Kanwil Kemenkum Sulsel Ikuti Forum National Networking Forum 2025
Selasa, 03 Jun 2025 19:47

Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Selatan turut berpartisipasi dalam National Networking Forum 2025 yang digelar di Hotel Morazen Surabaya, Selasa-Rabu (3-4 Juni 2025). Foto: Istimewa
MAKASSAR - Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Selatan turut berpartisipasi dalam National Networking Forum 2025 yang digelar di Hotel Morazen Surabaya, Selasa-Rabu (3-4 Juni 2025). Forum bertema "Menjembatani Kesenjangan Keadilan" ini diinisiasi oleh International Bridges to Justice (IBJ), LBH Apik Jakarta, dan LBH Apik Makassar.
Kegiatan yang berlangsung di Jalan Kayoon No. 4-10 Embong Kaliasin ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari aparat penegak hukum, organisasi masyarakat sipil, hingga dinas terkait. Tujuannya adalah mengidentifikasi solusi bersama untuk memperbaiki penegakan hukum dan perlindungan hak perempuan yang berhadapan dengan hukum.
Direktur LBH Apik Jakarta Uli Pangaribuan dalam pembukaan forum menyoroti permasalahan mendasar yang masih dihadapi perempuan di Indonesia. "Kesenjangan akses keadilan bagi perempuan yang berhadapan dengan hukum masih menjadi tantangan serius dalam sistem hukum kita," ungkapnya.
Menurutnya, tidak semua perempuan mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum. Berbagai faktor menjadi penghalang, seperti keterbatasan pemahaman hukum, masalah sosial-psikologis, stigma yang masih mengakar kuat, hingga minimnya akses terhadap bantuan hukum yang berpihak dan sensitif terhadap perempuan.
"Kolaborasi ini bukan hanya mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, tetapi juga memperkuat komitmen bersama dalam memperjuangkan akses keadilan yang lebih setara dan berpihak bagi perempuan berhadapan dengan hukum," tambah Uli.
Brigjen Pol (Purn) Desy Andrian, Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA yang menjadi keynote speaker, memberikan apresiasi tinggi kepada penyelenggara forum.
"Forum ini sangat penting sebagai wujud nyata komitmen bersama dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya yang berhadapan dengan hukum. Ini sejalan dengan amanah perlindungan perempuan dan anak dalam visi misi Presiden dan Wakil Presiden pada program nasional Astacita yang keempat," jelasnya.
Desy menekankan bahwa hingga saat ini, perempuan yang terlibat dalam proses hukum—baik sebagai korban, saksi, maupun pelaku—masih menghadapi tantangan berat. "Ketidaksetaraan, diskriminasi, hingga perlakuan tidak adil masih sering mewarnai perjalanan hukum yang mereka alami," ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Selatan Andi Basmal menjelaskan partisipasi institusinya dalam forum tersebut. Pihaknya menugaskan penyuluh hukum Puguh Wiyono untuk hadir mewakili Kemenkum Sulsel.
"Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Hukum dalam memperjuangkan akses keadilan yang lebih setara dan berpihak bagi perempuan berhadapan dengan hukum," tegas Andi Basmal.
Forum yang dibuka oleh Uli Pangaribuan (Direktur LBH Apik Jakarta), Karen Tse (CEO dan Pendiri IBJ), dan Olivia Frank (Delegasi Uni Eropa) ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk memperbaiki sistem perlindungan hak perempuan dalam proses hukum di Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di Jalan Kayoon No. 4-10 Embong Kaliasin ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari aparat penegak hukum, organisasi masyarakat sipil, hingga dinas terkait. Tujuannya adalah mengidentifikasi solusi bersama untuk memperbaiki penegakan hukum dan perlindungan hak perempuan yang berhadapan dengan hukum.
Direktur LBH Apik Jakarta Uli Pangaribuan dalam pembukaan forum menyoroti permasalahan mendasar yang masih dihadapi perempuan di Indonesia. "Kesenjangan akses keadilan bagi perempuan yang berhadapan dengan hukum masih menjadi tantangan serius dalam sistem hukum kita," ungkapnya.
Menurutnya, tidak semua perempuan mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum. Berbagai faktor menjadi penghalang, seperti keterbatasan pemahaman hukum, masalah sosial-psikologis, stigma yang masih mengakar kuat, hingga minimnya akses terhadap bantuan hukum yang berpihak dan sensitif terhadap perempuan.
"Kolaborasi ini bukan hanya mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, tetapi juga memperkuat komitmen bersama dalam memperjuangkan akses keadilan yang lebih setara dan berpihak bagi perempuan berhadapan dengan hukum," tambah Uli.
Brigjen Pol (Purn) Desy Andrian, Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA yang menjadi keynote speaker, memberikan apresiasi tinggi kepada penyelenggara forum.
"Forum ini sangat penting sebagai wujud nyata komitmen bersama dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya yang berhadapan dengan hukum. Ini sejalan dengan amanah perlindungan perempuan dan anak dalam visi misi Presiden dan Wakil Presiden pada program nasional Astacita yang keempat," jelasnya.
Desy menekankan bahwa hingga saat ini, perempuan yang terlibat dalam proses hukum—baik sebagai korban, saksi, maupun pelaku—masih menghadapi tantangan berat. "Ketidaksetaraan, diskriminasi, hingga perlakuan tidak adil masih sering mewarnai perjalanan hukum yang mereka alami," ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Selatan Andi Basmal menjelaskan partisipasi institusinya dalam forum tersebut. Pihaknya menugaskan penyuluh hukum Puguh Wiyono untuk hadir mewakili Kemenkum Sulsel.
"Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Hukum dalam memperjuangkan akses keadilan yang lebih setara dan berpihak bagi perempuan berhadapan dengan hukum," tegas Andi Basmal.
Forum yang dibuka oleh Uli Pangaribuan (Direktur LBH Apik Jakarta), Karen Tse (CEO dan Pendiri IBJ), dan Olivia Frank (Delegasi Uni Eropa) ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk memperbaiki sistem perlindungan hak perempuan dalam proses hukum di Indonesia.
(GUS)
Berita Terkait

News
Monitoring Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih di Enrekang dan Sidrap
Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kemenkum) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mengawal percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) di dua kabupaten, yakni Enrekang dan Sidrap.
Kamis, 05 Jun 2025 14:10

News
Benteng Rotterdam dan Anjungan Pantai Losari Resmi Jadi Kawasan Berbasis KI
Dua destinasi wisata ikonik Kota Makassar, Yakni Fort Rotterdam dan Anjungan Pantai Losari, resmi ditetapkan sebagai Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual Kategori Karya Cipta.
Rabu, 04 Jun 2025 23:06

News
Andi Basmal Sambut 27 CPNS Baru Kemenkum Sulsel, Begini Pesannya
Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Selatan (Kanwil Kemenkum Sulsel) resmi menyambut 27 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) baru dalam acara Orientasi dan Pembekalan CPNS Tahun Anggaran 2024.
Senin, 02 Jun 2025 22:07

News
863 CPNS Kemenkum RI Ikuti Orientasi Secara Serentak
Sebanyak 863 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum RI mengawali masa orientasi mereka, Senin (2/6/2025). Kegiatan yang dipusatkan dari Jakarta
Senin, 02 Jun 2025 16:06

News
567 Koperasi Merah Putih Resmi Berdiri di Sulsel, Target 3.059 Terus Dikejar
Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Selatan (Kanwil Kemenkum Sulsel) terus Bergerak cepat dalam pembentukan koperasi merah putih. Sebanyak 567 Surat Keputusan (SK) pengesahan telah diterbitkan
Sabtu, 31 Mei 2025 19:17
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

4 Bulan Jabat Bupati, Andi Rosman Bawa Pemkab Wajo Raih WTP
2

KPU Makassar Serahkan Nama Calon PAW Ruslan Mahmud ke DPRD
3

Tana Toraja Half Marathon 2025 Dorong Peningkatan Kunjungan Wisata
4

Pemkot Makassar - Pelindo Siap Bersinergi Ciptakan Pelabuhan yang Tertata & Representatif
5

Benteng Rotterdam dan Anjungan Pantai Losari Resmi Jadi Kawasan Berbasis KI
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

4 Bulan Jabat Bupati, Andi Rosman Bawa Pemkab Wajo Raih WTP
2

KPU Makassar Serahkan Nama Calon PAW Ruslan Mahmud ke DPRD
3

Tana Toraja Half Marathon 2025 Dorong Peningkatan Kunjungan Wisata
4

Pemkot Makassar - Pelindo Siap Bersinergi Ciptakan Pelabuhan yang Tertata & Representatif
5

Benteng Rotterdam dan Anjungan Pantai Losari Resmi Jadi Kawasan Berbasis KI