Semangat Building Tomorrow Hadirkan Properti Ikonik & jadi Pengungkit Ekonomi

Tri Yari Kurniawan
Jum'at, 22 Des 2023 08:47
Semangat Building Tomorrow Hadirkan Properti Ikonik & jadi Pengungkit Ekonomi
Suasana peresmian rooftop 31 Altitude Sudirman Suites dihadiri langsung oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan jajaran petinggi Paradise Indonesia. Foto/Tri Yari Kurniawan
Comment
Share
MAKASSAR - Berlokasi di jantung Kota Makassar, 31 Sudirman Suites menjelma menjadi ikon baru daerah berjuluk Kota Daeng. Menariknya, apartemen tersebut mungkin menjadi satu-satunya properti resedensial yang layak menjadi bangunan ikonik di Makassar.

Sederet bangunan ikonik di Makassar selalu didominasi bangunan non-komersial, seperti Benteng For Rotterdam, Masjid 99 Kubah, Monumen Mandala, hingga Menara Pinisi. Kehadiran 31 Sudirman Suites tentunya menjadi pembeda.

Banjir apresiasi datang atas kehadiran apartemen mewah itu, apalagi konsep ke depannya adalah mix-used yakni terintegrasi dengan hotel Hyatt Place. Karya properti dari PT Indonesian Paradise Property Tbk atau kini dikenal dengan nama Paradise Indonesia itu diyakini mampu mendongrak pariwisata sekaligus ekonomi Makassar.

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, saat peresmian Rooftop 31 Altitude Sudirman Suites pada pertengahan tahun ini, menyampaikan rasa bangga atas kehadiran karya properti ikonik di wilayahnya. Kehadiran 31 Sudirman Suites selaras dengan upaya penataan kota dalam mewujudkan Makassar sebagai kota dunia.

31 Sudirman Suites dengan semangat Building Tomorrow diproyeksikan mampu menjadi magnet bagi wisatawan. Terlebih, dengan kehadiran 31 Altitude, salah satu rooftop tertinggi di Makassar. Fasilitas itu membuat 31 Sudirman Suites diharap kian diminati, khususnya oleh wisatawan untuk menikmati pemandangan sunset di Makassar, yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

"Kami doakan agar apartemen dan hotel ini menjadi bagian terbaik bagi Kota Makassar. Ya, apalagi bertambah lagi satu titik untuk melihat Kota Makassar. Pesona Makassar untuk sementara ini terbaik ada di 31 Altitude. Apalagi Makassar memiliki sunset terindah," ucap Danny yang menerangkan pemandangan sunset di Makassar masuk delapan besar terbaik di dunia.

Selain mendukung pariwisata daerah, Danny menyebut kehadiran 31 Sudirman Suite diharapkan mampu menjadi pengungkit ekonomi Makassar. Selain menyerap tenaga kerja lokal, bangunan ikonik ini dapat memutar perekonomian daerah lewat kehadiran investasi apartemen maupun fasilitas MICE di hotel nantinya.

Ikut Pacu Ekonomi
Semangat Building Tomorrow Hadirkan Properti Ikonik & jadi Pengungkit Ekonomi

Setelah pandemi Covid-19, semua daerah di Indonesia diakuinya tengah berupaya bangkit dan memulihkan perekonomiannya, termasuk Makassar. Sejauh ini, sudah banyak investor yang mulai tertarik membangun dan mengembangkannya usaha di Kota Daeng. Nah, salah satunya Paradise Indonesia dengan filosofi Building Tomorrow.

“Itu tandanya Makassar siap untuk investasi lebih besar, bekerjasama dengan investor dan Insya Allah menjadi surganya investor. Saya bilang kepada teman-teman investor bahwa Makassar itu; every day is your best time, every place is your best investment,” ungkapnya.

Komisaris Paradise Indonesia, Agoes Soelistyo Santoso, menyampaikan harapannya agar kehadiran 31 Sudirman Suites, yang kian lengkap dengan rooftop 31 Altitude dapat memberi kemajuan luar biasa bagi pembangunan properti di Kawasan Timur Indonesia, khususnya Makassar.

"Makassar menjadi masa depan Indonesia sehingga pasar properti akan terus menggeliat. Kami memilih Makassar karena perekonomian Indonesia Bagian Timur terpusat di sini,” ujar Agoes.

Lebih dari dua dekade, ia menekankan Paradise Indonesia fokus membangun properti yang ikonik. Sebelum merambah Makassar, perusahaan eksis membangun sejumlah apartement, hotel hingga mal di Kawasan Indonesia Bagian Barat, termasuk Bali. Hebatnya, mayoritas mampu menjadi ikon daerah.

Membangun Peradaban
Semangat Building Tomorrow Hadirkan Properti Ikonik & jadi Pengungkit Ekonomi

Menginjak usia ke-21, Paradise Indonesia semakin matang, seiring dengan peluncuran identitas baru meliputi logo dan visualisasi perusahaan. Tidak ketinggalan, adanya slogan baru berupa kampanye 'Building Tomorrow' yang kian menegaskan komitmen perusahaan untuk berkontribusi membangun peradaban negeri ini lebih baik.

Paradise Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai The Paradise Group, kini memperkenalkan identitas baru yang selaras dengan nilai-nilai utamanya, yaitu Enterpreneurship, Passionate, Inspiring, Collaboration, dan Creative.

President Director & CEO Paradise Indonesia, Anthony Prabowo Susilo, menyebut transformasi yang dilakukan bukan sekadar untuk menjawab tuntutan zaman industri properti yang terus berkembang dan berubah.

Ia memastikan Paradise Indonesia mempertahankan komitmen untuk mengembangkan destinasi gaya hidup dan properti ikonik di kota-kota besar di Indonesia. Komitmen itulah yang dituangkan dalam kampanye 'Building Tomorrow'.

"Seiring dengan proses transisi, transformasi, dan evolusi, yang sedang terjadi dalam organisasi dan unit-unit bisnis Paradise Indonesia. Kami merasa penting untuk memiliki sebuah brand dan identitas yang sesuai dengan visi, misi, serta prioritas-prioritas baru untuk membuat Paradise Indonesia menjadi ‘a new emerging top of mind brand’ dalam dunia properti development di Indonesia,” papar Anthony dalam keterangan, Senin (30/10).

2 Dekade Bangun Negeri
Semangat Building Tomorrow Hadirkan Properti Ikonik & jadi Pengungkit Ekonomi

Selama dua dekade, Paradise Indonesia turut mewarnai pembangunan negeri dengan senantiasa menghadirkan properti ikonik di sejumlah daerah di Indonesia. Sejak berdiri pada 1996 dan memulai tonggak pembangunan properti pada 2002 dengan mengembangkan Harris Hotel Tuban Bali, perseroan terus bertumbuh, bahkan saat masa sulit akibat pandemi Covid-19.

Paling tidak, sudah ada 25 properti Paradise Indonesia hingga tahun ini dan semuanya iconic lifestyle destination. Menariknya lagi, tujuh di antaranya adalah hasil akuisisi proyek mangkrak dan sejauh ini berjalan sukses. Termasuk Antasari Place, proyek mixed use devolepment yang masuk skala bisnis besar, dengan Capex mencapai Rp1,4 triliun. Hal ini juga menandai perseroan semakin gencar menggarap properti residensial, tidak lagi sebatas properti hospitality dan commercial.

Co-founder dan Komisaris Paradise Indonesia, Agoes Soelistyo Santoso, menyampaikan perusahaan terus berkembang dan ingin bertumbuh lebih pesat. Olehnya itu, perseroan menggarap bisnis properti residensial semisal apartemen dan hal tersebut sudah direncanakan sebelumnya. Ditandai dengan pembangunan One Residence Batam pada 2017, sebelum 31 Sudirman Suite dan Antasari Place.

Menurut dia, bila hanya fokus pada properti hospitality dan commercial seperti hotel dan mal, maka perkembangan Paradise Indonesia menjadi terbatas. Musababnya, perseroan hanya mengandalkan dana dari stakeholder dan pinjaman bank. Meski demikian, tidak berarti pihaknya meninggalkan lini bisnis tersebut, malah sekarang diintegrasikan sehingga mampu meraih hasil yang lebih maksimal.

"Kami berkembang dari hotel, terus masuk ke bisnis mal. Dua bisnis itu income-nya jangka panjang. Kalau hanya pada dua itu saja, kami pasti ada limitation untuk berkembang lebih cepat. Makanya, harus combine dengan elemen bisnis properti yang sifatnya sales dan dari situ kami berpikir, kenapa tidak mulai dengan apartemen," kata Agoes.

"Jadi apartemen itu bukan untuk lari dari sini, bukan. Tapi ini complement untuk memungkinkan mendorong agar kami (Paradise Indonesia) bisa berlari lebih kencang. Itu tujuan kenapa kami masuk ke (bisnis) apartemen," sambung alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan ini.

President Director & CEO Paradise Indonesia, Anthony Prabowo Susilo, berpendapat serupa. Di bawah kepemimpinannya, konsep pengembangan mixed use terus digeber agar pertumbuhan Paradise Indonesia semakin kencang. Sangat disayangkan, kata dia, bila sudah membangun properti ikonik semisal pusat perbelanjaan lantas tidak mengintegrasikan dengan properti lain yang potensial, semisal apartemen.

Anthony mencontohkan Beachwalk Shopping Center yang dibangun Paradise Indonesia secara terpadu dengan beberapa properti lain, semisal Sheraton Bali Kuta Resort, Beachwalk Residence, Yello Kuta dan Aloft Kuta. Selanjutnya, ada pengembangan kawasan mixed use Sahid Kuta Lifestyle Resort. Jika dulu pihaknya hanya sebatas membangun Beachwalk Shopping Center, maka yang diuntungkan adalah pengembang lain yang membangun di area sekitar.

"Suatu mixed use itu harus bisa membangun, mendevelop suatu re-carry income aset seperti hotel dan mal, tapi juga dilengkapi dengan penjualan properti. Kan sayang sekali kalau kita sudah mendevelop suatu lahan dengan baik menjadi iconic lifestyle destination, tapi tidak menjual apa-apa. Ya, yang untung orang lain," jelasnya.

Bukan Pengembang Biasa
Semangat Building Tomorrow Hadirkan Properti Ikonik & jadi Pengungkit Ekonomi

Keberadaan Paradise Indonesia dalam dunia properti sangat diperhitungkan. Hanya saja, brand perusahaan ini memang masih terdengar asing, khususnya di telinga masyarakat. Musababnya, pola usaha Paradise Indonesia dulunya B2B2C atau bisnis ke bisnis ke konsumen. Publik hanya tahu brand Harris, Hyatt dan Sheraton yang sebenarnya ada yang dibangun dan dikembangkan oleh Paradise Indonesia.

Menurut Anthony, rebranding menjadi salah satu fokus agenda selain pemulihan dan ekspansi bisnis yang terus dilakukan. Pola bisnis Paradise Indonesia kini B2C alias bisnis ke konsumen. Sejauh ini, seluruh rencana dan target berjalan dengan baik. Laju bisnis perseroan mampu terus tumbuh, bahkan sukses melewati tantangan berat saat pandemi Covid-19.

Anthony menegaskan Paradise Indonesia memang bukan pengembang properti biasa. Pola pikir dan bisnisnya selalu inovatif dan kreatif. Semisal mendorong kawasan mixed use, yang sudah terimplementasi di Bali, Jakarta dan Batam, dan segera direalisasikan di Makassar melalui 31 Sudirman Suite yang akan terintegrasi dengan Hotel Hyatt Place.

Paradise Indonesia juga merupakan pengembang properti yang senantiasa menjaga komitmen kepada konsumen. Bahkan, pandemi Covid-19 yang memukul sektor ekonomi tidak menjadi alasan bagi perseroan untuk memenuhi komitmen sebagaimana perjanjian yang telah disepakati. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga kepercayaan konsumen atas investasi yang telah dilakukan bersama perseroan.

"Kami adalah developer yang selalu berpikir dengan pola yang sedikit berbeda, tidak selalu mengikuti status quo. Kami selalu memenuhi komitmen. Contohnya di Batam, sejak bangun marketing gallery ya kami selesaikan dalam waktu kurang dari tiga tahun. Lalu di Makassar, 31 Sudirman Suite launching pada 2019. Nah, 28 bulan perjalanan pembangunan, 18 bulan itu di tengah pandemi dan kami tidak gunakan krisis pandemi sebagai alasan untuk tidak memenuhi komitmen kepada market, ya kami tetap deliver tepat waktu," paparnya.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru