Ciptakan Ikon Wisata Kuliner, Legislator Dorong Penataan Pasar Cidu

Selasa, 22 Jul 2025 19:30
Ciptakan Ikon Wisata Kuliner, Legislator Dorong Penataan Pasar Cidu
Anggota DPRD Kota Makassar, Ray Suryadi Arsyad saat ditemui wartawan di Kantor DPRD Kota Makassar, Selasa (22/7/2025). Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Pasar Cidu yang berada di utara Kota Makassar diyakini bisa menjadi ikon wisata kuliner. Syaratnya, pemerintah harus melakukan intervensi, tetapi tidak merugikan pedagang di sana.

Optimisme ini keluar dari mulut anggota DPRD Kota Makassar, Ray Suryadi Arsyad. Menurut Ray, Pasar Cidu lahir dari kreativitas masyarakat sekitar, mengolah makanan dan menjajakannya kepada pengunjung.

"Kuliner Pasar Cidu merupakan fenomena dan kreativitas yang muncul dari masyarakat di wilayah yang bermukim di Kecamatan Ujung Tanah. Membuat makanan untuk bisa menjadi bagus untuk dikerjakan dan dijual," ucap Ray, kemarin.

Saat ini, Pasar Cidu sudah terkenal sebagai "Surga Street Food". Menurut Ray, pengunjung di pasar tersebut bukan hanya masyarakat sekitar, bahkan mancanegara.

"Sudah banyak orang datang ke sana, bahkan orang-orang di luar kota, bahkan ada beberapa turis mancanegara datang ke sana," klaim Legislator Demokrat ini.

Dengan kondisi terebut, maka kata Ray, yang dibutuhkan hanya sedikit sentuhan dan intervensi pemerintah. Tak perlu sampai merelokasi pedagang yang sekian tahun mencari rejeki di sana.

Intervensi itu bisa berupa pemberian bantuan tempat jualan yang lebih bagus, bersifat portable seperti meja-meja dan gerobak. Fasilitas itu akan membuat tampilan lebih menarik dan bisa jadi magnet pengunjung. Intervensi lain, mengupayakan hadirnya ruang parkir.

"Pemerintah boleh berikan masyarakat kita kesempatan bisa berdagang di sana. Tidak boleh sertamerta mau membongkar, yang penting tidak membangun secara permanen," sebut Ray.

"Dan juga kalau pemerintah bisa sadar cepat, di situ kita ambil alih itu pengelolaan di sana menjadi lebih bagus, lebih banyak lampu-lampunya ada toilet toilet portable-nya dan semacamnya itu kan bisa dilakukan," katanya.

Sekretaris Komisi C DPRD Kota Makassar itu menilai Pemerintah Kota Makassar masih belum melihat potensi dari Pasar Cidu. Padahal, jika dimaksimalkan, Pasar Cidu bisa menjadi ikon wisata kuliner.

"Pasar Cidu unik dan fenomenal, sayangnya pemerintah tidak melihat itu sebagai sebuah peluang. Tentu saja keterlibatan seluruh pemerintah baik dari sisi keamanannya dari sisi kebersihannya tata ruangnya," ujar Ray.

Politisi Partai Demokrat ini mengambil contoh Pasar Alor, Bukit Bintang, Malaysia. Ia mengatakan bahwa keterlibatan pemerintah setempat membuktikan bahwa penataan teratur bisa mendongkrak perekonomian dan jumlah wisatawan dari negara lain.

"Pasar Alor awalnya itu jalan biasa komersil namun, kemudian karena banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh para pihak pengusaha kecil menengah ini kemudian menarik wisatawan untuk datang. Nah, karena dianggap tidak menjadi sebuah jalan utama, maka jalan itu ditutup di beberapa waktu yang telah ditetapkan waktu siang sore sampai jam 03.00 subuh. Mereka tutup itu karena memang manfaatnya lebih besar," ia menjelaskan.

Legislator Daerah Pemilihan II Kota Makassar juga menyoroti risiko pungutan liar (pungli) di Pasar Cidu. Ia mengaku bahwa telah mengajak para pedagang untuk menyampaikan keluhan mereka ke pemerintah terkait pungli yang dilakukan oknum tertentu.

"Pungli itu tetap salah, harusnya pemerintah itu hadir di situ untuk menuntas pungli ini namun memberikan fasilitas yang menjadi kebutuhan mereka, mulai lahan parkirnya, pengolahan sampahnya, kemudian ada beberapa fasilitas umum lainnya yang menjadi fasilitas masyarakat tidak boleh hilang," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Makassar melalui Perumda Pasar Makassar Raya berencana melakukan penataan Pasar Cidu. Hal ini menyusul kerapnya terjadi kemacetan di lokasi tersebut.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru