SPJM Lanjutkan Rehabilitasi Mangrove, Dukung Green Port Berkelanjutan

Tri Yari Kurniawan
Senin, 18 Nov 2024 16:45
SPJM Lanjutkan Rehabilitasi Mangrove, Dukung Green Port Berkelanjutan
Tahun ini, SPJM menanam 30.000 bibit mangrove di lahan seluas 5 hektare di Desa Borimasunggu, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Foto/Dok SPJM
Comment
Share
MAROS - PT Pelindo Jasa Maritim (Subholding PT Pelabuhan Indonesia) melaksanakan rehabilitasi mangrove sebagai bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) 2024.

Tahun ini, perusahaan menanam 30.000 bibit mangrove di lahan seluas 5 hektare di Desa Borimasunggu, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pola tanam rumpun berjarak, melibatkan partisipasi aktif kelompok masyarakat setempat.

Target rehabilitasi mangrove perusahaan mencakup penanaman di lahan seluas 12,5 hektare. Pada 2023, penanaman dilakukan di area seluas 3 hektare, sementara tahun ini dilanjutkan di 5 hektare, dan pada 2025 mendatang direncanakan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Jasa Maritim, Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar, mengungkapkan kegiatan rehabilitasi mangrove tahun 2024 ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk mendukung program Green Port dan Proper Lingkungan.

"Untuk efektivitasnya, kami juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk membantu memonitor dan menjaga keberlanjutan mangrove yang telah ditanam," kata dia.

Patrick menambahkan, pelaksanaan program ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai instansi terkait, seperti Kemenkomarves, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, serta BPDASS Jeneberang Saddang, yang memberikan dukungan teknis dalam rancangan penanaman mangrove.

Penanaman mangrove di Desa Borimasunggu bertujuan untuk memperbaiki kondisi pesisir yang rentan terhadap erosi dan abrasi. Selain itu, mangrove juga berperan penting dalam menjaga kualitas lingkungan pesisir dan laut, serta mendukung kelangsungan hidup biota laut. Keberadaan mangrove juga berfungsi sebagai penyerap karbon yang efektif dalam mengurangi dampak perubahan iklim global.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah pesisir lainnya di Sulawesi Selatan dan mendorong masyarakat untuk aktif dalam menjaga serta melestarikan lingkungan mereka.

Melalui kegiatan ini, Desa Borimasunggu diharapkan menjadi model keberhasilan konservasi lingkungan dan menginspirasi lebih banyak desa pesisir untuk melakukan hal serupa.

Ke depan, program ini akan terus dipantau dan dikembangkan melalui kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait untuk memastikan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru