Cahaya Ramadan: Al-Quran dan Rahasia Suami Istri

Tim Sindomakassar
Rabu, 12 Apr 2023 09:06
Cahaya Ramadan: Al-Quran dan Rahasia Suami Istri
Dr H Muhammad Ishaq Samad. Foto: Dokumentasi pribadi
Comment
Share
Dr HM Ishaq Samad MA
Wakil Rektor IV UMI dan Ketua MUI Sulsel Bidang Infokom

Al-Qur'an adalah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berlaku bukan hanya pada masa Nabi Muhammad saw saja, tetapi berlaku sampai akhir zaman. Berbeda dengan mukjizat Nabi lainnya, seperti mukjizat Nabi Musa AS berupa tongkat yang bisa berubah jadi ular, namun hanya pada masa Nabi Musa ASsaja masa berlakunya.

Maulana Jalaluddin Rumi pernah menyatakan dalam ungkapannya "Jika kamu melihat Al-Quran dengan mata kepalamu, kamu akan melihat kata-kata. Jika kamu melihat Al-Quran dengan pikiranmu, kamu akan melihat pengetahuan. Jika kamu melihat Al-Quran dengan hatimu, kamu akan melihat cinta. Jika kamu melihat Al-Quran dengan ruhmu, maka kamu akan melihat Tuhan". Jika kamu tidak membuka Al-Quran, kamu tidak melihat semuanya.

Jadi penting sekali membuka dan membaca Al-Quran, makanya di Masjid Kampus 2 UMI dan Masjid Menara UMI, selalu dilaksanakan tadarrus Al-Quran, minimal 2 kali seminggu.



Ada juga qoute yang lain: "Jika kamu melihat pasanganmu dengan mata kepalamu, kamu akan melihat keindahan jasmaninya, jika kamu melihat pasangan dengan pikiran dan rasa, maka kamu akan melihat seberapa besar perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukannya untukmu. Jika kamu melihat pasangan dengan hati, akan muncul cinta yang mendalam. Serta jika kamu melihat pasanganmu dengan ruhmu, maka kamu akan mengenal Allah sebagai pencipta yang Maha Sempurna.

Ada ulama yang mengatakan "Rahasia suami itu, ada di matanya, suami suka melihat pemandangan yang indah. Ini wajar, karena Allah sendiri menyebut dirinya indah; Innallaaha Jamiyl Wayuhibbul jamal. (Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai yang indah-indah).

Jadi jika istri berdandan, dan biasanya lama, kalau niatnya untuk menyenangkan hati suaminya, insyaa Allah berpahala. Apalagi jika dandanannya bukan hanya saat mau ke kondangan saja, tetapi setiap hari istri kelihatan menyenangkan, maka suami pasti betah berlama-lama di rumah. Sebaliknya, jika mata suami "kabur", karena pemandangan di rumah kurang menyenangkan, apalagi kalau sudah banyak mengomel juga, seperti ceritanya Ustaz Das'ad Latif, istri cerewet yang jatuh ke Sumur tua, Jin penjaga sumur saja yang sudah 400 tahun tinggal di sana, lari keluar dari sumur gara-gara tidak tahan dengan omelan ibu yang jatuh itu. Karena itu istri, jangan salahkan suami, jika keluar rumah terus dengan beragam alasan, rapatlah, urusan kantorlah, dst.



Jadi menurut ulama, resepnya suami betah di rumah, sajikanlah pemandangan yang indah di rumah, atau ajaklah suami jalan-jalan melihat pemandangan alam yang indah-indah.

Ada suami yang tanya, kalau istri ustaz? Apa sih rahasianya? Kata ulama, rahasia istri berada di telinganya. Seorang suami yang pandai "memuji" istrinya, tentu sesuai dengan situasi dan kondisinya, pasti akan membahagiakan istrinya. Coba kalau suami memuji masakan istri" ini sayur masyaa Allah enaknya", sepertinya sama dengan di Restoran A. Tapi kalau bisa selidiki dulu, jangan sampai memang sayur itu diorder dari restoran, karena istri tidak sempat masak. Karena itu panggillah istri dengan sebutan yang enak didengar.

Makanya seorang kakek sangat disayang oleh istrinya, karena setiap dia panggil istrinya, selalu dengan kata-kata manis, "sayang bikin teh, ini ada tamu anak muda", setelah datang tehnya, "terima kasih honey" pujinya. Sang pemuda heran dan kagum, "luar biasa, kakek, sampai tua sayang terus istrinya", ungkap sang pemuda. Apa jawab sang kakek, "iya karena saya sudah lupa siapa nama aslinya". Seperti Rasulullah Saw, memanggil istrinya Aisyah RA dengan panggilan ya Humairah/ wahai yang kemerah-merahan pipinya.


Selanjutnya ada quote para Sufi "Man Arafa Nafsahu Faqad arafa rabbahu", siapa yang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya. Makanya, mari lihat pasangan dengan hati dan ruh, sehingga muncul rasa cinta dan semakin dekat dengan Allah SWT. Sebagaimana Al Quran mengajarkan untuk berpuasa: La'allakum Tattaquun. Semoga kita memperoleh derajat Taqwa. Di ayat ini disebut la'alla, kata laalla dalam Bahasa Arab, berarti barangkali, konon, jangan-jangan, boleh jadi, boleh juga, kalau-kalau, mudah-mudahan, kali, kiranya, kira-kira, gerangan. Boleh jadi ada. Jadi tidak dijamin puasa kita, langsung dapat derajat takwa. Bisa jadi bertakwa, bisa jadi tidak bertakwa. Rasulullah bersabda Kam min syaaimen, laiysa lahu min shiyaamihi illal juu'i wal atasy. Betapa banyak orang berpuasa, tidak memperoleh apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga. Mengapa? Karena ia berpuasa tetapi ia juga suka berdusta, suka memfitnah, ghibah dan bahkan bermaksiat.

Semoga kita betul-betul mampu mengamalkan isi kandungan Al-Qur'an, menjaga puasa kita dengan baik dan meraih derajat takwa. Karena jika kita bertakwa, maka semua masalah akan diselesaikan "Waman Yattaqillaaha Yaj'allahu Makhraja", siapa yang bertaqwa, maka semua masalahnya pasti dibukakan jalan keluar.

Imam Asy-Syafi'i menjelaskan, "Barang siapa yang belajar Al-Qur'an, maka harganya tinggi. Barang siapa yang belajar fikih, maka kualitasnya mulia. Barang siapa yang menulis hadis, maka argumentasinya kuat. Barang siapa yang belajar matematika, maka pendapatnya melimpah. Barang siapa yang belajar bahasa, maka lembut karakternya. Barang siapa yang tidak menjaga dirinya, maka ilmunya tidak bermanfaat."

Wallahu a'lam bis sawab
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru