Driver Taksi Online Sulsel Keluhkan Penurunan Order Usai Tarif Baru Diterapkan
Rabu, 12 Feb 2025 16:46

Tarif baru taksi online merujuk Keputusan Gubernur Sulsel disinyalir membuat sejumlah driver mengalami penurunan order. Regulasi itu juga belum diterapkan semua aplikator. Foto/Ilustrasi/Istimewa
MAKASSAR - Sejumlah driver taksi online di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan penurunan pesanan alias order.
Hal itu disinyalir dampak dari penerapan tarif baru untuk taksi online, yang diatur lewat Keputusan Gubernur Sulsel Nomor 2559/XII/Tahun 2022. Tarif baru itu telah diterapkan perusahaan aplikator ride-hailing, meski belum semuanya.
Salah seorang driver taksi online, Yudi, mengatakan bahwa sejak tarif baru diterapkan, orderan yang diterimanya semakin sepi.
"Nda bunyi mi Hape ku dari pagi. Biasanya sudah tat tet tat tet orderan," ujar Yudi di Makassar, Rabu (12/2/2025).
Yudi, yang turut serta dalam aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sulsel pada 11 Februari lalu, menyebutkan bahwa meski kenaikan tarif hanya sebesar Rp1.000 hingga Rp2.000, namun dampaknya terasa besar bagi pelanggan.
“Ah ini padahal cuma naik sedikit langsung berimbas menjadi sepi dan pindah ke aplikator lain yang belum menerapkan tarif,” keluh Yudi.
Ia menaruh asa agar pemerintah bertindak adil dalam implementasi aturan tersebut. Pemerintah harus dapat mengatur aplikator taksi online lainnya yang belum mengikuti penyesuaian tarif. Dengan begitu, tercipta persaingan yang sehat.
"Penyesuaian tarif ini harus serentak, kalau tidak aplikator yang sudah menyesuaikan tarif akan rugi," ujar dia.
Driver lainnya, Anton, juga mengeluhkan penurunan orderan yang signifikan sejak tarif layanan ekonomis dinaikkan. Anton menjelaskan masyarakat Makassar sangat bergantung pada layanan ekonomis, seperti karyawan mal atau ibu rumah tangga yang pergi ke papasar
"Orderan makin berkurang. Ini coba dipaksakan tarif baru, sedikit mi yang pesan karena mahal," ungkapnya.
Anton menjadi driver taksol di Makassar sejak pandemi. Saat itu menjadi driver taksi online merupakan satu-satunya pilihan setelah “dirumahkan” karena ekonomi perusahaan tidak mampu membayar upah karyawannya.
Hampir 5 tahun Anton menjadi driver taksi online berlabel hijau dan telah menjadikan pekerjaan utamanya sampai nanti mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya. Pekerjaan menjadi driver taksi online ini cukup membantu kebutuhan keluarganya dan perlahan membantunya bangkit dari keterpurukan.
Sementara itu, Gita, driver taksi online kuning, juga mengatakan dirinya tidak tahu kalau ada penyesuaian tarif. Namun, dia merasakan adalah banyak orderan sepekan ini. Apakah karena musim hujan yang melanda Makassar saat ini atau anomali yang kadang dirasakan saat liburan akhir tahun.
Bagi Gita, ia tidak masalah soal penyesuaian tarif dan akan mengikuti aturan yang berlaku di masing-masing perusahaan.
“Kita tak tahu soal perubahan tarif ini. Karena saya hanya fokus bekerja, tidak ikut-ikutan demo. Sudah ada rezeki yang atur masing-masing. Kita hargai yang mau demo silahkan yang mau bekerja juga bisa,” ujar Gita.
Hal itu disinyalir dampak dari penerapan tarif baru untuk taksi online, yang diatur lewat Keputusan Gubernur Sulsel Nomor 2559/XII/Tahun 2022. Tarif baru itu telah diterapkan perusahaan aplikator ride-hailing, meski belum semuanya.
Salah seorang driver taksi online, Yudi, mengatakan bahwa sejak tarif baru diterapkan, orderan yang diterimanya semakin sepi.
"Nda bunyi mi Hape ku dari pagi. Biasanya sudah tat tet tat tet orderan," ujar Yudi di Makassar, Rabu (12/2/2025).
Yudi, yang turut serta dalam aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sulsel pada 11 Februari lalu, menyebutkan bahwa meski kenaikan tarif hanya sebesar Rp1.000 hingga Rp2.000, namun dampaknya terasa besar bagi pelanggan.
“Ah ini padahal cuma naik sedikit langsung berimbas menjadi sepi dan pindah ke aplikator lain yang belum menerapkan tarif,” keluh Yudi.
Ia menaruh asa agar pemerintah bertindak adil dalam implementasi aturan tersebut. Pemerintah harus dapat mengatur aplikator taksi online lainnya yang belum mengikuti penyesuaian tarif. Dengan begitu, tercipta persaingan yang sehat.
"Penyesuaian tarif ini harus serentak, kalau tidak aplikator yang sudah menyesuaikan tarif akan rugi," ujar dia.
Driver lainnya, Anton, juga mengeluhkan penurunan orderan yang signifikan sejak tarif layanan ekonomis dinaikkan. Anton menjelaskan masyarakat Makassar sangat bergantung pada layanan ekonomis, seperti karyawan mal atau ibu rumah tangga yang pergi ke papasar
"Orderan makin berkurang. Ini coba dipaksakan tarif baru, sedikit mi yang pesan karena mahal," ungkapnya.
Anton menjadi driver taksol di Makassar sejak pandemi. Saat itu menjadi driver taksi online merupakan satu-satunya pilihan setelah “dirumahkan” karena ekonomi perusahaan tidak mampu membayar upah karyawannya.
Hampir 5 tahun Anton menjadi driver taksi online berlabel hijau dan telah menjadikan pekerjaan utamanya sampai nanti mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya. Pekerjaan menjadi driver taksi online ini cukup membantu kebutuhan keluarganya dan perlahan membantunya bangkit dari keterpurukan.
Sementara itu, Gita, driver taksi online kuning, juga mengatakan dirinya tidak tahu kalau ada penyesuaian tarif. Namun, dia merasakan adalah banyak orderan sepekan ini. Apakah karena musim hujan yang melanda Makassar saat ini atau anomali yang kadang dirasakan saat liburan akhir tahun.
Bagi Gita, ia tidak masalah soal penyesuaian tarif dan akan mengikuti aturan yang berlaku di masing-masing perusahaan.
“Kita tak tahu soal perubahan tarif ini. Karena saya hanya fokus bekerja, tidak ikut-ikutan demo. Sudah ada rezeki yang atur masing-masing. Kita hargai yang mau demo silahkan yang mau bekerja juga bisa,” ujar Gita.
(TRI)
Berita Terkait

News
SPJM Gelar Edukasi Safety Riding & Servis Motor Gratis untuk Ojol
SPJM bersama entitas Pelindo Grup wilayah Makassar mengadakan kegiatan Edukasi Safety Riding dan Servis Motor Gratis bagi pengendara ojek online (ojol).
Selasa, 12 Agu 2025 14:25

News
Ratusan Ojol Makassar, Gowa dan Maros Tolak Potongan 10 Persen
Setelah aksi 177 yang dilakukan di Monas mulai muncul banyak komunitas ojol lainnya yang berani menyuarakan bahwa mereka tidak sepakat dengan opini yang beredar selama ini yaitu komisi harus turun dari 20% menjadi 10%.
Senin, 21 Jul 2025 15:11

News
Apresiasi Aksi Ojol, Modantara Bagian Penting Msyarakat Modern
Asosiasi Mobilitas dan Pengantaran Digital (Modantara) mengapresiasi aksi penyampaian pendapat yang dilakukan oleh sejumlah mitra pengemudi. Aksi hari ini sekaligus menjadi pengingat bahwa sektor mobilitas dan pengantaran digital adalah bagian vital dari kehidupan masyarakat modern.
Sabtu, 24 Mei 2025 11:44

News
Kementerian UMKM Berkomitmen Pererat Kemitraan Pengemudi dan Aplikator Ojek Online
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan komitmen Kementerian UMKM, untuk menciptakan ekosistem kemitraan yang kondusif antara pengemudi ojek online, aplikator, dan merchant UMKM.
Jum'at, 23 Mei 2025 14:56

News
PLN Sosialisasi Digitalisasi Layanan & Promo Tambah Daya ke Pengemudi Mobil Online
Salah satu langkah nyata yang diambil adalah kegiatan sosialisasi digitalisasi layanan, khususnya aplikasi PLN Mobile kepada komunitas Pengemudi Mobil Online.
Kamis, 22 Mei 2025 16:52
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Tak Ingin Warga Terbebani, Bupati Bantaeng Uji Nurdin Pastikan PBB Tetap Sama
2

Angka dan Tanah di Seputaran Bulan Kemerdekaan
3

Koalisi Merah Putih Unjuk Rasa Soroti Buruknya Kualitas Irigasi Kelara-Kareloe
4

Masih Berproses Hukum, PN Pangkajene Diminta Tunda Eksekusi Lahan di Sibatua
5

Kakanwil Kemenkum Sulsel Lantik 11 PPNS, Utamakan Kepentingan Masyarakat
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Tak Ingin Warga Terbebani, Bupati Bantaeng Uji Nurdin Pastikan PBB Tetap Sama
2

Angka dan Tanah di Seputaran Bulan Kemerdekaan
3

Koalisi Merah Putih Unjuk Rasa Soroti Buruknya Kualitas Irigasi Kelara-Kareloe
4

Masih Berproses Hukum, PN Pangkajene Diminta Tunda Eksekusi Lahan di Sibatua
5

Kakanwil Kemenkum Sulsel Lantik 11 PPNS, Utamakan Kepentingan Masyarakat