita dapat membuat pupuk organik dari bioslurry. Tak lagi menggunakan pupuk berbahan kimia. Saya sudah coba di sawah dan bagus sekali hasilnya," bebernya.
(GUS)
Berita Terkait
News
Komitmen Inklusif, KALLA Terima Magang Disabilitas
KALLA resmi menerima peserta magang disabilitas sebagai upaya memperkuat komitmen perusahaan terhadap inklusivitas, keberagaman, dan kesetaraan kesempatan kerja.
Kamis, 11 Des 2025 18:15
News
Ukir Prestasi Nasional, KALLA Raih Platinum dan Gold di TKMPN 2025
KALLA sukses meraih medali Platinum dan Gold pada ajang Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XXIX 2025.
Kamis, 11 Des 2025 12:39
News
Prof Nurhayati Marah & Kecewa! Ungkap Dua Pelanggaran Besar GMTD
Menurut Prof Nurhayati terdapat dua pelanggaran besar yang dilakukan GMTD: meminggirkan masyarakat kecil serta keluar dari konsep pengembangan wisata.
Sabtu, 22 Nov 2025 17:47
News
Sengketa Lahan di Tanjung Bunga, GMTD Minta Pihak Kalla Setop Kaburkan Fakta Hukum
Presdir GMTD, Ali Said, menyampaikan pernyataan tersebut sarat misinformasi, mengalihkan perhatian dari pokok perkara, dan tidak menjawab persoalan utama.
Rabu, 19 Nov 2025 10:44
News
Jubir JK Kritik Lippo-GMTD Soal Lahan di Tanjung Bunga: Jangan Praktikkan Serakahnomics
Juru Bicara M. Jusuf Kalla, Husain Abdullah, mengkritik Lippo Group dan PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) terkait pengelolaan kawasan Tanjung Bunga, Kota Makassar.
Rabu, 19 Nov 2025 06:43
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Refleksi Akhir Tahun 2025 Momentum Ukur Capaian dan Kepuasan Warga
2
Bupati Gowa Serahkan 720 Sertifikat Redistribusi Tanah di Kecamatan Biringbulu
3
Operasi Wirawaspada, Imigrasi Amankan 220 WNA Diduga Langgar Izin Tinggal
4
KPRP Bawa Masukan Tokoh dan Akademisi Makassar Soal Reformasi Polri ke Jakarta
5
Dengar Konsumen, Chery Hadirkan Tiggo 8 CSH Comfort dan J6T di Makassar
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Refleksi Akhir Tahun 2025 Momentum Ukur Capaian dan Kepuasan Warga
2
Bupati Gowa Serahkan 720 Sertifikat Redistribusi Tanah di Kecamatan Biringbulu
3
Operasi Wirawaspada, Imigrasi Amankan 220 WNA Diduga Langgar Izin Tinggal
4
KPRP Bawa Masukan Tokoh dan Akademisi Makassar Soal Reformasi Polri ke Jakarta
5
Dengar Konsumen, Chery Hadirkan Tiggo 8 CSH Comfort dan J6T di Makassar