Cuaca Ekstrem, Pelajar di Makassar Belajar Daring

Gusti Ridani
Senin, 13 Feb 2023 15:34
Cuaca Ekstrem, Pelajar di Makassar Belajar Daring
Seorang anak berstatus pelajar tampak belajar daring. Kebijakan belajar daring kini diterapkan di Makassar menyikapi cuaca ekstrem. Foto/Muchtamir
Comment
Share
MAKASSAR - Menindaklanjuti peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut wilayah Makassar berpotensi hujan lebat dan angin kencang hingga 16 Februari mendatang. Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, mengintruksikan pembelajaran untuk siswa atau pelajar di Makassar dialihkan ke dalam jaringan (daring).

"Kontak orang tua masing-masing segera, pulangkan anak-anak sekolah. Lanjutkan dengan sekolah Daring sampai cuaca kondusif" ujar Danny-sapaan akrabnya, Senin (13/2/23).



Sementara itu, Sekretaris Pendidikan Aminuddin Taware, mengatakan menyetujui langkah tersebut. Sebab, mengingat keselamatan menjadi poin utama dalam proses belajar mengajar.

"Karena memang cuaca lagi ekstrim sekarang. Tentu kita dahulukan keselamatan anak-anak. Itu yang kebih utama," ungkapnya.

Ia menyebutkan sejak pagi tadi pihaknya telah mengintruksikan kepada tiap kepala sekolah di Makassar agar memulangkan peserta didiknya. Terutama bagi siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Sesuai dengan intruksi Wali Kota, silahkan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan konsep Daring. Sehingga anak-anak tetap belajar," kata Aminuddin.

Jika merujuk peringatan BMKG, kata dia, pembelajaran daring akan dilakukan hingga 16 Februari mendatang. Demikian pula intruksi Wali Kota yang meminta mengikuti petunjuk BMKG.

"Tentunya kita ikut arahan BMKG, kan dia ini yang paham yah, lebih tahu kondisi seperti ini," imbuhnya.

Adapun Plh Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Kamal, mengatakan monitoring dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan.

Terpantau adanya tekanan rendah (Low Pressure Area) di wilayah Australia bagian utara yang menginduksi peningkatan kecepatan angin dan membentuk daerah konvergensi. Madden Julian Oscillation (MJO) disebut berada pada kuadran 4 (Maritime Continent) yang berkontribusi terhadap proses pembentukan lawan hujan.

MJO pada umumnya merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.

Kamal mengatakan model cuaca menunjukkan kelembapan udara lapisan atas hingga ketinggian 700 mb dalam kondisi basah (70 - 90 persen).



Ia mengharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Dampak tersebut antara lain genangan arau banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan dan pelayaran.

"Masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik" ungkapnya.
(RPL)
Berita Terkait
Berita Terbaru