Ripuji Lontaratta, UMKM Binaan BRI yang Menjaga Kebudayaan dalam Aksesoris Fesyen
Selasa, 18 Mar 2025 11:05

Asad Fadli memegang tote bag dan mengenakan bucket hat, dua produk Ripuji Lontaratta saat ditemui di Rumah BUMN Makassar. Foto: SINDO Makassar/Luqman Zainuddin
MAKASSAR - Aksara Lontara tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan suku Bugis. Namun, keberadaannya mulai tergerus. Generasi sekarang banyak yang tidak lagi mengenal salah satu aksara dunia yang terdaftar di Unicode ini.
Latar belakang itulah yang memantik As'ad Fadli menghadirkan Ripuji Lontaratta, bisnis kerajinan yang memproduksi aksesori fesyen dengan unsur Aksara Lontara, pada 2019 lalu.
"Berawal dari keresahan kita melihat anak muda tidak lagi mengenal Aksara Lontara, budaya kita. Oleh karena itu kita berpikir bagaimana melestarikan budaya ini di bidang fesyen atau kerajinan," aku As'ad Fadli, ketika ditemui di Rumah BUMN, Sabtu 15 Maret 2025.
As'ad, melihat Aksara Lontaratta yang hurufnya memiliki bentuk khas -tidak memiliki garis melengkung atau bengkok, hanya garis lurus ke atas dan ke bawah dan patahan pada pertemuan garisnya- sangat cocok bila dipadupadankan pada aksesori fesyen.
Awal mulanya, As'ad memproduksi tote bag atau tas jinjing bermotif Aksara Lontaratta. Ia menjahitnya sendiri, berbekal kemampuan yang diturunkan dari sang ibu. Adapun bahan kainnya ia datangkan dari Jawa Timur.
Motif huruf Aksara Lontara dicetak pada kain khusus tersebut. As'ad sendiri yang mendesain. Kadang, motifnya hanya huruf Lontara yang ditempatkan parsial. Tak jarang pula huruf-huruf itu membentuk kata, seperti nama-nama daerah di Sulsel.
"Awalnya bikin tote bag, arahnya khusus anak muda, karena pada masa itu gaya anak muda banyak yang pakai tas seperti ini," sebut As'ad.
Produk itu, lalu ia pasarkan offline dan online. Sesuai harapan, tas tersebut disambut positif pasar. Dari situ, Ripuji Lontara kemudian melahirkan produk turunan lain, seperti bucket hat, wash bag, dan saddle bag.
"Harganya variatif, mulai Rp60 ribu sampai Rp120 ribu. Harga itu sesuai dengan pasar kami yang mengincar kelas menengah ke bawah," sambung pria kelahiran 1993 itu.
Saat ini, Ripuji Lontaratta mempekerjakan ibu-ibu di sekitar workshop mereka di Jalan Sultan Abdullah Raya, Tallo, Kota Makassar. Setiap bulannya, Ripuji Lontara memproduksi 200 hingga 300 picis dengan omzet tidak kurang dari Rp20 jutaan.
As'ad membangun bisnisnya dengan modal Rp800 ribu. Ia juga sempat mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Ia juga sudah menjadi bagian dari UMKM Binaan BRI.
"Bantuan dari BRI lebih ke pengiklanan, mereka membantu memasarkan produk kita lewat promosi media sosial, kalau dampaknya lebih ke awareness, produk kami, mulai dikenal, meningkatkan penjualan kami," cerita alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) 2016 itu.
BRI pula yang menjembatani Ripuji Lontara bekerja sama dengan Kementerian BUMN beberapa waktu lalu untuk penyiapan cendera mata.
Saat ini, pasar Ripuji Lontaratta sudah menjangkau Kalimantan, Palu, Sulawesi Barat, serta Makassar sebagai yang utama.
Selain memasarkan sendiri, Ripuji Lontaratta juga berkolaborasi dengan pemerintah dan perhotelan.
"Kita juga memanfaatkan Penjualan offline di beberapa hotel di Makassar, seperti Novotel, Swissbell In, Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah), toko oleh-oleh, dan home store," bebernya.
Tantangan dan Visi
As'ad Fadli menegaskan, produk Ripuji Lontaratta memiliki keunggulan dari kompetitor. Seperti produk dengan jahitan rapi, bisa custom, bisa menerima orderan pemerintah untuk kegiatan.
"Persaingan ketat, tapi kita punya value melesarikan budaya, kita punya value jadi bisa bersaing," katanya.
Kendati optimistis, namun ia mengakui banyak tantangan yang dihadapi. Seperti fluktuasi dan daya beli masyarakat. Kendati begitu, ke depan ia ingin terus mengembangkan bisnisnya.
"Target kami ingin memperluas pasar, menambah produksi, menambah karyawan, dan kami mau masuk ke dunia baju," sambung As'ad.
Selain itu, ia berharap BRI ke depan bisa memberikan pendampingan yang lebih intens dan lebih dalam. Begitupun dengan pemerintah dalam hal pembukaan akses promosi ke tempat wisata.
"Kami sekarang sedang berusaha masuk ke tempat-tempat wisata, termasuk Bantimurung. Kami berharap, ke depan banyak kegiatan pemerintah yang melibatkan kami," pungkas As'ad.
Sebelumnya, Ripuji Lontaratta juga terlibat dalam beberapa kegiatan pemerintah Kota Makassar, seperti F8 dan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK). Di sana produk mereka laris dibeli oleh tamu mancanegara.
Latar belakang itulah yang memantik As'ad Fadli menghadirkan Ripuji Lontaratta, bisnis kerajinan yang memproduksi aksesori fesyen dengan unsur Aksara Lontara, pada 2019 lalu.
"Berawal dari keresahan kita melihat anak muda tidak lagi mengenal Aksara Lontara, budaya kita. Oleh karena itu kita berpikir bagaimana melestarikan budaya ini di bidang fesyen atau kerajinan," aku As'ad Fadli, ketika ditemui di Rumah BUMN, Sabtu 15 Maret 2025.
As'ad, melihat Aksara Lontaratta yang hurufnya memiliki bentuk khas -tidak memiliki garis melengkung atau bengkok, hanya garis lurus ke atas dan ke bawah dan patahan pada pertemuan garisnya- sangat cocok bila dipadupadankan pada aksesori fesyen.
Awal mulanya, As'ad memproduksi tote bag atau tas jinjing bermotif Aksara Lontaratta. Ia menjahitnya sendiri, berbekal kemampuan yang diturunkan dari sang ibu. Adapun bahan kainnya ia datangkan dari Jawa Timur.
Motif huruf Aksara Lontara dicetak pada kain khusus tersebut. As'ad sendiri yang mendesain. Kadang, motifnya hanya huruf Lontara yang ditempatkan parsial. Tak jarang pula huruf-huruf itu membentuk kata, seperti nama-nama daerah di Sulsel.
"Awalnya bikin tote bag, arahnya khusus anak muda, karena pada masa itu gaya anak muda banyak yang pakai tas seperti ini," sebut As'ad.
Produk itu, lalu ia pasarkan offline dan online. Sesuai harapan, tas tersebut disambut positif pasar. Dari situ, Ripuji Lontara kemudian melahirkan produk turunan lain, seperti bucket hat, wash bag, dan saddle bag.
"Harganya variatif, mulai Rp60 ribu sampai Rp120 ribu. Harga itu sesuai dengan pasar kami yang mengincar kelas menengah ke bawah," sambung pria kelahiran 1993 itu.
Saat ini, Ripuji Lontaratta mempekerjakan ibu-ibu di sekitar workshop mereka di Jalan Sultan Abdullah Raya, Tallo, Kota Makassar. Setiap bulannya, Ripuji Lontara memproduksi 200 hingga 300 picis dengan omzet tidak kurang dari Rp20 jutaan.
As'ad membangun bisnisnya dengan modal Rp800 ribu. Ia juga sempat mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Ia juga sudah menjadi bagian dari UMKM Binaan BRI.
"Bantuan dari BRI lebih ke pengiklanan, mereka membantu memasarkan produk kita lewat promosi media sosial, kalau dampaknya lebih ke awareness, produk kami, mulai dikenal, meningkatkan penjualan kami," cerita alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) 2016 itu.
BRI pula yang menjembatani Ripuji Lontara bekerja sama dengan Kementerian BUMN beberapa waktu lalu untuk penyiapan cendera mata.
Saat ini, pasar Ripuji Lontaratta sudah menjangkau Kalimantan, Palu, Sulawesi Barat, serta Makassar sebagai yang utama.
Selain memasarkan sendiri, Ripuji Lontaratta juga berkolaborasi dengan pemerintah dan perhotelan.
"Kita juga memanfaatkan Penjualan offline di beberapa hotel di Makassar, seperti Novotel, Swissbell In, Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah), toko oleh-oleh, dan home store," bebernya.
Tantangan dan Visi
As'ad Fadli menegaskan, produk Ripuji Lontaratta memiliki keunggulan dari kompetitor. Seperti produk dengan jahitan rapi, bisa custom, bisa menerima orderan pemerintah untuk kegiatan.
"Persaingan ketat, tapi kita punya value melesarikan budaya, kita punya value jadi bisa bersaing," katanya.
Kendati optimistis, namun ia mengakui banyak tantangan yang dihadapi. Seperti fluktuasi dan daya beli masyarakat. Kendati begitu, ke depan ia ingin terus mengembangkan bisnisnya.
"Target kami ingin memperluas pasar, menambah produksi, menambah karyawan, dan kami mau masuk ke dunia baju," sambung As'ad.
Selain itu, ia berharap BRI ke depan bisa memberikan pendampingan yang lebih intens dan lebih dalam. Begitupun dengan pemerintah dalam hal pembukaan akses promosi ke tempat wisata.
"Kami sekarang sedang berusaha masuk ke tempat-tempat wisata, termasuk Bantimurung. Kami berharap, ke depan banyak kegiatan pemerintah yang melibatkan kami," pungkas As'ad.
Sebelumnya, Ripuji Lontaratta juga terlibat dalam beberapa kegiatan pemerintah Kota Makassar, seperti F8 dan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK). Di sana produk mereka laris dibeli oleh tamu mancanegara.
(MAN)
Berita Terkait

News
Srikandi PLN UIP Sulawesi Dorong Kemandirian UMK Perempuan
Melalui program Inspiring Srikandi: Woman Support Woman, Srikandi PLN UIP Sulawesi memberikan dukungan nyata kepada pelaku usaha mikro di Makassar.
Jum'at, 10 Okt 2025 11:38

Ekbis
UMKM Naik Kelas, PT Semen Tonasa Gelar Pelatihan untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Komitmen ini diwujudkan melalui program UMKM Naik Kelas – Pelatihan Mitra Binaan 2025, yang digelar pada 25–30 September 2025 di Gedung Diklat PT Semen Tonasa.
Minggu, 28 Sep 2025 17:25

News
BRI Peduli Beri Pelatihan Diversifikasi dan Penguatan Mutu Pupuk Kompos di Bali
PT BRI terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah melalui program-program yang secara nyata dapat membantu mengatasi masalah sampah di berbagai wilayah di Indonesia.
Kamis, 25 Sep 2025 11:17

News
Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan, BRI Salurkan Bantuan Beasiswa Pelajar
BRI Peduli yang menjadi payung dari Program TJSL BRI, senantiasa mengambil peran dalam mendukung upaya pemerintah mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Senin, 01 Sep 2025 09:48

News
BRI Kembali Berikan Dana Pendidikan untuk Paskibraka dan Tenaga Pendukung
BRI terus menunjukkan komitmen dan konsistensinya dalam mengapresiasi putra-putri Paskibraka dan seluruh tenaga pendukung Paskibraka di balik suksesnya pelaksanaan upacara kenegaraan.
Minggu, 24 Agu 2025 09:39
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Ibu Tiga Anak Ditemukan Tewas Tergantung di Kebun, Suami Jadi Terduga Pelaku
2

Lembaga Pondasi Programkan Sondir Gratis untuk Pondok Pesantren
3

Sebelum Tewas Tergantung, Ibu Muda Tiga Anak Sempat Minta Dijemput Pulang ke Orang Tuanya
4

KYF & Kalla Run 2025 Sukses Gaungkan Gaya Hidup Sehat
5

Kolaborasi Mester Club, Terra Court & MCN Gelar Turnamen Padel di Makassar
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Ibu Tiga Anak Ditemukan Tewas Tergantung di Kebun, Suami Jadi Terduga Pelaku
2

Lembaga Pondasi Programkan Sondir Gratis untuk Pondok Pesantren
3

Sebelum Tewas Tergantung, Ibu Muda Tiga Anak Sempat Minta Dijemput Pulang ke Orang Tuanya
4

KYF & Kalla Run 2025 Sukses Gaungkan Gaya Hidup Sehat
5

Kolaborasi Mester Club, Terra Court & MCN Gelar Turnamen Padel di Makassar