Inovasi PT Vale Tekan Penggunaan Energi Fosil Dukung Misi Dekarbonisasi Pemerintah

Jum'at, 30 Agu 2024 13:32
Inovasi PT Vale Tekan Penggunaan Energi Fosil Dukung Misi Dekarbonisasi Pemerintah
Dalam upaya memerangi perubahan iklim global, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060. Foto/Dok PT Vale
Comment
Share
JAKARTA - Dalam upaya memerangi perubahan iklim global, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060. Target ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan di seluruh sektor ekonomi.

Sbagai respons terhadap tantangan ini, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2050. Perusahaan ini menargetkan pengurangan emisi karbon secara keseluruhan sebesar 33% pada 2030, serta pengurangan emisi karbon sebesar 20% khusus untuk sektor pertambangan pada 2025.

Untuk mendukung komitmen tersebut, PT Vale telah meluncurkan berbagai inisiatif ramah lingkungan. Salah satu langkah konkret adalah pemanfaatan energi bersih dalam operasional pabrik. Saat ini, pabrik pengolahan nikel PT Vale didukung oleh energi bersih dari tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe, dengan total kapasitas 365 ribu megawatt per tahun.

"Kami memiliki tiga PLTA yang mendukung operasi pabrik kami dengan energi bersih, yang mengurangi ketergantungan kami pada energi fosil dan menurunkan jejak karbon kami secara signifikan,” ujar Bernardus Irmanto, Chief of Sustainability and Corporate Affair PT Vale, dalam sesi The Leaders Roundtable on Industrial Decarbonization yang merupakan bagian dari pre-event International Sustainability Forum (ISF) 2024, Kamis (29/8/2024).

Inisiatif ini bukanlah hal baru bagi PT Vale. Sejak 1978, perusahaan telah mengoperasikan PLTA Larona sebagai bagian dari komitmennya terhadap industri berkelanjutan.

Selain itu, PT Vale juga telah mengadopsi kendaraan listrik untuk operasional pertambangan dan memanfaatkan boiler listrik guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti Marine Fuel Oil (MFO) dan diesel. Dengan pengoperasian boiler listrik berbasis energi terbarukan, PT Vale menjadi perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang melakukannya, mengurangi konsumsi MFO dan diesel.

Namun, Bernardus Irmanto mengakui bahwa perjalanan menuju dekarbonisasi tidaklah mudah. “Ini adalah sebuah tantangan, tidak semudah yang dibayangkan,” ujarnya dalam sesi Leaders Roundtable yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Muhammad Rachmat Kaimuddin, membuka acara tersebut dengan menekankan pentingnya kerjasama berbagai pihak dalam menghadapi perubahan iklim ekstrem.

“Kami mencoba menyeimbangkan antara upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dengan upaya dekarbonisasi serta pemanfaatan energi terbarukan,” ungkap Rachmat, yang juga merupakan Presiden Komisaris PT Vale Indonesia.

Rachmat menggarisbawahi bahwa perjalanan transisi energi di Indonesia masih panjang, dengan 86% energi industri masih bergantung pada bahan bakar fosil hingga 2023. Dukungan terhadap inovasi dalam transisi energi sangat penting untuk mencapai target nasional.

Dengan partisipasi PT Vale dalam International Sustainability Forum 2024 pada 5-6 September 2024, perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memimpin perubahan dalam industri pertambangan menuju keberlanjutan. Forum ini akan menjadi platform penting bagi berbagai pemangku kepentingan—termasuk pemerintah, lembaga internasional, dan pelaku industri—untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam menciptakan solusi inovatif untuk tantangan dekarbonisasi.

Keberhasilan inisiatif ini akan bergantung pada kerja sama dan inovasi yang berkelanjutan, dengan harapan membangun masa depan yang lebih hijau dan lebih bersih untuk generasi mendatang.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru